[u-;

4.8K 916 146
                                    

"Ini hari terakhir ya? Bentar lagi Papa bakal sampe"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini hari terakhir ya? Bentar lagi Papa bakal sampe"

Di kamar Aidan, ada Rashyif dan Aidan sendiri. Saling berpelukan di belakang pintu kamar, menanti waktu yang akan segera habis.

"Kakak, makasih lho udah mau jadi pacar satu minggu. Padahal Kakak sendiri udah punya pacar,"

Rashyif yang ada dipelukan Aidan cuma mendengus geli. Ya dia juga mau karena merasa bersalah sama Aidan, dia tinggalkan Aidan selama berbulan-bulan, ditambah lagi dia sudah punya pacar baru.

"Papa pulaaaang!"

Pelukan keduanya terlepas begitu mendengar seruan Tristan yang terdengar ke penjuru rumah.

"Tuh, pacarnya udah datang, Kak. Jangan lupain aku ya?"

Aidan itu paling jago soal kontrol ekspresi wajah, padahal dia sendiri orang yang emosional--ngeliat hewan luka aja dia bisa mewek.

Tapi kali ini, demi cinta pertamanya, dia pasang topeng sebahagia mungkin--gak boleh nangis!

"Kamu jangan nangis, Kakak nggak bakal jauh kok"

"Iya iya, sana itu pacarnya nyariin"

Dengan senyuman Aidan tatap punggung Rashyif yang menghilang di balik pintu kamarnya. Setelah itu, dia mulai bergerak mengunci pintu, kemudian naik ke kasur dan bergelung dalam selimut tebalnya.

Aidan seharusnya janji nggak akan nangis, tapi ini yang kedua kalinya dia begini.










🌸🌸

"Om, kita mau kemana sih?"

"Ra, kamu udah sembilan belas kan?"

Rashyif sebenarnya nggak ngerti apa maksud Tristan. Bahkan tadi begitu mereka berdua ketemu, Rashyif disuruh ganti baju sama Tristan trus ditarik pergi tanpa ngasih tau mereka mau kemana.

Bukannya apa sih, ini udah malam, Tristan juga baru pulang, kan dia harus istirahat--pulang dari luar kota seminggu kan capek.

"Udah,"

"Bagus deh"

Pas setelah Tristan bilang begitu, mereka sampai di tempat yang dituju.

'Fuzzy Woozy Club'

Bagus. Tristan pulang-pulang ngajakin anak orang main ke club. Bagus.

"Om, kita ke...club?"

"Kenapa? Takut?"

Bukannya ngerasa bersalah udah bawa anak orang ke club, malah nantangin.

"Gak usah takut," sebelah lengan Tristan merangkul bahu kesayangannya posesif, kemudian mendaratkan satu kecupan manis di pipi. "Pacar om nggak ada yang bakal berani ganggu"

Percaya sekali anda, Pak.

Masuklah mereka kedalam club, musik bergenre edm terdengar ke segala penjuru club, orang-orang sibuk turun ke lantai dansa dan bergoyang kesana kemari.

finding bunda | tk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang