21.Meet Our Replacement

3.3K 350 6
                                    


"Kenalkan, ini Calista yang akan menggantikan Lucky," ujar Ilen mengenalkan seorang perempuan berambut pendek dan berkacamata persegi ke arahku.

"Oh hai, saya Leta," ujarku cepat, agak kaget sebenarnya karena informasi bergabungnya Calista ini belum terdengar sebelumnya olehku. Tadinya kupikir Ilen masih sibuk melakukan seleksi kandidat.

"Panggil Lista saja, Mbak."

"Oh, Lista. Selamat bergabung ya. Nanti kita akan banyak berhubungan," sambutku tersenyum.

"Let, nanti minta tolong dibimbing dulu ya. Lucky sedang banyak keluar kota bulan ini, jadi akan lebih banyak mentoring*  dengan dirimu ya," seru Ilen selepas aku dan Lista menyudahi sesi perkenalan. 

"Ow...," responsku pendek. 

"Lucky sudah gue info minggu lalu, tapi ternyata dadakan dia harus rekrut di Medan dan Palembang seminggu ini. Jadi di bawah pengawasan elu dulu ya," putus Ilen sambil berlalu dari hadapanku dan meninggalkan Lista.

Aku menggaruk kepalaku dan melirik ke arah Nindon di belakang Lista, tak tahu harus berbuat apa. Pertama aku tak siap dengan kedatangan Lista yang tiba-tiba ini (hei, bahkan surel pemberitahuan kalau gadis ini akan masuk juga aku nggak dapat), kedua kerjaanku sendiri masih banyak bagaimana mungkin aku menyisihkan waktu menemani Lista. 

Nindon menatapku balik dengan pandangan sama herannya, walaupun raut mukanya lebih tepat disebut geram daripada bingung sepertiku. 

"Lista, baca ini saja dulu ya," ujarku akhirnya, mengambil buku saku yang tergeletak di atas meja, entah apa isinya aku juga nggak paham. "Duduk sini saja ya," lanjutku sambil mengarahkan Lista ke tempat duduk Lucky di sebelah mejaku. Penting bagiku membuat anak baru ini sibuk untuk saat ini, sambil mulai memikirkan apa yang akan kulakukan selanjutnya. 

***

"Lu tahu nggak sih kalau anak baru masuk hari ini?" tanyaku cepat ketika Lucky sudah menjawab sambungan teleponku. 

"Ilen kirim surel sih, dia nggak kirim ke elu?" tanya Lucky balik. 

"Ya kalau dia kirim, gue nggak akan telepon elu dengan panik kayak gini sih," keluhku sebal. 

Lucky tampak ketawa kecil di ujung sambungan sebelum akhirnya berhenti setelah aku menggeram. "Aduh sorry  Let, habis kayaknya panik banget deh elu. Kasih tahu cara kerja kita di sini saja nggak susah deh, sudah pengalaman juga kan pasti anaknya. Beda beberapa proses saja paling."

"Justru itu masalahnya, Ky. Fresh graduate* anaknya," ujarku setengah berteriak. Untung saja aku sendirian di dalam ruang meeting, mencuri waktu di antara wawancara kandidat untuk menelepon Lucky,.

"Yang benar?" suara Lucky tampak terkejut kali ini.

"Masak gue bohong? Tugas tambahan banget kan. Kalau ada pengalaman kerja mah enak kali,  lebih mudah kasih tahunya. Ini anak baru magang atau aktivitas apa gitu, kepanitiaan senat apa saja lah, nggak pernah selama kuliah. Benar-benar pengalaman kerja pertama banget ini."

"Kok bisa diterima?"

"Lulusan UNRI," jawabku pendek, menyebutkan universitas top tempat Ilen (juga Ibra) berasal. 

Lucky menghela nafas, sepertinya sudah mulai paham akar masalah yang membuatku frustrasi. "Jadi lu kasih tahu apa saja hari ini?"

"Baru gue suruh baca-baca peraturan perusahaan, keselamatan kerja gitu-gitu saja paling. Besok paling baru gue kasih tahu SOP* rekrutmen. Mikirinnya saja sudah pusing gue, banyak terminologi yang gue yakin dia pasti baru pertama kali dengar." 

"Anak psikologi kan? Pasti sudah tahu beberapa istilah setidaknya," ujar Lucky menenangkan. Sebagian besar anak Sales Recruitment memang lulusan psikologi, kecuali Mbak Riesta. Mbak Riesta sebelumnya FC yang memutuskan kerja back office, latar belakang pendidikan dia manajemen, tapi dengan pengalamannya sebagai FC tentu mempermudahnya melakukan pekerjaan mencari FC. 

"Iya sih, tapi tetap saja," jawabku tak bersemangat.

"Lusa gue balik, nanti kita atur strategi bareng deh buat anak baru ini," putus Lucky, selalu dengan sarannya yang positif. 

Semoga lusa cepat datang.

***

mentoring: kegiatan mengajarkan hal baru kepada seseorang.

fresh graduate: istilah untuk mereka yang baru lulus kuliah.

SOP: standard operating procedures - aturan baku terkait alur proses satu aktivitas, dalam hal ini rekrutmen.

Recruiter Lyfe - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang