Part 3

300 42 0
                                    

Seorang namja bertubuh tinggi besar sedang menunduk di hadapan nona muda yang mempekerjakannya. Namja itu nampak cemas dan Ia dikelilingi oleh satuan Elite lainnya.

" Mianhae, nona. ", ucap namja itu.

" Apakah tugas yang ku berikan padamu sangat sulit ? ", tanya nona muda yang sudah pasti Irene.

" Tidak, nona. ", jawab namja itu.

Irene meletakan gelas wine nya dan beranjak dari tempat duduknya.

" Kau tidak perlu datang lagi ke sini. Kau ku pecat. ", ucap Irene.

" T-tapi, nona. ", namja itu terkejut saat mendengar ucapan Irene.

Kepala satuan Elite, Myung Jong hanya bisa tertunduk saat melihat Irene memecat anak buahnya. Ia tidak bisa bertindak banyak karena bisa saja Ia akan bernasib sama dengan anak buahnya itu.

Irene membanting pintu kamarnya sampai terdengar oleh bodyguard nya. Ia merasa ada yang berbeda dengan Taeyeon, khususnya setelah Ia memberitahu siapa dirinya sebenarnya. Ia melihat foto dirinya bersama Taeyeon saat mereka masih bersama.

Esok hari . . .

Taeyeon masih terlelap dalam tidurnya, namun seorang yeoja sudah berlalu lalang di kamarnya. Yeoja itu duduk di dekat balkon dan menunggu Taeyeon terbangun dari tidurnya.

" Temuilah yeoja itu lagi dan pasangkan cincin itu padanya. Kau bisa hidup dengan normal lagi. "

" Seharusnya kau ada di sini dan melihat apa yang sedang terjadi. "

" Aku melihat semuanya, maka dari itu ku katakan temuilah yeoja itu. "

" Itu sangat mustahil. Yeoja itu membenci ku. "

" Temui. Atau semuanya akan terlambat. "

Perlahan, Taeyeon membuka matanya dan Ia tidak terkejut sama sekali dengan kemunculan seorang yeoja. Ia hanya duduk di tempat tidur dan menghela nafas.

" Mau apa kau ? ", tanya Taeyeon.

" Menemuimu. ", jawab Irene.

" Untuk apa ? ", tanya Taeyeon.

" Mengapa kau mengusir staf ku ? ", tanya Irene.

" Untuk apa dia datang ? ", tanya Taeyeon.

" Untuk menjaga mu. ", jawab Irene.

" Aku bukan anak kecil, Irene. ", ucap Taeyeon.

" Aku tahu. ", jawab Irene.

" Lalu mengapa kau melakukan hal itu ? ", tanya Taeyeon.

" Aku hanya khawatir jika kau akan melukai orang lain. ", jawab Irene.

Taeyeon terdiam dan Ia membuang pandangannya ke arah lain.

" Apa aku salah ? ", tanya Irene.

" Aku tidak melukai siapapun. ", jawab Taeyeon.

Irene terdiam dengan jawaban Taeyeon dan terus memandangi namja itu.

" Jika kau kembali ke rumah, tolong berikan pada ku, cincin yang ada di kamar ku. ", ucap Taeyeon.

" Apa yang mau kau lakukan ? ", tanya Irene.

" Aku bebas melakukan apapun dengan benda itu. ", jawab Taeyeon.

Jawaban Taeyeon itu jelas membuat Irene marah dan beranjak dari kamar Taeyeon.

" Irene. ", ucap Taeyeon.

Langkah kaki yeoja itu terhenti.

Aku akan menetap di desa ini . . .

* * *

Aku merasa akan meleleh sebentar lagi, Seoul benar-benar sangat panas hari ini. Terlepas dari gerutu ku siang hari ini, aku sangat senang karena aku bisa bekerja di salah satu perusahaan fashion yang terkenal di Korea.

Wait . . .

Aku tidak lagi merasakan teriknya matahari.

Apakah akan turun hujan sebentar lagi ?

Saat aku melihat ke sebelah kanan ku, ada seorang namja yang cukup tinggi sedang menghalangi sinar matahari dari hadapanku. Mata ku terbuka saat menyadari siapa namja jangkung ini.

" Y-y-yuri-ssi. "

Perlahan namja itu melihat ke arah ku dan dia juga menunjukan wajah terkejutnya.

" J-jessica. "

Refleks mengingat dia adalah dosen di kampus ku, aku membungkukan tubuhku dan memberikan salam. Namun, hal tak terduga terjadi, dia melakukan hal yang sama juga seolah dia lupa jika dia adalah seorang dosen.

" Apa kau sudah bekerja ? "

" N-ne. "

" Di sekitar sini ? "

" Ne. "

" Selamat atas pekerjaanmu. "

Dia menjulurkan tangannya dan tersenyum sangat manis. Seperti orang bodoh, aku hanya mematung dan tidak membalas jabat tangannya.

" U-uh. "

Dia menarik kembali tangannya dan tertunduk.

" Mengapa kau tidak berada di kampus ? "

" Aku tidak bekerja untuk kampus itu lagi. "

" Wae ? "

" Irene mengeluarkan ku. "

" Jinjja ?! "

" Ne. Dia tahu jika Taeyeon memukul ku dan setelah kejadian itu dia mengeluarkan ku dari kampus itu. "

Aku tidak mengerti mengapa Irene mengeluarkan dosen baru hanya karena Taeyeon, sepertinya alasan itu kurang masuk akal.

" Apa kau baru mau berangkat kerja ? "

" Ne. Tapi aku sedang ditugaskan untuk ke salah satu majalah. "

" Majalah ? "

" Harper's Bazaar. "

" Ah, kau seorang fashion designer. "

" Ne. "

" Pekerjaan itu sangat berkelas, Jessica. "

" Gomawo. "

Aku masih bisa melihat luka yang ada di pelipisnya, aku sangat ingat jelas saat Taeyeon melayangkan pukulan itu pada Yuri. Namun, senyumnya yang manis membuat luka di pelipisnya itu tak terlalu tampak.

" Sepertinya kita bisa berangkat bersama. "

" Apa kau bekerja di sekitar sana ? "

" Ne. "

Aku hanya menganggukan kepala ku perlahan dan entah mengapa untuk tersenyum saja aku malu.

A few hours later . . .

Sesampainya di kantor Harper's Bazaar, aku bergegas masuk dan berpisah dengan Yuri.

" Annyeonghaseyo. "

" Ne. Ada yang bisa kami bantu ? "

" Aku Jessica Jung, 8second. Aku sudah buat janji untuk bertemu dengan head creative content. "

" Nona, sepertinya kau datang pada waktu yang tepat. "

" Jinjja ? "

" Ne. Orang yang ingin kau temui sudah berada di belakangmu. "

Aku mencoba mencerna ucapan resepsionis itu dan perlahan membalikan badan ku mengikuti arah pandangnya.

Omo . . . 

Peek A Boo : To Be HumanWhere stories live. Discover now