[i-;

8.3K 1.7K 353
                                    






➡"SELAMAT PAGIIII"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


➡"SELAMAT PAGIIII"

Pagi-pagi Aidan sudah ribut. Kayaknya kalo gak ribut bukan Aidan deh.

"Papa mana, Bang?"

"Udah berangkat duluan. Katanya kita dianter sama Om Yusuf aja nanti pas pulang Papa yang jemput"

"Yeay!"

Itu bukan teriakan Aidan ya, itu teriakan Difa--si bayi yang kesenangan karena bakal di jemput Papanya.

Aidan gemas, rambut hitam adeknya diusak pelan. Kemudian berjalan kearah kursi meja makan yang masih kosong--yang kebetulan ada di sebelah Rashyif.

Cup

"Pagi,"

Seketika dentingan sendok garpu hilang. Ruang makan itu mendadak hening. Bahkan Difa yang mau minum susunya nggak jadi.

Fadel?

Dia yang tadinya mau menelan nasi di dalam mulutnya malah terdiam.

"Kok diem? Buruan makannya, ntar telat baru tau" kata Aidan disela kunyahannya.

Dan, kamu nggak sadar ya kalo udah buat serumah gempar?
























🌸

Begitu sampai disekolah, mereka berpisah--ke kelas masing-masing kecuali Fadel dan Aidan, mereka berdua ke ruangan osis dulu mau ngambil laporan. Gini-gini Aidan tuh ketua MPK loh, yang katanya bakal jadi calon ketos selanjutnya kalau abangnya sudah tamat dari SKANDARA.

"Dan,"

"Hm?"

Fadel diam di dekat meja, sementara itu Aidan lagi milihin laporan yang bakal dia kerjain yang diletakkan di rak buku.

"Abang mau nanya,"

"Ya tanya aja, kek sama siapa banget sih, Bang?"

Mula-mulanya Fadel bingung, tapi dia menghela napas terlebih dahulu. "Maksudmu tadi pagi ke Rashyif itu apa?"

"Yang mana ya?"

Aidan nggak berbalik sama sekali, malahan matanya sibuk perhatikan laporan yang tertera namanya.

"Yang tadi itu lho"

"Apa sih? Nggak ingat"

Fadel geram juga lama-lama. "Yang tadi pagi pas di meja makan, Nakhla"

Oke. Abangnya sudah memanggil dengan nama tengah.

Memang sih Aidan itu punya 2 mode. Yang satu mode Aidan, bobrok seperti biasa. Satu lagi mode Nakhla, yang serius dan tegas.

Nggak tau deh kenapa bisa begitu.

"Oh, yang pelipisnya kucium ya?"

"Iya."

finding bunda | tk Where stories live. Discover now