[s-;

5.2K 1K 179
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












➡ "Ra, udah sih jangan marah lagi. Aku minta maaf"

Hari-hari Rashyif masih sama kok, tiap hari main kerumah besar Prasaja, apalagi semenjak 2 minggu lalu dia sah punya hubungan dengan si kepala keluarga.

"Makanya, lain kali tuh kalau dikasih tau dengerin, Del. Bukan marah marah"

Dan sudah dari beberapa minggu lalu juga Rashyif dan Fadel perang dingin sampai hari ini Fadel minta gencatan senjata, soalnya dia sadar kalau dia yang salah.

"Iya, aku tau aku yang salah. Maaf ya?"

Aduh, Fadel.

"BuChEeeEeNn" dengan santainya Aidan lewat sambil menyindir sang Abang.

Abang adik yang satu itu mana tau tempat kalau sudah bertengkar, semua yang mau mereka bilang pasti akan dikeluarkan.

"BANG ADEEEL! ITU ADA YANG NYARIIN DI DEPAN!"

Dari pintu belakang Difa masuk, kelihatannya baru selesai menyiram bunga di halaman depan. Ya hitung-hitung Rashyif berterimakasih, soalnya bisa bebas dari Fadel.

"Sayang,"

Ah, rupanya belum berakhir lho. Habis si sulung malah Papanya yang mengganggu.

"Hm?"

"Om mau ngomong. Liat sini dulu, Sayang"

Mau tak mau Rashyif menoleh, matanya langsung bersitatap dengan mata Tristan. "Kenapa?"

"Om belum tau banyak soal kamu, mau cerita?"

Ah, iya. Tristan nggak pernah sempat tanya tentang Rashyif lebih dalam ya. Jadi, dengan senang hati Rashyif mengangguk.

"Pertama," kata Tristan dengan tangan yang sudah menggenggam tangan pujaan hatinya. "Kamu bener anak tunggal?"

"Iya, aku satu satunya anak Ayah sama Bunda"

Pertanyaan kedua dan seterusnya Tristan lanjutkan, sesekali Rashyif menyandarkan kepalanya di bahu Tristan, soalnya lebar--nyaman.

Asik dengan sesi 'tanya-jawab' mereka, Tristan dan Rashyif sama sekali nggak sadar kalau Aidan disana, memperhatikan dan mendengarkan di mini bar dengan seksama---nggak lupa susu dingin yang dia siapkan untuk mendinginkan hati.

'lama lama gerah disini'

Aidan memilih pergi, mau balik ke kamar. Mau tak mau harus melewati sepasang kekasih baru yang belum berani go public.

"Ulang tahunmu, kapan?"

Itu pertanyaan kesekian dari Tristan dan dengan lancarnya Aidan yang tengah lewat malah menjawab. "Satu September"

finding bunda | tk Where stories live. Discover now