Part 10

209 37 1
                                    

Setelah melewatkan masa-masa sulit, Tiffany kembali ke kota untuk mulai bekerja di rumah sakit Seoul. Di dalam perjalanannya, Tiffany masih memikirkan tentang Taeyeon. Di dalam pikiran Tiffany adalah Taeyeon sudah tidak lagi berada di Korea dan sampai kapanpun Ia tidak bisa lagi bertemu dengan namja itu.

" Apa kau yang sudah menyebabkan Jessica seperti ini ?! "

" . . . "

" Jawab aku, Kim Taeyeon! "

" Mianhae. "

Tiffany benar-benar tidak bisa melupakan kejadian yang menurutnya membahayakan sepupunya itu, namun disisi lain, Ia tidak bisa menghindari jika Ia ingin Taeyeon selalu berada di hadapannya.

" Masih teringat jelas momen dimana kita tak mengucapkan sepatah katapun. Hanya ada keheningan yang canggung yang mengalir di antara kita, aku merasa hal itu seolah itu memisahkan kita, terlebih dengan ekspresi wajah yang dingin. ", batin Tiffany.

Jessica's House

Tiffany sampai di depan rumah Jessica dan Ia mengetuk pintu rumah, namun tidak ada jawaban apapun. Ia mencoba menghubungi ponsel Jessica, namun tidak ada jawaban dan Ia harus menunggu sampai Ice Princess itu menjawab panggilannya.

" Ya, apa yeoja itu belum bangun ? ", gumam Tiffany.

Fany-ah . . .

Tiffany terkejut mendengar suara itu, suara yang tak asing untuknya. Ia membalikan tubuhnya dan kini Ia mematung mendapati asal suara itu. Ia tidak percaya dengan apa yang Ia lihat, seorang namja yang di dalam pikirannya tidak bisa lagi Ia temui, kini ada di hadapannya.

" Tae... ", gumam Tiffany.

Keduanya masih menatap satu sama lain, mata mereka seolah mengucapkan apa yang selama ini mereka pendam. Namun, seperti menyimpan dilema, pandangan mata Taeyeon seolah sedih melihat yeoja yang ada di hadapannya saat ini.

" Bagaimana kabar mu ? ", pertanyaan Taeyeon itu memecahkan keheningan diantara mereka.

Tidak ada jawaban dari Tiffany, Ia masih tidak percaya jika Taeyeon ada di hadapannya dan keduanya kembali dalam suasana hening.

" Aku begitu takut jika aku benar-benar akan melupakanmu. ", ucap Tiffany.

Taeyeon yang semula tertunduk, kini menatap Tiffany.

" Setiap kali memikirkan mu, hanya rasa sakit yang ku rasakan. ", ucap Tiffany.

" Fany-ah. ", gumam Taeyeon.

Tak sadar, air matanya sudah membasahi pipi, Tiffany hanya bisa tertunduk.

" Sedikit demi sedikit, hati ku yang membeku bisa kau ubah mengalir seperti air. Melihat mu dari kejauhan sudah cukup membuat ku bahagia. Apakah kau bisa melihat rasa cinta ini ? Apakah kau bisa merasakannya ? ", ucap Taeyeon.

" Rasa cintaku padamu sama besarnya dengan rasa sakit mencintai mu. ", jawab Tiffany.

Sedang melemparkan pandangan dan ungkapan perasaan, keduanya tak menyadari jika ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sedari tadi.

" Saat kau ingin melihat ke belakang, kau bisa pergi, Taeyeon. Karena aku tidak akan berada di sana dan kau akan baik-baik saja. ", gumam Jessica.

Ia melihat cincin yang masih melingkar di jarinya dan Ia berusaha untuk melepaskan cincin itu. Dengan air matanya, Ia berusaha untuk melepaskan, namun tidak ada hal yang berubah, cincin itu masih melingkar di jarinya.

" Tidak mungkin. "

" Bagaimana ini ? Aku tidak bisa melepasnya. "

" Ayah ku bilang jika cincin ini akan melekat pada yeoja yang tepat. "

" Tidak mungkin, ini hanya ukurannya yang salah. "

" Sudah-sudah kau tidak perlu memaksakan cincin itu agar terlepas dari tanganmu. Biarkan saja dia melingkar di sana. "

Jessica menutup tirai jendelanya dan Ia melihat ke tempat tidur.

" Sebaiknya kau batalkan apartment itu. "

" Lalu aku harus tinggal dimana ? "

" Tinggalah di sini. "

" . . . "

" Aku hanya tinggal sendiri, Krystal berada di asrama kampusnya. "

" . . . "

" Tidak bermaksud apapun, aku hanya khawatir Irene bisa mencari keberadaan mu melalui transaksi jual beli apartment itu dan dia akan membawa mu pergi lagi. "

" Ne, arraseo. "

Jessica mencoba untuk tenang dan seolah-olah tidak terjadi apapun pada dirinya, Ia memutuskan untuk keluar rumah.

" Fany-ah. ", ucap Jessica.

" N-ne. ", jawab Tiffany yang langsung melihat Jessica.

" Apa kau sudah lama ? ", tanya Jessica.

" Ani, aku baru saja datang. ", jawab Tiffany.

" Ah, kau datang bersama Taeyeon ? ", tanya Jessica.

Taeyeon terkejut mendengar pertanyaan Jessica, Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan yeoja yang memberinya tempat tinggal itu.

" Masuklah. ", ucap Jessica.

Tiffany menoleh ke arah Taeyeon sebelum Ia masuk ke rumah Jessica, mereka saling menatap karena bingung dengan pertanyaan Jessica.

Apakah sesulit ini untuk menjadi seorang manusia normal ? 

Peek A Boo : To Be HumanWhere stories live. Discover now