25. Lamaran?

90.1K 7.1K 398
                                    

"Sebenarnya kamu mau ajak aku ke mana, sih?" tanya Ayanna buka suara setelah 40 menit mereka berada di perjalanan tidak ada yang membuka suara. Saat sedang berdua seperti ini, mereka terasa canggung. Tidak seperti sedang bertiga bersama Altar, tidak terlalu canggung seperti ini. Karena Altar selalu mencairkan suasana di antara mereka.

"Ke suatu tempat," jawab Regi tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Iya, suatu tempatnya itu di mana? Kenapa nggak nyampe-nyampe?" tanya lagi Ayanna.

"Rahasia."

Ayanna berdecak sebal, sedari tadi setiap ia bertanya tempatnya di mana Regi selalu saja menjawab rahasia. Apa susahnya lelaki itu bilang tempatnya di mana. Agar Ayanna tidak penasaran dan juga takut padanya.

"Terus, kenapa Raga nggak dibawa?"

"Kalau Altar ikut, namanya bukan kencan lagi."

"Kencan?" Regi mengangguk membenarkan, sekarang Ayanna tambah bingung. Untuk apa Regi mengajaknya kencan segala?

---

“Yuk, turun,” ajak Regi, setelah membukakan pintu mobil untuk Ayanna. Sekarang keduanya, sudah sampai di tempat yang dimaksud oleh Regi. Salah satu restoran yang ada di Jakarta.

“Kamu mau ngapain ajak aku ke sini?” tanya Ayanna, setelah keluar dari mobil.

“Kasih kamu kejutan, tapi aku mau mata kamu ditutup dulu,” jawab Regi malah semakin sok misterius.

“Kenapa harus ditutup segala? Kamu nggak akan macam-macam sama aku, kan?”

“Bunuh aku saat itu juga, kalau aku melakukan kesalahan yang kedua kalinya sama kamu, Ay,” ujar Regi, meyakinkan Ayanna jika dirinya tidak akan berbuat yang tidak-tidak. “Sekarang aku cuma mau kasih kejutan aja sama kamu. Jadi, kamu mau, kan, ditutup dulu matanya?” Ayanna berpikir sejenak, hingga 1 menit kemudian barulah ia menganggukkan kepalanya.

Regi pun tersenyum, lalu menutup kedua mata Ayanna dengan kain yang ia bawa. “Udah, sekarang kita masuk,” ucapnya, sambil memberikan arahan pada Ayanna.

Dalam hati, Ayanna terus merapalkan doa. Semoga Regi memang tidak akan berbuat macam-macam padanya, bukannya Ayanna tidak percaya pada Regi. Tapi dirinya masih trauma dan takut atas kejadian yang pernah Regi lakukan padanya 5 tahun yang lalu.

Hingga 15 menit kemudian, mereka pun sampai di tempat yang dimaksud Regi. Lelaki itu pun membawa Ayanna untuk duduk di sebuah kursi yang sudah ia pesankan sebelumnya. Sebuah meja bundar yang dihias dengan sedemikian rupa ala candle light dinner romantis, dan juga terdapat lilin-lilin kecil menyala serta taburan kelopak bunga berbentuk love yang mengelilingi meja.

“Sekarang aku buka kainnya, dan kamu boleh buka matanya,” ucap Regi setelah Ayanna duduk dengan nyaman, lalu ia membuka kain penutup mata Ayanna.

Ayanna pun membuka kedua matanya, setelah kain penutupnya sudah benar-benar terlepas. Saat itu juga, kedua mata Ayanna berbinar saat melihat sekelilingnya yang tampak sangat indah. Ternyata, Regi membawanya ke rooftop restoran. Dan, rooftop itu sekarang tampak begitu indah dengan penataan lampu, lampion dan juga bunga yang ditata semenarik dan serapi mungkin.

“Jadi, ini kejutannya?” tanya Ayanna yang dibalas dengan anggukan Regi.

“Kamu suka nggak?”

“Suka, sih, tapi buat apa kamu ajak aku ke sini? Cuma mau ngajak makan malam doang?” tanya lagi Ayanna, lalu menautkan sebelah alisnya saat melihat dua porsi batagor dan juga dua gelas syrup berwarna merah di atas meja.

Altar >< Altarik ✓Where stories live. Discover now