《4》

31.2K 7.5K 2.5K
                                    

New Email (2)

Gue punya sesuatu buat lo.

Liat aja sendiri. Barangnya ada di teras.

Jinyoung mengerang kesal. Dia yang baru aja bangun tidur, niatnya pingin mandi langsung nggak jadi pas baca email yang baru aja masuk.

Tapi dia juga penasaran. Barang apa yang dimaksud si pengirim, ya?

Dia menyibak selimutnya ke sembarang arah, lalu beranjak bangun untuk mengecek ke teras rumahnya.

"Eh, nanti kalo gue ditipu gimana? Ah, bodo amat lah," gumamnya.

Pas pintu dibuka, di atas keset ada kotak berwarna hitam. Jinyoung menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan kalau nggak ada orang yang ngawasin dia baru bawa masuk kotaknya.

"Ini apaan, ya? Kok baunya aneh," katanya sambil mengendus-ngendus kotak tersebut.

Karena penasaran, dia membuka tutup kotak itu tanpa berpikir panjang.

Selanjutnya, dia langsung melempar kotak tersebut dengan asal hingga isinya berhamburan keluar.

Jinyoung meneguk salivanya kasar, ketika benda yang keluar dari kotak terlihat jelas.

Sebuah jari entah milik siapa yang disertai darah dan bau busuk yang menyengat membuatnya ingin muntah.

Buru-buru dia mencari kain dan memungut jari tersebut dan memasukkannya ke dalam kotak. Setelah itu, dia pergi ke halaman belakang rumahnya dan melempar asal kotak tersebut ke tempat sampah.

"Gue bener-bener diteror, emangnya gue salah apa sih?"

Jinyoung merinding, dia langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya rapat-rapat.

Di waktu yang sama, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.


From: Private Number

Gimana? Hadiah gue bagus banget, kan? Lo pajang di rumah boleh juga. Tapi lo jahat banget, masa kotaknya dibuang.


"Ini orang kurang kerjaan banget sampe neror gue! Pasti ujung-ujungnya pengen gue mati."

Tok tok tok

"Jinyoung, main yok!"

"Ck, siapa lagi coba?" Decaknya sebal. Dengan gontai dia berjalan ke depan untuk membukakan pintu.

Begitu pintu terbuka, dia melihat Woojin melambaikan tangannya dengan riang sambil tersenyum hingga menunjukkan gingsulnya.

"Eh, rambut lo bikin ngakak."

Jinyoung mendengus. "Lo dateng pagi-pagi kesini, terus ngejek gue? Maunya apa?"

Woojin nyengir. "Gue cuma mau ngajak lo jogging. Lo kan lagi di skors, gue mau nemenin lo. Sekalian bolos, hehe."

"Sorry, gue gak butuh ditemenin."

"Yakin?"

"Iya, udah sana pergi."

"Yang bener?"

"Iya elah."

"Serius."

"Lo mau gue teriakin maling apa gimana?"

Woojin terkekeh. "Padahal niat gue baik loh. Gue mau ngajak lo jogging karena gue tau ada yang mau lo ceritain ke gue."

Jinyoung terdiam. Melihat itu, Woojin menepuk pundaknya hingga membuatnya menoleh.

"Gak usah ragu, gue kan temen lo yang paling baik. Gue bisa jaga rahasia."

Jinyoung menghela nafas lalu mengangguk. Tapi, dia memicingkan matanya ketika tak sengaja melihat sesuatu di tangan Woojin.

"Tangan lo kenapa? Kok berdarah?"






























"Yah, ada yang mau coba halangin gue, nih. Masa gue gak jadi bunuh orang lagi?"

Hyunjin berpikir sejenak, lalu dia menjentikkan jarinya. "Kenapa gak gue bunuh sekalian, ya? Kan seru tuh. Kenapa gue gak sekalian jadi pembunuh bayaran aja, ya? Dapet duit terus jadi kaya."

Hyunjin menggelengkan kepalanya. "Ogah banget, nanti kalo klien gue nipu gue terus ngelaporin gue ke polisi gimana? Ah, mending gue kerja sendiri."

Hyunjin yang udah selesai dari kegiatan mata-matain orang segera pergi karena takut ketahuan.

Awalnya dia mau bunuh orang itu sekarang. Tapi pas lihat ada orang lain di rumah targetnya, dia mengurungkan niatnya.

"Gue harus nyusun rencana, gue gak boleh gagal." Tatapannya berubah tajam. Kedua tangannya terkepal di samping badan.

Sedetik kemudian, dia mengerutkan alisnya bingung. "Kenapa semenjak habis bunuh temen-temen gue, sifat gue jadi aneh gini, ya? Masa gue jadi banyak omong kayak Jisung? Otak gue mulai gak bener nih."

Hyunjin mendadak terkekeh. "Udah gak waras gue nih."

Dia mengacak-ngacak rambutnya asal, sambil menatap sebilah pisau di tangannya.

"Sia-sia gue motong jari orang, ujung-ujungnya juga bakal dibuang," gerutunya kesal sendiri.

Kemudian, dia merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Setelah dapat, dia membuka salah satu aplikasi dan mengirim pesan disana.

"Lo mau tau gue siapa, dah selesai!" Ucapnya lalu menekan tombol kirim.

Hyunjin memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celana. Lalu dia naik ke motornya dan pergi dari sana.















































Tanpa tahu kalau ada yang menatap dirinya penuh kebencian.

"Gue gak bakal biarin lo bunuh temen gue lagi, Jin."












New Cast

Park Woojin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Woojin

[2] E-mail | 00Line ft. 99Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang