25.Meet Catch the Candidates Games

3.4K 361 13
                                    




"Gila apa ya 35 kandidat sebulan? Dapat 20 saja gue sudah bersyukur banget," gerutuku di antara tumpukan flyer di atas meja.

"Nggak beres banget memang Ilen, seumur-umur kerja di sini baru sekali ini targetnya gila-gilaan" sambar Nindon tak kalah sewot. Dia sedang mensortir surel di alamat e-mail kami bersama. Standarnya, tim rekrutmen di perusahaan mana saja biasanya punya satu alamat e-mail yang dipakai bersama-sama, biasanya alamat e-mailnya mengandung kata-kata recruitment@ atau hrd@, yang digunakan sebagai tujuan utama apabila memasang iklan. Keuntungannya tentu saja tidak ada surel yang terlewat dibalas mengingat e-mail tersebut dapat diakses banyak orang.

"Banyak yang masuk dari e-mail?" tanyaku melihat Nindon sudah cukup lama berkutat dengan laptopnya.

"Lumayan nih, setelah diinformasikan hadiah untuk referral program jadi 3x lipat dari biasanya, lebih banyak yang mengirimkan cv jadinya."

"Sepertinya memang paling ampuh lewat referral ya, kandidat-kandidat gue waktu di regional juga lebih banyak yang lolos dari referral."

Referral program adalah salah satu cara mendapatkan kandidat paling efektif untuk rekrutmen. Prinsipnya seperti mlm atau skema member get member, karyawan mereferensikan saudara/rekan yang mereka kenal untuk satu posisi. Apabila kandidat yang direferensikan tersebut berhasil bergabung, maka si karyawan akan mendapatkan hadiah. Biasanya sih uang.

Kurang lebih seperti gambar di bawah ini lah skemanya, tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan dan jumlah hadiahnya.

Kurang lebih seperti gambar di bawah ini lah skemanya, tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan dan jumlah hadiahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Soalnya memang lebih menguntungkan, karyawan biasanya nggak akan asal mereferensikan orang kan. Mereka kan mau hadiahnya juga, jadi sedikit banyak sudah melakukan seleksi terlebih dahulu. Kerjaan kita jadi sedikit lebih mudah."

"Iya sih, benar juga," gumamku sambil kembali menghitung jumlah flyer yang berserakan di atas meja.

"Ibra juga kirim kandidat nih, dua pula," lanjut Nindon.

"Eh dia kirim kandidat? Buat area mana? Kok nggak info-info sih?" tanyaku setengah heran, mengingat area Ibra masih kurang kandidat, tapi kandidat yang kemarin dia kirim ke aku tidak bagus kualitasnya.

"Deuuuu posesif banget sih, Let," gelak Nindon. Aku melempar salah satu flyer yang telah tergumpal di tanganku ke arah Nindon.

"Mulai deh," ujarku sebal kalau Nindon sudah mulai meledek.

"Ini buat area dia kok, sebentar gue forward ke e-mail lu saja ya, biar langsung diproses."

"Idih, giliran ada hadiah uang 3x lipat dia baru kirim kandidat oke, kemarin-kemarin ke mana sajaaa," geramku. "Butuh uang banget atau bagaimana," lanjutku setelah membuka surel yang baru saja kuterima dari Nindon

Nindon ketawa. "Pastilah, Let, butuh uang. By the way, itu flyer-flyer yang disebar cukup efektif hasilnya?" tanya Nindon melihat ke arah tumpukan flyer di tanganku. Selain mengandalkan referral program, menyebarkan flyer di tempat-tempat umum juga salah satu metode yang kami lakukan saat ini. Semua demi 120 kandidat bulan depan.

"As usual, nggak banyak berpengaruh. Yang ada nyesek lihat flyer kita dibuang-buang di jalanan. Tapi mau bagaimana, semua cara harus ditempuh kan."

"Lucky sama Lista yang turun ke jalan ya?"

Aku mengangguk. "Oh, hari ini Mbak Riesta dan Mabeth ikutan. Soalnya sekalian job fair di Kuningan."

"Semoga saja tuh anak baru kuat ya, gue dengar dia ikutan lembur bareng lu sabtu kemarin. Sekarang panas-panasan nyebar-nyebarin flyer."

"Dia sendiri  yang minta ikut, nggak gue ajak," belaku. "Kalau hari ini, ada Lucky kali. Paling juga Lucky yang kerja."

"Sewot banget kayaknya lu sama si anak baru?" tanya Nindon tertarik.

"Bukan gitu, malas saja. Lama banget adaptasinya, gue capai." Aku mengingat hampir dua minggu ini hidupku tersita dengan Lista. Sekarang aku hanya berharap pada keajaiban saja untuk anak itu segera mampu beradaptasi, sehingga aku dan Lucky bisa bekerja seperti biasa.

***

Recruiter Lyfe - (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang