Nenek Dari Ayah, Suam Istri dan Anak-Anak, Ini Merupakan Keluarga Penuh Harap 1

43 1 0
                                    

Saat komrade Sheng Hong mengambil posisi baru, seluruh environment dan suasana  baru datang dengan sarat layanan baru.

Sekarang karena mereka telah berada di Perfektur Deng, dia bermaksud membangun image positive untuk keluarganya, memberikan contoh yang baik akan keluarga yang harmonis dengan penuh kasih sayang orang tua dan anak yang berbakti. ini akan menjadi kontribusi pertamannya untuk propinsi ini, menyiapkan pondasi untuk membangunnya ke dalam sebuah masyarakat yang baik. 

Dan karenanya, setelah sukses ditempatkan dikantor barunya, dia memilih hari baik saat matahari bersinar cerah untuk membawa istrinya, Wang Shi, tiga orang putranya, empat putrinya dan beberapa orang pelayan ke tempat Nyonya besar Sheng untuk memberi hormat. 

SAat mereka telah sapai di aula kedamaian, Sheng Hong dan Wang Shi pertama memberi salam pada Nyonya besar Sheng sebelum keduanya duduk di kursi di kanan kiri meja luohan. setelahnya, pelayan mengantar anak-anak untuk memberi hormat dalam sebuah perintah spesifik. Pertama, tiga anak sah, kemudian empat anak kelahiran selir. Selir tidak di perkenankan untuk datang. 

Saat Minglan,  yang mana saat ini, Yao Yiyi kecil pertama kalinya terbangu di pagi hari, masih linglung. dia belum memakan sarapannya akan tetapi tiba tiba dia di bawa keluar ruangan oleh gadis pelayan yang umurnya antara empat belas atau lima belas tahun, dia mengatakan bahwa itu waktunya untuk memberi hormat. 

Dia adalah kedua terakhir di barisan terakhir, dan hanya setelah dia memberi hormat dengan bersujut dia menjadi benar-benar tersadar dan dia tergagap, "memberi hormat pada Nenek."

dan untuk fakta  bahwa dia tidak  banyak bicara untuk waktu yang cukup lama dan karena dia taku mengatakan sesuatu yang salah, ketika Minglann membuka mulutnya, Kata-katanya menjadi lemah dan itu keluar terdegar seperti gumaman dan menundang cibiran lembut. 

Saat Minglan memutar kepalanya untuk melihat siapa yang mencibir, dia melihat Nona Muda Rulan segera menutup mulutnya saat berdiri di samping.  Di sampingnya berdiri seorang gadis cantik dan menawn yang sepertinya sedikit lebih tua darinya, Minglan menebak jika dia adalah anak ke empat, Nona muda Molan. 

Di rambut nona muda Molan ada sepasang teradapat jepit rambut giok seputih salju.  Dia memakai baju yang terbuat dari kain muslim di hias dengan pola danau yang menawan. Caranya berdiri sudah sesuai dengan ketentuan, kepalnya seikit membungkuk dengan halus, akan tapi penuh hormat. 

Sheng Hong sedikit mengerutkan alisnya dan meliht ke arah Wang Shi. Dia kemudian segera melotot pada pada Mama yang ada disamping Rulan, yang segera menundukan kepala ketakutan. 

Melihat kepada Rulan dan Molan, Nyonya besar menghela nafas di dalam hati. Kemudian saat dia melihat Minglan yang bodoh, yang telah di tertawakan oleh anak-anak lain tapi tetap terlihat tidak perduli tentangnya dia hanya berdiri di tengah dengan wajah kebinggungan, Dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya memeguk seteguk teh, tidak membiarkan emosi apapun terlihat di wajahnya. Dia terus menundukan kepala saat dia menunggu sampai anak termuda, Sheng Changdong, untuk selesai memberi hormat sebelum dia berkata, "aku sudah terbiasa dengan ketenangan dan kedamaian, karenanya aku tidak menikmati keributan yang di bawa kerumunan. Kita semua adalah satu keluarga, tidak perlu berpegang teguh pada tata cara. Seperti biasa, kau bisa memberi hormat setiap sepuluh hari sekali."

Wajah Wang Shi di hasi rona merah, yang mungkin karena dia sudah istriahat dengan baik semalam. "Apa yang Nyonya besar katakan? Itu adalah tugas gengerasi yagn lebih muda untuk memperlihatkan bakti mereka kepadamu. Tahun tahun sebelumnya, aku tidak cukup dewasa dan telah mengabaikan tugasku. Beberapa saat yang lalu, Aku sudah ditegur Tuan dan karenanya, menantumu ini telah belajar dari kesalahnya. Berharap anda akan memaafkan kebodohan menantu inni, dan tidak mengunakannya untuk marah padaku. Menantu ini meminta maaf padamu sekarang."

The Story of Ming lan (Indonesia translation)Where stories live. Discover now