Part 8

202 35 1
                                    

" Kemaskan barang mu sekarang. "

" Apa-apaan ini ? "

" Kita akan pindah ke Jepang. "

" W-wae ? "

Dia tidak menjawab ku, dia terus berjalan dan menuju kamar.

" Irene. Mengapa kita harus pindah ? "

" Ikuti saja. Apa sulitnya ? "

" Mwo ? "

Dia menatap ku sangat tajam sekarang dan membuat ku sangat marah.

" Kau meminta ku untuk mengikuti mu ? "

" Ne. "

" Tidak akan. "

Langkah kaki ku berjalan ke belakang dan aku melihat beberapa satuan Elite menatap ku.

1..2..3...

Aku berlari secepat mungkin keluar dari teras rumah.

" TANGKAP NAMJA ITU ! "

Tidak memikirkan apapun, aku benar-benar hanya fokus berlari menghindari kejaran satuan Elite. Langkah kaki membawa ku memasuki hutan dan mata ku langsung mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.

" Kim Taeyeon-ssi. "

Aku mencoba mengatur nafas ku dan bersikap tenang.

" Kim Taeyeon-ssi, kami mohon keluarlah, kami bisa dipecat jika kami tidak menemukan mu. "

Dipecat ?

A few hours later . . .

Aku sudah tidak lagi mendengar suara para namja itu, aku memutuskan untuk keluar dari hutan dan duduk di tepi sungai.

" Mengapa semuanya menjadi rumit seperti ini ? Aku tidak mengerti apa yang akan direncanakan oleh Irene. "

Aku membasuh wajah ku dengan air sungai dan mendapati sebuah bayangan di samping ku.

" Long time no see. "

" Apa mau mu ? "

" Aku hanya ingin menyapa tubuhku di dunia lain. "

" Jangan mengganggu ku lagi. "

" Aku tidak akan mengganggumu lagi. "

" Lalu apa mau mu ? "

" Kau sudah berubah sekarang. "

" Maksudmu ? "

" Hanya karena yeoja itu kau mau berubah. "

" . . . . "

" Namun, hati mu saat ini sedang bimbang kan ? "

" Ani. "

" Jangan menutupi hal itu. Aku tahu kau sedang bimbang antara dua yeoja itu. "

Mata ku langsung terpejam.

" Lihatlah dengan hatimu. "

" Mengapa cincin itu menunjukan inisial yeoja lain ? "

" Ada satu hal yang kau tidak mengerti. Inisial yang muncul di cincin itu menandakan kalau yeoja itu sedang memikirkan tentang dirimu belakangan ini. "

" Maksud mu ? "

" Kembalilah ke desa dan ketuklah pintu rumah yeoja itu. Amatilah kedua yeoja itu dan yakinkan lah hati mu untuk memilih, maka cincin itu akan menunjukan inisial yang sangat jelas. "

Perlahan halusinasi itu menghilang dan aku hanya bisa merenungkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya.

I wish I could find you . . .

* * *

" Irene will take Taeyeon forever . . . "

Hanya kata-kata itu yang diingat oleh yeoja yang saat ini sedang melamun.

" Kau memikirkan namja itu ? ", tanya Jessica.

Tidak ada jawaban dari Tiffany dan Ia hanya tertunduk.

" Aku yakin namja itu akan menemuimu lagi. ", ucap Jessica.

" Kau sendiri yang mengatakan jika Irene akan membawanya. ", jawab Tiffany.

" Yakinkan hatimu jika dia akan datang. ", ucap Jessica.

" Aku tidak tahu apa yang ku rasakan saat ini. ", jawab Tiffany.

Raut wajah Jessica sedikit berubah dan Ia terdiam.

" Aku mencoba untuk membencinya bahkan aku bisa. Aku berusaha untuk menghindar dan menutupi semuanya. Tapi, kehadirannya seolah membuat semuanya hancur. ", ucap Tiffany.

Jessica hanya menundukan kepalanya, Ia merasa ada sesuatu yang salah dengan hatinya.

" Aku tidak ingin mencintainya. ", ucapan itu lolos begitu saja dari bibir Tiffany dan membuat Jessica terkejut.

" Wae ? ", tanya Jessica.

" Aku tidak memiliki alasan untuk mencintainya. ", jawab Tiffany.

Jessica hanya bisa terdiam mendengar jawaban Tiffany, begitupun dengan seorang namja yang sedari tadi mendengar ucapan mereka dari jendela belakang rumah yang terbuka. Namja itu melihat ke cincin yang Ia genggam dan cahaya cincin itu meredup. Tidak ada lagi inisial siapapun di cincin itu dan Ia menyimpannya di dalam saku celananya.

Tak berapa lama, Jessica keluar dari rumah dengan alasan mencari udara segar dan langkah kakinya terhenti saat Ia melihat namja yang menghiasi pikirannya belakangan ini sedang duduk di tepi jalan.

" T-taeyeon-ssi. ", ucap Jessica.

Taeyeon melihat ke arah Jessica dan Ia langsung terbangun dari duduknya.

" Jessica. ", ucap Taeyeon dengan tatapan yang sangat dalam.

Jessica melangkahkan kakinya mendekat dengan Taeyeon, tanpa ada sedikit keraguan dalam hatinya.

" Mianhae. ", ucap Taeyeon.

" Mianhae ? ", tanya Jessica.

" Karena sudah melukaimu di waktu itu. ", jawab Taeyeon.

" Aku tahu kau tidak bermaksud seperti itu. ", ucap Jessica.

" Semua orang mengatakan aku menyakitimu. ", jawab Taeyeon.

" Berhenti mendengarkan orang lain. Jadilah apa yang kau inginkan dan lakukan apa yang kau yakini. ", ucap Jessica.

" Mengapa kau tidak takut berada di sekitarku ? ", tanya Taeyeon.

Jessica tersenyum dan Ia berjalan mendahului Taeyeon.

" Kau belum menjawab ku. ", ucap Taeyeon sambil mengikuti Jessica.

" Untuk apa aku takut dengan namja mungil seperti mu ? ", tanya Jessica.

" Ey ? ", ucap Taeyeon.

" Lagipula aku tahu, kau memiliki hati yang baik. Jadi tidak ada alasan untuk takut ataupun membencimu. ", jawab Jessica.

" Aku tidak memiliki alasan untuk mencintainya. "

Jawaban yang berbeda dari yeoja yang sama-sama pernah dilukainya di masa lalu. Taeyeon semakin bimbang dengan hatinya.

" Jessica. ", ucap Taeyeon.

" Ne. ", jawab Jessica.

" Ada satu hal yang kau tidak mengerti. Inisial yang muncul di cincin itu menandakan kalau yeoja itu sedang memikirkan tentang dirimu belakangan ini. "

Apakah kau yeoja itu ?

Peek A Boo : To Be HumanWhere stories live. Discover now