Part 1

745 55 1
                                    

Hahoe Folk Village, South Korea

Berteman dengan siang dan malam di setiap hari

membuat ku benar-benar merasa jauh darimu.

Jika kemarin, kau bisa mencintaiku,

aku tidak tahu apa yang kau rasakan saat ini.

Masihkah sama ?

Jika kemarin, aku bisa melihat bahkan menggenggam

tanganmu, masihkah aku bisa saat ini ?

Aku rasa aku harus menutup buku ini,

setiap lembarannya selalu mengingatkanku akan dirimu.

Seseorang yang tidak ku bawa dalam ikatan,

karena ketidak inginan ku untuk mengakhiri masa itu.

Setelah kejadian pada hari itu, Irene memerintahkan satuan Elite untuk membawa Taeyeon ke sebuah desa. Diasingkan dari lingkungan sosial membuat Taeyeon merasa kesepian. Irene menarik semua alat komunikasi Taeyeon dan hanya memberikannya sebuah buku dan beberapa pena untuk menulis. Taeyeon menyadari jika apa yang Ia perbuat pada malam itu adalah kesalahan fatal, kini Ia tidak bisa lagi melihat yeoja yang bisa saja menjadi jawaban atas penantiannya itu.

Taeyeon melangkahkan kakinya ke teras belakang rumah dan melihat pemandangan yang sangat indah. Gunung yang menjulang tinggi, serta daratan hijau yang sangat menyegarkan. Rumah yang kini menjadi tempat tinggalnya itu merupakan rumah yang dibeli Irene untuk beristirahat di waktu luang. Rumah itu berada di atas dataran desa, tak jauh dari rumah itu barulah terdapat rumah-rumah penduduk lainnya. Semua penduduk di desa itu tidak pernah mengetahui siapa pemilik rumah yang saat ini ditempati Taeyeon, karena Irene sendiri belum pernah mengunjungi rumah itu sejak Ia membelinya.

Sementara di sisi lain, Irene sedang disibukan dengan perbaikan ruangan khusus milik Taeyeon di lantai sembilan. Irene meminta satuan Elite untuk membawa tabung kaca milik Taeyeon ke pusat penelitian bawah laut Korea Selatan agar bisa digunakan untuk uji coba sains.

" Nona, semuanya sudah selesai kami selesaikan. ", ucap Myung Jong, kepala satuan Elite.

" Kunci ruangan ini dengan Intelligent Scan yang ku minta kemarin. ", jawab Irene.

" Ne. ", jawab Myung Jong.

Myung Jong meminta Intelligent Staff nya untuk mengatur program scanning yang diminta Irene.

" Silahkan nona. ", ucap Myung jong sambil meminta Irene meletakan sidik jari dan wajahnya di alat pendektesi.

Irene sengaja memasangkan Intelligent Scan pada pintu ruangan itu agar Taeyeon tidak bisa membukanya sewaktu-waktu Ia kembali. Irene ingin Taeyeon hidup normal tanpa bayang-bayang halusinasi itu lagi, Ia terkesan sedikit memaksa keadaan agar Taeyeon bisa kembali.

Security Accept.

" Nona, semuanya sudah selesai. Apa ada hal lain ? ", tanya Myung Jong.

" Tidak ada, kalian bisa pergi. ", jawab Irene.

Myung Jong dan beberapa anggotanya memberi salam pada Irene sebelum beranjak. Irene melihat foto yang ada di tangannya dan Ia melihat halaman belakang foto itu.

You can survive with the right woman. Find and take your seat as an owner of this University !

Irene menghela nafasnya sambil membawa foto itu keluar dari ruangan.

" Mungkin sampai kapan pun kau tidak akan bisa menemukan yeoja yang tepat untuk mu. Bahkan aku sangat yakin jika sampai saat ini kau tidak tahu siapa yeoja yang kau cintai. ", batin Irene.

* * *

Hari berlalu sangat cepat di desa ini, desa kecil yang masih sangat khas dengan budaya Korea di masanya membuat ku sedikit tenang dan tidak merasakan halusinasi itu lagi. Namun, ada satu hal yang membuat ku merasa kurang berada disini, yaitu cincin yang ada di kamar ku. Tak memiliki alat komunikasi membuat ku merasa sulit untuk menghubungi yeoja itu. Akhirnya aku memutuskan untuk mengirimkan surat padanya.

Aku harus berjalan cukup jauh untuk bisa sampai ke kantor pos terdekat di desa. Cuaca yang sangat hangat menemani ku sampai ke pusat desa. Saat hendak memasukan surat ke dalam kotak pos, tangan ku tertahan dan melihat seorang yeoja berdiri di sampingku sambil melakukan hal yang sama.

Betapa terkejutnya kami saat mata kami saling menatap satu sama lain, bahkan mulut kami seolah terkunci rapat dan seketika dia menjatuhkan suratnya.

" K-kau . . . ", ucap kami bersamaan.

" Tidak mungkin. "

" Apa yang sedang kau lakukan ? "

" Ini mimpi buruk untuk ku! "

Yeoja itu berlari meninggalkan ku dan dia benar-benar benci padaku sepertinya. Aku melihat surat yang dia ingin kirimkan tadi berada tepat di bawah kaki ku, aku mengambilnya dan membaca alamat yang ada di surat itu.

Haruskah aku mengantar ini untuk mu, dokter ? 

Peek A Boo : To Be HumanWhere stories live. Discover now