6. Penyesalan terbesar

113K 9.8K 946
                                    

"Aku menyesal, dan aku telah gagal. Semua yang kuhancurkan, memang tak bisa dengan mudah termaafkan. Namun, bisakah aku mendapatkan satu kesempatan?"

-Altarik Regi Syaputra

***

Regi tak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini, niatnya ke rumah Altar adalah untuk memberikan gambarnya yang tertinggal di mobilnya. Namun, sekarang yang ia temui di rumah Altar bukan anak itu saja, tapi juga dengan perempuan yang tadi meninggalkannya di rumah Azka tanpa memberikan jawaban dengan apa yang ia pertanyakan.

"Aya ...." ucapnya tak percaya, kenapa Ayanna berada di rumah itu? Kenapa Ayanna memeluk Altar? Apakah perempuan itu mengenal Altar?

Berbagai pertanyaan itu mulai berkeliaran di otaknya saat melihat Ayanna bersama Altar di sana.

"Om Legi kenapa belum pulang? Oh ya, Om. Kenalin ini bundanya Altal," kata Altar yang membuat kedua orang dewasa itu terkejut.

Ayanna terkejut saat melihat Altar yang seperti sudah mengenal Regi, dari ucapannya saja sudah dipastikan jika putranya itu memang mengenal Regi. Karena barusan Altar menyebut namanya. Sedangkan, Regi terkejut karena barusan Altar memanggil Ayanna dengan sebutan Bunda. Jadi, selama ini Bunda Altar itu adalah Ayanna? Jika, iya! Itu artinya ....

"Bunda?" gumam Regi pelan, tapi masih terdengar oleh Ayanna. Sekarang Ayanna merasa tak tenang, kenapa Regi harus berada di sana? Kenapa Regi harus melihatnya dengan Altar? Dan, mengapa Regi harus mengenal Altar?

"Raga, kamu duluan masuk ke rumah, ya. Kamu ganti baju dulu, ya, sayang. Habis itu kamu makan, tadi Bunda beliin makanan kesukaan kamu. Makanannya ada di dalam," titah Ayanna, berharap Altar langsung menurutinya.

"Tapi Bunda, itu Om Leginya-"

"Cepat, setelah makan nanti Bunda mau ajak kamu jalan-jalan. Seperti janji Bunda minggu kemarin," bujuknya, membuat mata Altar berbinar mendengarnya.

"Benelan, Bunda?" Ayanna mengangguk cepat, ia tak ingin Altar berlama-lama di sana. Apalagi, ada Regi di antara mereka.

"Ya udah, Altal masuk. Om, Altal masuk lumah dulu, ya," pamit Altar yang diangguki Regi, meski sebenarnya Regi menginginkan Altar tetap berada di sana.

Altar pun masuk ke rumahnya, meninggalkan Ayanna yang sedang gelisah dan Regi yang sedang menerka-nerka tentang apa yang ia lihat dan didengarnya barusan tidaklah salah.

"Mau ngapain kamu ke sini? Pergi, saya tidak mau melihatmu lagi," usir Ayanna sambil mendorong-dorong tubuh Regi agar pergi menjauh dari rumahnya.

"Aya, aku ingin berbicara denganmu," ucap Regi berusaha untuk tetap berada di sana, sampai ia mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan yang ada di otaknya.

"Tapi saya tidak mau berbicara denganmu lagi. Pergi! Jangan ganggu saya lagi," balasnya, masih terus mendorong Regi agar laki-laki itu pergi dari rumahnya sekarang juga. Sebelum, Altar kembali keluar.

"Aya, Altar itu adalah anakku, kan?!"

Deg!

Ayanna berhenti mendorong tubuh Regi, ia semakin gelisah. Takut jika Regi akan berbuat sesuatu pada Altar, ia takut lelaki itu akan menyakitinya lagi, ia takut Regi juga akan menyakiti Altar. Semua pikiran-pikiran buruk berkeliaran di otak Ayanna, ketika Regi mengucapkan hal yang tak pernah mau Ayanna dengar saat ini.

"Ay, jawab. Altar adalah anak aku, kan?" desak Regi.

"Pergi! Pergi dari sini, jangan ganggu saya lagi. Jangan menampakkan diri di hadapan saya lagi!"

Altar >< Altarik ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu