Don't Wanna Go Home.

2.6K 465 52
                                    

Jeongin menutup telponnya tanpa menjawab kalimat dari Ibunya. Hyunjin tak berani menyinggung, ia tahu apa yang sudah dibicarakan oleh Ibu Jeongin. Tentu saja tentang pernikahan anaknya yang entah mengapa menjadi semakin dipercepat. Tampa ragu, Hyunjin meraih jemari Jeongin dan menggenggamnya.

“Gapapa. Aku di sini terus.” Ucap Hyunjin, mencium punggung tangan kekasihnya.

“Aku gak mau pulang.” Balas Jeongin, memeluk Hyunjin erat ketika mobil terparkir tepat di hotel.

Tanpa basa-basi, Hyunjin menggendong Jeongin yang menyender pada bahunya dan menyembunyikan wajahnya. Membawa tubuh ringan itu masuk ke dalam kamar dan menurunkannya di atas ranjang lalu memeluknya erat tanpa berniat berganti pakaian.

“Aku gak mau pulang, Hyunjin..”

Kalimat itu dilontarkan lagi, Hyunjin hanya mengangguk, membiarkan Jeongin terisak di dadanya. Memeluknya erat tanpa berniat melepaskannya.

“Pokoknya gak mau gak mau gak mau.” Ulangnya terus, berkali-kali.

Karena Jeongin tahu, sesampainya di Indonesia, ia akan langsung dipisahkan dengan pria bermarga Hwang yang sekarang tengah memeluknya ini.

Ibunya sudah mengetahuinya.





••••





Semalaman tertidur tanpa berniat bangun dan sarapan, itulah Yang Jeongin dan Hwang Hyunjin saat ini. Membiarkan tubuh saling memeluk tanpa kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju destinasi-destinasi yang sudah direncanakan sebelumnya.

I don't want to go home.” Gumamnya pelan, merapatkan tubuhnya.

Hyunjin tersenyum, “We won't back.” Balasnya berbisik sembari mencium rambut sang kekasih.

Are we going to run away?” Tanya yang lebih muda sembari mendongak.

Hyunjin menatapnya, tak memberi jawaban bahkan sekadar gelengan ataupun anggukan. Pria Hwang itu masih tak yakin dengan pilihannya benar-benar membawa Jeongin kabur.

Ia bisa saja mengurus surat mereka berdua untuk pindah dan tinggal di Amerika, namun di sisi lain ia masih memikirkan keluarga Jeongin. Keluarganya sendiri tak masalahㅡlagipula keluarga Hwang tak akan peduli ia berada dimana. Duitnya mengalir setiap bulan dan Hyunjin bisa saja tiba-tiba diangkat menjadi CEO kapanpun Ayahnya mau.

Tujuan Hyunjin saat ini hanya satu, mencari tahu siapapun manusia yang menyebarkan hubungannya dengan Jeongin kepada keluarga Jeongin.

It might be Yerim, or it can be Hyeju.






•••••






a day before.

Seriously?!” Perempuan yang rambutnya diikat menjadi dua itu memekik dan membulatkan matanya. Hampir saja ia membuat satu restoran menghadap ke arahnya.

Yeah, well. He date another boy. Emangnya lo gak nyadar dia punya temen deket banget namanya Hyunjin?” Balas perempuan lainnya yang berambut hitam.

Yerimㅡsi perempuan berkuncir dua tadi masih membuka mulutnya tak percaya. Menggelengkan kepalanya pelan. Sungguh, ia memang tak menyukai Jeongin dan menolak segala perjodohan bodoh itu, ia pula tak membenci kaum-kaum pelangi namun tidak mendukung. Hanya saja fakta yang satu ini membuatnya tak habis pikir. Pasalnya, ia tahu bahwa Jeongin pindah asrama karena teman sekamarnya is a fucking gay tapi lihatlah dia sekarang!

Hyeju tertawa pelan, “Jeongin lagi liburan, dan gue yakin dia liburannya sama Hyunjin. Walaupun Hyunjinnya gak update apa-apa.” Jelasnya lagi.

“Hyunjin.. Anak pertanian yang ganteng tapi selalu keliatan jomblo itu?!” Balas Yerim lagi.

Hyeju mengangguk, “Lo gamau ngasih tau ini ke Ibunya Jeongin? Dia kan gasuka anaknya jadi belok gitu.” Tanyanya.

“Gue gak suka Jeongin.”

Perempuan berambut hitam mengerinyitkan dahinya, “He? Terus kok banyak rumor lo backstreet sama dia?”

“Gue sama Jeongin dijodohin. Tapi kita berdua sama-sama nolak. Bahkan sebelumnya, kita berdua bakal nikah semester depan. Jeonginnya gak mau, dia bilang mau nunggu lulus dan dia dapet kerja dulu. Tapi sebenarnya, kita berdua sama-sama gak mau nikah ya karena gak cinta, gak suka juga.” Jelas Yerim.

Hyeju mengangguk saja sembari menyeruput minumannya dan tentu saja Yerim merasa ada yang sedikit aneh dari teman dekatnya itu.

“Lo suka Jeongin, ya? Atau jangan-jangan... Lo suka gue?!”

Pertanyaan itu hampir membuat Hyeju tersedak.

“Gila lo. Tapi beneran, deh. Lo gamau ngasih tau soal ini ke keluarganya Jeongin?” Tanya Hyeju lagi, mengalihkan topik.

“Gue gatau apa alasan gue ngasih tau soal ini sementara gue nolak buat nikah sama dia. Kalo gue kasih tau malah jadi masalah.” Balas Yerim.

“Ya siapa tau gitu, kan. Gara-gara itu orang tua lo bakal berubah pikiran buat gak nikahin anaknya sama homo.”

Lalu Hyeju menerima injakan pada kakinya setelah mengucapkan kalimat itu.

ㅡㅡ
kangen nga?

SEE SAW.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang