Birthday Present.

3.8K 668 153
                                    

“Udah UAS hari terakhir, lo udah ada rencana liburan?” Hyejoo bertanya, sembari berjalan beriringan dengan Jeongin di sebelahnya.

Jeongin mengangguk, “Udah. Gue mau ke Amerika.” Balasnya sembari tersenyum meledek ke arah Hyejoo.

“Laaah buset jauh amat, ikut dong gue!” Perempuan berambut hitam itu mengalungkan lengannya pada lengan Jeongin. Mengerucutkan bibirnya lucu, berharap laki-laki di hadapannya itu akan benar-benar membawanya.

“Yee, enak aja. Gak ah.” Balas Jeongin sembari tertawa meledek. Ia diam-diam.melirik Hyunjin yang tengah berjalan menuju perpustakaan dengan seorang wanita di sebelahnya. Yah, untung saja Hyejoo tidak menyadarinya.

Tunggu, ia merasa seperti melupakan sesuatu entah mengapa. Tapi Jeongin tak tahu apa yang sebenarnya ia lupakan.

Hyejoo menarik Jeongin menuju kantin, “Sekarang 8 Februari, kan? Lo ulang tahun ya, sialan! Baru inget gue. Traktir.” Ucapnya sembari duduk di salah satu kursi kantin tersebut lalu menatap Jeongin.

Oh.. Dia baru ingat.

“Hehe, padahal udah seneng gue lo gak inget.” Balas laki-laki itu, namun ia tetap berjalan menuju soto ayam favorit Hyejoo dan memesankan makanan tersebut untuk sahabatnya itu.

Lagi-lagi ia mendapat pemandangan Hyunjin di ujung sana dengan seorang wanita, baru saja keluar dari perpustakaan sembari membawa buku.

Dibawakannya soto tersebut, lalu memberikannya pada Hyejoo. “Lo mau minum apa? Gue mau beli milkshake, lo mau?” Tanyanya.

“Boleh, yang vanilla, ya.”

Jeongin mengangguk, lalu berjalan ke arah penjual milkshake yang tak jauh dari sana. Hyunjin di lorong sana, sedang mengobrol dengan perempuan tadi dan memberikan tumpukan buku tersebut pada perempuan di hadapannya. Ia tertawa pelan, lalu melirik Jeongin yang ada di kantin. Tepat, tatapan mereka bertemu. Namun Hyunjin hanya memberikan wajah datarnya, kembali tersenyum ketika mengobrol dengan perempuan di hadapannya tadi.

Oh, ayolah, apakah waktunya sudah tepat untuk mengatakan bahwa Jeongin cemburu?




•••••





“Gue balik ke asrama dulu, bye, Hyunjin!” Perempuan bernama Hwang Yeji itu melambaikan tangannya ke arah Hyunjin, sepupu yang entah mengapa bisa sangat mirip dengannya.

Sejak mendengar kabar bahwa sepupunya memutuskan pindah ke Universitas yang sama dengannya, sang Paman, Minhyun, menyuruh Hyunjin untuk menjaga perempuan manis yang agak tomboy itu.

Hyunjin mengangguk, lalu melambaikan tangannya balik dan membiarkan Yeji kembali ke asramanya bersama teman satu fakultasnya. Ia melirik jam tangannya, lalu berjalan menuju motornya. Tentu Hyunjin tak lupa, ia sengaja tidak menghampiri Jeongin dan bersikap cuek pada kekasih lucunya itu.

Yah selain karena mereka backstreet, ia juga mau memberikan surprise pada laki-laki lucu itu. Bukan hanya sekedar kue dan lilin tentunya.

Dua tiket pesawat menuju Los Angeles, Amerika Serikat? Check✔

Hyunjin tertawa pelan, padahal yang di awal meminta untuk ke Eropa adalah Jeongin, namun laki-laki itu pula yang membatalkannya dan memilih untuk terbang menuju Amerika. Ia bilang, ia rindu salah satu temannya yang menetap di sana untuk melanjutkan studinya.

Dilihatnya Jeongin di kantin, berusaha berwajah sedatar mungkin agar laki-laki lucu itu kesal dan cemburu. Hyunjin menaiki motornya, mengendarainya menuju asrama demi menyiapkan segalanya.

Hyunjin mematikan lampu kamarnya, dengan sengaja bersembunyi di dalam kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandinya. Di atas nakas sudah terdapat tiket pesawat, dan sebuah kado spesial yang dibelikan lelaki itu pada kekasihnya.

Sepatu yang Jeongin inginkan, berharga nyari lima juta rupiah. Check✔

Setelah mendengar suara pintu dibuka, Hyunjin langsung diam di dalam kamar mandi. Di luar sana, Jeongin mengerinyitkan dahinya. Berjalan ke arah ranjang yang dipenuhi kelopak mawar bertuliskan “Happy Birthday.”

Lampu dinyalakan, Hyunjin keluar dari persembunyiannya lalu memeluk kekasih tsunderenya itu dari belakang. “Selamat ulang tahun, sayang.” Bisiknya sembari mengecup leher seputih susu milik Jeongin.

Yang lebih muda sedikit terkejut, langsung menggenggam jemari Hyunjin yang melingkar pada pinggulnya. Ia masih kesal dengan pria itu, dan Jeongin adalah mantan anak karate. Berhubung Hyunjin sedang tidak fokus, ia menarik lengan yang lebih tua, mendorongnya ke ranjang lalu langsung menindihnya dan duduk di atas pinggang yang lebih tua.

Hyunjin tentu saja terkejut, ia menahan pinggul kekasihnya itu lalu menyangga tubuhnya dengan sikut tangan kanannya. Jeongin mendekatkan wajahnya, menunjukkan wajah marah yang sialnya sangat menggemaskan.

“Perempuan tadi, siapa?” Tanya yang lebih muda, menarik kerah kemeja Hyunjin.

Laki-laki bermarga Hwang itu tertawa, “Ya Tuhan, you are jealous, baby?” Balasnya.

Jeongin menarik lagi kerah Hyunjin agak kuat, membuat yang lebih tua sedikit tercekik. Ganas.

“Iya astaga ampun, itu sepupu saya. Dia dititipin sama Om saya karena pindah ke sini. Santai, saya sama dia udah kaya kembar sejak kecil karena mirip.” Jelas Hyunjin sembari menegakkan tubuhnya, membuat Jeongin menjadi sedikit lebih tinggi di pangkuannya.

Laki-laki yang umurnya baru saja bertambah menghela nafasnya, lalu mencium bibir kekasih bodohnya dengan tiba-tiba.

Duh, Jeongin yang ulang tahun kenapa jadi agresif, ya?

SEE SAW.Where stories live. Discover now