Part 12

204 35 0
                                    

Seorang yeoja nampak melamun di taman yang sepi, matanya hanya memandang lurus ke depan melihat lampu kota yang bersinar. Tak berapa lama, datang seorang namja yang langsung duduk di sampingnya dan ikut memandang lurus ke depan.

" Mengapa kau berada di luar ? ", tanya namja yang tidak salah lagi, Taeyeon.

" Aku merindukan keluarga ku. ", jawab yeoja yang sudah pasti Tiffany.

" Ada apa dengan keluargamu ? ", tanya Taeyeon.

" Aku sudah lama tidak bertemu mereka. ", jawab Tiffany.

" Mereka tidak berada di Korea ? " tanya Taeyeon.

Tiffany hanya menggelengkan kepalanya.

" Aku kira Jessica adalah keluarga mu. ", ucap Taeyeon.

" Iya, dia adalah sepupu ku. ", jawab Tiffany.

" Setidaknya kau masih ada keluarga yang bisa menemani mu, meskipun hanya sepupu. ", ucap Taeyeon.

Tiffany terdiam dan Ia mencoba mencerna ucapan Taeyeon.

" Aku hidup seorang diri untuk waktu yang cukup lama. Ayahku menggantikan kehadirannya dengan materi yang aku sendiri tidak tahu bagaimana cara menghabiskannya agar dia bisa kembali. Sampai saat ini aku tidak tahu harus hidup seperti apa. Aku ingin sekali hidup seperti manusia normal pada umumnya. ", ucap Taeyeon.

" Bagaimana dengan Irene ? ", tanya Tiffany.

" Dia adalah adik ku. ", jawab Taeyeon.

" A-adikmu ? ", tanya Tiffany.

" Ne. Namun, semua itu berubah saat malam kelulusan. Aku baru menemukan fakta bahwa dia bukanlah adik kandung ku. ", jawab Taeyeon.

" Tunggu sebentar. Jika kau adalah kakak dari Irene, maka kau adalah pemilik kampus itu ? ", tanya Tiffany.

Taeyeon menganggukan kepalanya dan Ia membuat Tiffany menutup mulutnya.

" Jessica adalah seorang yeoja yang baik, seharusnya kau tidak perlu merasa sendirian atau sedih. Kau bisa menceritakan segala hal pada Jessica, dia memiliki hati yang sangat tenang dan hangat. ", ucap Taeyeon.

Tiffany mulai heran dengan ucapan Taeyeon yang seolah sudah mengenal Jessica cukup lama.

" Hatinya tidak sedingin wajahnya. ", ucap Taeyeon.

" Kau seperti sudah mengenal Jessica cukup lama. ", jawab Tiffany.

I wish . . .

* * *

" I wish. "

Jawaban itu jelas membuat ku semakin heran dengan namja yang saat ini ada di hadapanku. Hati ku semakin yakin jika dia sudah mengenal Jessica sejak lama dan dia adalah namja yang ada di foto itu.

" Tae, boleh aku menanyakan sesuatu pada mu ? "

" Tanyakan lah. "

" Apa nama sekolahmu dulu ? "

" Wae ? Mengapa kau menanyakan hal itu ? "

" Ani, aku hanya ingin tahu. "

Dia menatapku curiga, namun dia tersenyum kecil dan itu benar-benar membius ku. Senyumnya benar-benar sama dengan yang ada di foto, namja itu pasti Taeyeon.

" Aku bersekolah di . . . . "

" . . . . "

" Tunggu sebentar, apa nama sekolah ku ? Aku lupa. "

" YA! "

Dia terkejut mendengar suara ku dan sedikit menjauh.

" W-wae ? "

" Bagaimana kau bisa lupa dengan sekolah mu sendiri ?! "

" Aku tidak bisa mengingat sesuatu dengan jarak yang sangat jauh. "

" Jinjja ? "

" Ne. "

" Mengapa kau dan Jessica sama saja ?! "

" M-maksudmu ? "

" Dia juga tidak bisa mengingat siapa teman sekolahnya sendiri. "

" Memang kau dan Jessica bersekolah dimana ? "

" Aku dan Jessica berbeda sekolah. Aku bersekolah di London School for Scholarship dan Jessica di Korea International School. "

" Korea International School ? "

" Yes. "

I remember my school now, Fany-ah . . .

* * *

Jessica duduk di ruang makan, matanya memandang lurus ke depan seperti sedang memikirkan sesuatu yang mengganggunya sedari tadi.

" Aniyo. Kau yang seharusnya menyadari. "

" Kau tahu aku tidak peduli dengan hal-hal seperti itu, lagi pula aku tidak bisa mengingat sesuatu dalam waktu yang lama. "

Jessica merasa kehadiran Taeyeon saat ini akan membuat segalanya rumit, ada sedikit perasaan menyesal karena Ia membawa Taeyeon lari dari Irene.

drrt ... drrt ...

" Yeoboseyo. "

" . . . "

" Beritahu pada ku dimana Taeyeon ? "

" . . . "

" Aku tahu kau yang membawanya lari. Sebaiknya kau beritahu pada ku, dimana namja itu ? "

Jessica meletakan ponselnya di meja makan dan langsung berlari ke arah pintu rumah. Namun, langkahnya terhenti saat Ia melihat beberapa mobil hitam sudah berada di depan rumahnya.

" Fany-ah. ", gumam Jessica.

Ia berlari ke arah pintu belakang sambil mencoba menghubungi Tiffany. Namun, tidak ada jawaban dari Tiffany. Ia semakin panik dan perlahan mencoba mencari cara untuk menghindari Irene.

Seolah beruntung, Jessica sudah berada di sisi seberang dengan Tiffany. Saat itu, Tiffany sedang berjalan menuju rumah bersama Taeyeon. Meskipun merasa hatinya sakit, Jessica mencoba untuk melupakan hal itu karena keselamatan sepupunya jauh lebih penting.

" Lihat ponselmu. ", Jessica menggerakan mulutnya sambil menunjuk ke arah ponsel.

" Mwo ? ", gumam Tiffany.

Jessica langsung menghubungi Tiffany yang berada di seberang jalan.

" Wae ? "

" Irene ada di depan rumah ku. "

" Jinjja ?! "

" Sebaiknya kau bawa Taeyeon pergi, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. "

" T-tapi. "

" Fany-ah, tidak ada waktu lagi, bawa Taeyeon pergi. "

" Bagaimana dengan mu ? "

" Aku akan baik-baik saja. Aku akan melarikan diri ke kantor. Nanti akan ku hubungi kau dari sana. "

" Sica-ya. "

" Take care of yourself. "

Tiffany terlihat bingung dan Ia sedih harus meninggalkan sepupunya seorang diri menghadapi Irene. Jessica menggerakan tangannya seolah menyuruh Tiffany untuk segera pergi.

" Ada apa ? ", tanya Taeyeon.

" Sebaiknya kita pergi sekarang, Irene berada di sekitar sini. ", jawab Tiffany.

" M-mwo ? Bagaimana dengan Jessica ? ", tanya Taeyeon.

Tiffany melihat wajah Taeyeon seolah panik dan mengkhawatirkan Jessica.

Dia yang meminta mu untuk pergi. 

Peek A Boo : To Be HumanWhere stories live. Discover now