7. Awal segala kehancuran

104K 8.8K 299
                                    

5 tahun lalu ...

Huekkk ... huekkk ...

Dengan rasa pusing dan tubuhnya yang lemas, Ayanna berusaha untuk memuntahkan sesuatu yang ada di dalam mulutnya. Namun, tak ada apa pun yang ia muntahkan selain cairan bening saja yang keluar dari mulutnya.

Ayanna mencuci mulutnya setelah dirasa tak ada lagi yang ingin dimuntahkannya, ia bingung kenapa akhir-akhir ini dirinya sering kali mual saat pagi hari.

"Aku kenapa, ya? Kok, perut aku nggak enak banget, kenapa aku jadi sering mual akhir-akhir ini? Kepalaku juga pusing. Nggak biasanya aku kalau sakit bisa sampai mual-mual dan muntah segala," ucapnya bingung, lalu ia keluar dari kamar mandi.

Ia berjalan menuju kasur yang tidak terlalu besar itu, untuk kembali beristirahat. Namun, benda yang jatuh membuat dirinya menghentikan langkahnya. Ia tidak sengaja menyenggol kalender saat tangannya berpegangan pada meja belajar.

Ayanna pun membungkukkan tubuhnya untuk mengambil kalender yang jatuh itu, lalu menyimpannya kembali di atas meja belajarnya. Namun, sebuah lingkaran merah pada salah satu tanggal di kalender itu, menyedot perhatiannya.

Ia kembali mengambil kalender itu, melihat tanda lingkaran merah pada tanggal itu. Itu adalah tanda hari pertama ia menstruasi bulan lalu, ditanggal 3. Sedangkan, bulan ini ia menstruasi ditanggal ...

Ayanna tertegun, mengingat-ingat tanggal berapa ia menstruasi bulan ini. Tetapi, ia tidak mengingat tanggal berapa. Ralat! Ia bukannya tidak ingat tanggal berapa, tapi ia memang belum menstruasi bulan ini. Dan, sekarang sudah tanggal 28.

Isi kepala Ayanna mulai berpikiran yang buruk-buruk, ia jadi gelisah saat yakin jika dirinya memang belum menstruasi bulan ini. Ayanna menggelengkan kepalanya kuat, menyangkal jika apa yang sekarang di pikirkannya tidaklah benar. Tetapi, entah kenapa pikiran buruknya itu malah semakin membuatnya takut? Apalagi ...

"Nggak! Mungkin karena aku lagi stress dan banyak pikiran aja. Jadi, periode haid aku nggak teratur. Iya, pasti karena itu," ujar Ayanna meyakinkan dirinya sendiri, meski hatinya ragu untuk yakin.

Tetapi, tetap saja hati Ayanna tidak tenang. Dirinya pernah telat haid waktu itu, karena dirinya terlalu stress. Dan, ia tidak perlu khawatir saat itu, karena ia memang tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak-tidak. Tapi, sekarang ...

Ia menggigit bibir bawahnya, kejadian beberapa minggu lalu tiba-tiba berputar di otaknya. Membuat rasa takutnya semakin menjadi, harus apa ia sekarang?

---

Ayanna memejamkan matanya rapat-rapat sambil menunggu hasil dari testpack yang ia gunakan untuk membuktikan kekhawatirannya kemarin itu tidaklah benar. Kemarin malam, ia diam-diam pergi ke apotek membeli beberapa testpack dengan merk yang berbeda.

Awalnya penjaga apotek itu terkejut saat mendengar Ayanna yang membeli testpack sebanyak sepuluh buah, bukan hanya itu. Mungkin penjaga apotek itu terkejut saat gadis belia lah yang membeli testpack sebanyak itu, membuat Ayanna harus menahan malu di hadapannya demi mendapatkan benda itu. Bahkan, Mbak-mbaknya itu sempat meniliknya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Membuat Ayanna tak nyaman di pandang seperti perempuan rendahan olehnya.

Karyawan apotek itu juga sempat memberitahu padanya, jika ingin melihat hasilnya yang akurat. Ia harus melakukan test-nya saat pagi hari setelah bangun tidur, dan Ayanna pun mengikuti saran karyawan apotek itu. Saat bangun pagi tadi, Ayanna langsung pergi ke kamar mandi untuk melakukan test dengan testpack itu. Semua testpack yang dibelinya ia gunakan, agar hasilnya lebih terlihat jelas.

Altar >< Altarik ✓Where stories live. Discover now