《16》

23.2K 6.7K 2.2K
                                    

"Lix, kenapa lo sembunyi? Kenapa nyembunyiin kalo ternyata lo masih hidup?"

"Sebenernya gue ada alesannya, Young. Gue pengen bongkar kedok Hyunjin, tanpa ketahuan sama dia."

"Terus kenapa lo sering nunjukin diri ke gue?"

"Karena gue gak mau lo dibunuh juga sama dia, udah cukup mereka yang meninggal karena Hyunjin."

Jinyoung mengernyit. "Kalo lo belom mati, terus kenapa waktu itu lo bisa ada di kolong kasur gue?"

"Jadi, gue ke rumah lo buat mastiin lo baik-baik aja. Karena, gue sempet liat Hyunjin berdiri di depan rumah lo. Tapi habis itu dia pergi gitu aja. Gue yang ngeliat jendela kamar lo kebuka ya langsung masuk. Pas itu gue belom mau nunjukin diri gue. Makanya gue panik pas lo dateng dan mutusin buat ngumpet di kolong kasur, eh taunya malah ngeliat juga," jelas Felix yang bikin Jinyoung pusing.

"Bentar, jadi selama ini lo bohongin semua orang. Termasuk orang tua lo sendiri?" Tanya Jinyoung dan dibalas anggukan oleh Felix.

"Gila lo, lo udah bikin semua orang kaget dan sekarang lo ada di depan gue, masih hidup," lanjut Jinyoung nggak percaya.

"Gue terpaksa, Young. Gue saksi pembunuhan, gue juga termasuk korban, kalo Hyunjin tau gue masih hidup, dia pasti bakal bunuh gue."

"Terus lo juga disuruh sama dia buat bunuh temen-temen lo itu, kan?"

Felix membulatkan matanya terkejut. "L-lo tau dari mana?"

"Gue sempet nguping pas lo sama Hyunjin lagi ngobrol di sekolah waktu itu. Lo dipaksa Hyunjin buat bantu dia bunuh temen-temen lo, dan kalo lo nolak orang tua lo bakal dibunuh sama dia."

Felix bener-bener nggak percaya. Dia kaget karena Jinyoung tahu semuanya.

"Tapi lo cuma nyerempet Hyunjin biar seolah-olah Hyunjin juga korban, kan? Lo gak bakal ditangkep polisi, tenang aja," ujar Jinyoung santai.

"Tapi Young, gue yang bikin rem motor Kak Chan blong, itu artinya gue udah bunuh dia."

"Enggak, Lix. Itu bukan salah lo, tapi mulai sekarang lo harus hati-hati. Kita gak tau Hyunjin tau kalo lo masih hidup atau enggak."

"Tenang aja, gue bisa sembunyi dengan baik, kok. Buktinya selama ini gak ada yang tau kalo gue masih hidup," ucap Felix sambil menepuk dadanya bangga.

"Ehm, Lix. Gue minta maaf banget, gue mau nanya sesuatu." Jinyoung menatap Felix ragu.

"Lo bukan psikopat juga, kan?"




















































"Maksud semua omongan lo tadi apaan, Hyunjin?"

"G-gue g-gak ngomong apa-apa."

Yeji terkekeh sinis. "Tadi lo ngomong soal temen-temen lo, Hyunjin. Lo juga nyebut bunuh-bunuhan, maksudnya apaan?!" Bentaknya mendesak.

"G-gue cuma kangen mereka, udah itu aja," balas Hyunjin gelagapan.

"Terus maksudnya bunuh temen lo apa?!"

"Kan mereka mati gara-gara dibunuh, dan sampe sekarang pelakunya belom ketemu. Gue cuma mau pelakunya ketangkep," jelas Hyunjin, mencoba tenang dari situasi yang menegangkan itu.

"Gue gak percaya."

"Astaga, terus gue harus jelasin apa lagi? Gue udah ngomong jujur, kok lo gak percaya banget sih sama gue?"

"Ya iyalah, tadi gue denger lo ngomong bunuh mereka. Buat apa gue harus percaya sama omong kosong lo itu!"

"Astaga, itu cuma misalnya, gak beneran. Gue mana mungkin bunuh temen gue sendiri," ujar Hyunjin. Dalam hati dia udah panik kalau Yeji tau yang sebenernya. Nggak mungkin dong kalau dia bunuh Yeji.

Eh, tapi boleh juga.

Dengan begitu kan jadi nggak ada yang tahu soal pembunuhan itu.

Entah kenapa, Hyunjin tiba-tiba menyeringai. "Ji, lo mau gue kasih kejutan, gak?"

Yeji menautkan alisnya bingung. "Kenapa tiba-tiba mau kasih kejutan? Lo gak ngasih yang aneh-aneh, kan?"

Hyunjin terus menyeringai sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Enggak, dijamin lo bakal tenang."

"Ya udah, mana kejutannya? Gue mau balik ke kelas lagi, udah kelamaan izin nih gue," tanya Yeji penasaran.

Hyunjin memegang tangan Yeji, lalu menariknya untuk menjauh dari pintu.

"Serius, Ji. Lo bakal tenang disana."














































































"AAAAA!"

Teriakan histeris sontak terdengar. Murid-murid berlarian menjauh, beberapa ada yang pergi memanggil guru.

Para murid perempuan menatap pemandangan di depannya takut. Beberapa di antaranya ada yang menangis karena terkejut dan nggak percaya.

Karena kejadian yang baru saja terjadi, di saat beberapa murid sedang berolahraga, membuat mereka terkejut luar biasa.

Kenapa?

Karena mereka melihat Yeji jatuh dari rooftoof.

Bunuh diri.





















































Atau mungkin dibunuh?

[2] E-mail | 00Line ft. 99Line ✓Where stories live. Discover now