Part 7

220 38 3
                                    

Suasana desa malam itu sangat dingin dan sunyi. Taeyeon hanya terdiam memperhatikan cincin yang ada di depannya, benda yang akan diberikan kepada yeoja yang tepat itu semakin mengeluarkan cahaya yang kuat. Namun, ada kejanggalan yang ditemukan Taeyeon pada malam itu. Ia melihat ada sebuah inisial yang muncul dari cincin itu, Ia mencoba mendekatkan penglihatannya.

Alis namja itu terangkat ke atas dan matanya terbuka lebar saat menebak inisial yang samar di cincin itu.

" J ? ", gumam Taeyeon.

Sepenglihatan Taeyeon, cincin itu memberikan inisial J dengan samar-samar dan Ia langsung meletakan cincin itu.

" J ... J ... J ... who is J ?! ", gumam Taeyeon.

Taeyeon berdiam diri sejenak dan mencoba untuk berpikir. Ia memainkan pulpennya di atas meja dan seketika terhenti.

Jessica . . .

* * *

Baru malam ini aku merasa tidak bisa tidur dan hanya berdiam diri di dekat jendela kamar. Cahaya bulan malam ini sangat menerangi desa, sangat indah. Terlintas di pikiranku tentang seorang namja yang tadi sore baru ku temui lagi.

" Aku rasa kau tidak perlu membenci namja itu. Dia sudah menunjukan sebuah perubahan besar. Jika dia benar-benar jahat, dia tidak mungkin melepaskan ku. "

Aku rasa ucapanku itu sudah tepat, karena tidak ada alasan untuk membenci namja itu sekalipun dia sudah membawaku dalam bahaya.

" Mianhae, Jessica. "

Aku masih terbayang saat dia mengucapkan kata maaf itu, meskipun aku tidak sadarkan diri, entah mengapa aku bisa mendengar kata maaf itu sangat jelas. Matanya selalu bisa meyakinkan ku jika dia berbuat sesuatu dari dalam hatinya.

" Aku tahu sekarang mengapa Taeyeon marah saat aku meminta kalian kembali ke aula. "

" Wae ? "

" Karena berbicara denganmu adalah sesuatu yang menyenangkan dan tentunya akan marah saat ada orang lain yang mengganggu. "

Aku tidak tahu apakah namja itu benar-benar marah saat seseorang mengganggu apa yang sedang dia lakukan. Aku mulai merasa seperti seseorang yang baru jatuh cinta, aku tidak bisa mengeluarkannya dari pikiran dan lamunan ku.

I hope you don't make me fall, Taeyeon . . .

* * *

Keesokan paginya, Jessica meluangkan waktu untuk menggambar sesuatu dari teras di lantai atas rumah. Ia mencoba mencari inspirasi untuk desain pakaian yang cocok untuk summer. Ia memperhatikan setiap penduduk yang sedang beraktivitas dan menggambarkan pakaian yang mereka gunakan. Seperti melihat hantu, Jessica menjatuhkan pensilnya dan Ia terfokuskan pada sekelompok mobil hitam yang melintas di tengah desa. Tak sengaja Ia melihat plat mobil yang ada di antara mobil hitam lainnya.

" Irene. ", gumam Jessica.

Ia langsung meninggalkan tempat duduknya dan menuruni tangga. Tiffany terkejut saat melihat Jessica tiba-tiba menuruni tangga dan keluar rumah dengan sangat tergesa-gesa.

" Sica-ya. ", ucap Tiffany.

Jessica sudah berada di luar rumah dan Ia melihat sejumlah mobil itu menuju sebuah rumah di atas dataran desa.

" What's going on ? ", tanya Tiffany.

" Irene. ", jawab Jessica.

" Mwo ? ", tanya Tiffany.

" Irene datang. Dia pasti akan menjemput Taeyeon. ", jawab Jessica.

" Darimana kau tahu Irene datang ? ", tanya Tiffany.

Jessica menunjuk ke arah mobil-mobil hitam yang semakin dekat dengan rumah itu.

" Seriously, Tiff. You don't have a time. ", ucap Jessica.

Tiffany hanya terdiam dan Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Irene will take Taeyeon forever . . . 

Peek A Boo : To Be HumanWhere stories live. Discover now