15. Pengkhianatan

88.2K 6.8K 107
                                    

2 tahun kemudian ...

Tok ... Tok ... Tok ...

Regi terusik dari tidurnya, saat telinganya mendengar suara ketukan pintu rumahnya berkali-kali. Ia membuka kedua matanya, dan melihat sekelilingnya, ternyata ia ketiduran di sofa ruang tamu setelah semalaman  main PS dengan Aldi dan Sandy. Setelah kedua sahabatnya itu pulang semalam, ia tidak langsung ke kamarnya. Ia malah diam di sana, dalam keheningan dan pikiran yang melalang buana. Sampai tanpa sadar ia ketiduran di sana.

Beranjak dari sofa, ia pun berjalan menuju pintu utama rumahnya, untuk melihat siapa orang yang datang ke rumahnya sepagi ini. Apalagi, hari ini sekolah libur. Tidak mungkin Aldi dan Sandy mengajaknya pergi di pagi-pagi begini.

Saat pintu utamanya ia buka, barulah ia bisa melihat seorang gadis yang hampir mau dua tahun ini menjadi pacarnya, tanpa diketahui keempat sahabatnya.

“A-Alta.”

Regi menautkan sebelah alisnya heran. Ada apa gadis itu tiba-tiba datang ke rumahnya pagi-pagi begini?  Ia saja baru bangun tidur. “Ngapain kamu ke sini pagi-pagi?” tanyanya.

“Boleh aku masuk, Alta?” tanya balik Ayanna.

“Ngomong di sini aja, kan, bisa. Ada apa?” 

Namun, Ayanna tidak mengeluarkan suaranya. Membuat Regi memutar bola matanya malas, gadis itu datang di pagi-pagi begini. Di saat ia bertanya ada apa, gadis itu malah terdiam. “Kenapa malah diam? Ada apa?” tanya lagi Alta bingung.

 “Kalau kamu nggak ngomong, lebih baik kamu pulang. Aku mau masuk lagi,” ujarnya sambil berbalik badan dan hendak masuk lagi ke rumahnya. Namun, langkahnya terhenti saat ia mendengar ucapan Ayanna.

“Alta aku hamil.”

Regi kembali berbalik, saat mendengar itu. Seraya bertanya, “Apa?”

 “A-aku ha-ha-mil,” jawab Ayanna terbata.

Regi sebenarnya tidak terlalu kaget dengan jawaban Ayanna, jika Ayanna hamil. Karena ia memang pernah melakukannya sebagai balas dendam yang pernah Julian lakukan pada adiknya. “Oh, terus?”

 “Maksud kamu, terus?”

“Ya, terus, kalau kamu hamil. Aku harus kaget gitu?” Dalam hati Regi tersenyum, semuanya impas. Balas dendamnya pada Julian terbayarkan dengan kabar ini, dan Julian pasti akan merasakan apa yang Regi rasakan dua tahun yang lalu.

Ayanna menganggukkan kepalanya polos, karena ia juga kaget tadi saat melihat hasil testpack yang ia gunakan. “Ka-kamu ba-bakalan ta-tanggung jawab, kan, Alta?” ucapnya.

“Kenapa aku harus tanggung jawab?” tanya Regi seolah-olah dirinya tidak tahu apa-apa.

“Ka-karena aku ha-ha-mil an-anak kamu,” jawab Ayanna sambil menundukkan kepalanya.

Regi terkekeh mendengarnya sambil menunjukkan smirk jahatnya, dan tanpa beban ia berkata, “Gue nggak peduli.” Menurutnya, untuk apa dia bertanggung jawab? Julian saja tidak bertanggung jawab pada Attira selama ini.

Ayanna kembali mendongkakkan kepalanya, menatap Alta yang tanpa rasa berdosanya tersenyum miring padanya. “Ma-maksud kamu a-apa?”

“Mau lo hamil, kek, enggak, kek. Gue nggak peduli! Gue juga nggak peduli mau anak gue ataupun anak orang lain yang lo kandung, bukan urusan gue. Gue nggak mau tanggung jawab!” jelas Alta, yang semakin membuat hidupnya runtuh seketika.

Altar >< Altarik ✓Where stories live. Discover now