16. Penyesalan

88.9K 6.7K 416
                                    

"Angga itu sahabat gue, gue nyuruh dia mata-main lo dengan cara masuk ke geng lo, menyuruh dia seolah-olah Angga berada dipihak lo. Di balik itu, Angga membantu gue untuk menghancurkan lo,” jelas Julian, membuat Regi semakin tak percaya. Apa-apaan ini?

“Dan, perlu lo tau. Gue nggak punya adik cewek, Ayanna bukan adik gue!”

Deg!

Jantung Regi rasanya seperti berhenti berdetak, apa kata Julian barusan? Julian tidak memiliki adik perempuan dan Ayanna bukan adiknya? Jadi, selama ini, ia dibohongi oleh mereka?

“Untung aja, Angga tau kalau lo suka sama Ayana. Jadi, gue lebih mudah bikin lo hancur dengan menyakiti orang yang lo suka. Bahkan, lo sudah mencampakkannya, setelah lo menghancurkan masa depannya.”

“Jadi, sekarang gue ucapkan selamat datang pada kehancuran, Alta!” ujar Julian dengan tersenyum puas melihat keterdiaman Regi sekarang.

Regi menatap tajam kedua cowok yang berada di hadapannya, karena mereka ia telah menjadi lelaki berengsek, bajigan dan tidak bertanggung jawab. Jadi, ucapan Ayanna seminggu lalu itu memang benar? Jika dirinya telah balas dendam pada orang yang salah. Ayanna bukan adiknya Julian. Dan, ia telah menghancurkan masa depan gadis yang tidak bersalah apa pun padanya.

Ya, Tuhan ...

Regi menyesal!

Tanpa disadari air mata Regi menetes begitu saja, setelah sadar kesalahan apa yang telah ia perbuat. Dan, air matanya itu terlihat dengan jelas oleh Julian dan juga Angga.

“Kayaknya dia emang udah hancur, Ga. Lihat, dia sampe nangis,” cibir Julian semakin senang melihat kehancuran Regi.

Regi menarik kerah baju Julian, lalu mendorong tubuh Julian hingga mengenai dinding rumahnya. “Maksud lo apa, sih, huh? Kenapa lo nggak pernah habis-habisnya membuat gara-gara sama gue? Kenapa lo begitu mau menghancurkan gue? Salah gue apa sama lo? Dari awal lo yang nyari masalah sama gue, bukan gue yang nyari masalah sama lo!” Kali ini ia tidak bisa menahan emosinya lagi, Julian sudah sangat keterlaluan.

“Salah lo? Karena lo udah menjebloskan bokap gue ke penjara, gara-gara lo hidup gue hancur. Bokap gue, udah lo jebloskan ke penjara, dan nyokap gue gila karena perbuatan lo itu, Alta! Gue benci sama lo, untuk itu gue balas dendam sama lo dengan menghancurkan hidup lo. Lo harus ngerasain gimana hancurnya gue dan lo harus lebih hancur, daripada gue!” balas Julian yang juga tak bisa menahan emosinya.

“Bokap lo?”

“Aksan Andreas, dia adalah bokap gue. Bokap gue yang lo jebloskan ke penjara tiga tahun lalu!”

Regi tahu siapa itu Aksan Andreas, orang itu adalah awal dari segala kehancuran hidupnya dan juga hidup Attira. “Lo balas dendam karena gue jeblosin bokap lo ke penjara?” beonya, membuat ia semakin naik pitam mengetahui hal itu.

“SEHARUSNYA DARI AWAL GUE YANG BALAS DENGAN SAMA LO. BUKAN LO YANG BALAS DENDAM SAMA GUE! LO TANYA SAMA BOKAP LO. KENAPA DIA BISA MASUK PENJARA!

“ Gue jeblosin bokap lo ke penjara karena gue cuma mau minta keadilan buat orang tua gue. Gue minta keadilan karena bokap lo yang membunuh kedua orang tua gue!” 

Deg!

Kali ini Julian yang terdiam mendengar pernyataan dari Regi, pernyataan yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Ia hanya mengetahui jika papanya masuk penjara, dan yang melaporkan papanya ke penjara adalah Regi. Ia tidak mendapatkan informasi secara lengkap saat itu, tapi saat mendengar nama Regi yang telah menjebloskan papanya ke dalam penjara. Ia terus mencari Regi untuk balas dendam dengan menghancurkan hidupnya. Karena setelah papanya di penjara. Mamanya harus masuk rumah sakit jiwa.

Altar >< Altarik ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora