Part 5

242 41 3
                                    

Sudah lama sekali aku tidak menikmati makanan tradisional seperti ini, aku merasa kembali ke masa kecil ku saat berlibur di rumah nenek. Orang tua ini menyediakan segala macam makanan yang dia jual setiap harinya.

" Sekali lagi aku ingin ucapkan terimakasih karena kau sudah membantuku. "

" . . . "

" Aku tidak tahu harus membalasnya dengan apa. "

" Tidak perlu, aku hanya membantu sebisa ku. "

" Darimana kau berasal ? Apa kau sedang berlibur di sini ? "

" Ne. Aku sedang berlibur. "

" Kau menginap di sekitar sini ? "

" Lumayan jauh dari sini. "

" Ah, menetaplah jika kau ingin, itu bisa menghemat biaya menyewa hotel mu. Di sini juga memiliki fasilitas lengkap, bahkan ada klinik yang melayani selama 24 jam. "

" . . . "

" Bicara tentang klinik, apa kau sudah memiliki kekasih ? "

Aku hanya menggelengkan kepala ku dan tersenyum sambil menyantap makanan yang dia sediakan.

" Ah, wae ? Kau sangat baik, mengapa kau masih seorang diri ? "

" . . . "

" Mungkin aku harus memperkenalkan kau pada dokter yang menjaga klinik itu. Dia adalah yeoja yang sangat rendah hati dan penyayang. Dia baik sekali sama seperti mu. "

Seketika aku berhenti menyantap hidangan dan terbayang wajah yeoja itu.

" Kembalilah kapanpun, aku akan menyambutmu. "

Orang tua itu menepuk pundakku dan beranjak merapikan kedainya. Kini yang ada di dalam pikiran ku adalah sebuah ide untuk lebih dekat dengan yeoja itu.

A few minute later . . .

Kaki ku melangkah keluar dari kedai dan melihat ke sisi kanan kedai itu. Aku bisa membaca tulisan klinik itu jelas dari jarak yang tidak terlalu jauh. Klinik itu benar-benar menuliskan buka 24 jam. Langkah kaki ku berangkat mendekati klinik itu, suasana yang ramah aktivitas penduduk serta langit yang cerah membuat ku berharap hari ini akan menjadi hari baik untuk ku.

Banyak sekali orang tua yang datang ke klinik ini.

Mata ku melihat ke dalam klinik dari sela-sela jendela dan aku mendapati yeoja itu sedang tersenyum pada pasiennya. Benar-benar senyum yang tidak bisa dituliskan dengan kata-kata, bahkan aku rasa tidak ada satu kata pun yang bisa menjelaskan senyum itu. Rambutnya yang panjang dan coklat sangat cocok dengan kulit putihnya.

Astaga. Apa ini ? Mengapa aku sulit bernafas ? Jantung ku berdetak sangat kencang.

Tak berapa lama menunggu di luar, aku melihat pasien yang sedari tadi berada di dalam akhirnya keluar dan di saat yang bersamaan ada seorang nenek yang ingin masuk ke klinik namun terlihat sulit sekali untuk melangkah. Entah apa yang terjadi padaku, refleks ku menolong nenek itu dan mengantarnya sampai ke dalam.

Sesuai dengan dugaan ku, yeoja itu terkejut saat melihat ku menuntun nenek ini. Aku tahu jika saja tidak ada nenek ini, pasti yeoja itu akan berteriak dan lari seperti kemarin. Wajahnya mencoba untuk tenang namun tetap membuang pandangannya dari ku.

" Mianhae, aku hanya membantu pasien mu. "

" . . . "

Aku bergegas keluar dari klinik agar tidak membuat dia panik atau merasa tidak nyaman. Hari itu aku memutuskan untuk menghabiskan waktu di tengah-tengah desa untuk bertemu banyak orang. Aku sendiri tidak mengerti mengapa aku mulai haus untuk aktif bersosialisasi dengan banyak orang.

I will fight for this.

* * *

Jessica sangat terkejut ketika resepsionis memberitahu padanya bahwa orang yang Ia ingin temui berada tepat di belakangnya, karena orang itu adalah Yuri.

" B-bagaimana ? ", gumam Jessica.

" Annyeonghaseyo. ", ucap Yuri yang terlihat menggoda Jessica sambil tersenyum.

" Kau bekerja untuk .... ? ", Jessica masih tidak percaya jika Yuri bekerja untuk Harper's Bazaar.

" Ne. Sebenarnya aku ingin katakan itu padamu, tapi aku lebih ingin mengetahui tentangmu tadi. ", jawab Yuri.

" Ya... ", gumam Jessica.

Yuri mengajak Jessica untuk langsung ke ruang kerjanya dan Ia memberikan isyarat pada resepsionis untuk menolak siapapun yang mencarinya pada hari itu.

" Sudah berapa lama kau bekerja disini ? ", tanya Jessica.

" Setelah Irene mengeluarkan ku, aku langsung melamar kerja di sini. ", jawab Yuri.

" Well, kau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. ", ucap Jessica.

" Dan klien yang sangat baik tentunya. ", jawab Yuri sambil menatap Jessica.

Jessica menundukan kepalanya perlahan sambil menahan senyumnya. Mereka memulai pembahasan tentang masalah pekerjaan dan Yuri terlihat sangat menyimak apa yang dijelaskan Jessica dari awal sampai akhir pertemuan mereka.

A few hours later . . .

" Aku tahu sekarang mengapa Taeyeon marah saat aku meminta kalian kembali ke aula. ", ucap Yuri.

" Wae ? ", tanya Jessica.

" Karena berbicara denganmu adalah sesuatu yang menyenangkan dan tentunya akan marah saat ada orang lain yang mengganggu. ", jawab Yuri.

Lagi-lagi, Yuri membuat Jessica tersenyum malu. Keduanya keluar dari kantor dan memutuskan untuk makan siang bersama di sekitar kantor.

" Ya, lihat. Mr Kwon tampak sangat bahagia dengan yeoja yang bersamanya. ", ucap resepsionis.

" Ye. Aku baru pernah melihat Mr Kwon se excited itu. ", jawab petugas keamanan.

360 Degree Cafe

Cafe ini adalah tempat favorit Yuri untuk mencari inspirasi dan Ia membawa Jessica untuk sedikit bertukar ide tentang pekerjaan. Selama berbincang, Yuri tidak berhenti menatap mata Jessica dan hal itu jelas membuat Jessica salah tingkah.

Saat sedang berbicara dengan Yuri, tiba-tiba ponsel Jessica berbunyi dan ada panggilan masuk dari Tiffany. Namun, karena sedang menikmati momen bersama Yuri, Jessica mengabaikan panggilan masuk itu dan menyimpan ponselnya kembali. 

Meanwhile . . .

" Ish, mengapa dia tidak menjawab panggilan ku ? ", gumam Tiffany.

Tiffany meletakan ponselnya dan Ia beranjak dari tempat duduknya. Ia melihat keluar jendela dan Ia sangat terkejut dengan pemandangan yang tak biasa Ia dapati. Matanya hanya tertuju pada sebuah keramaian yang ada tepat di seberang kliniknya. Sejumlah orang berdiri di depan toko kue dan terlihat sedang menyaksikan sesuatu, karena penasaran, Tiffany pun keluar dari klinik dan menuju ke depan toko kue.

" Mari..mari...datanglah dan lihatlah cara kami membuat kue ini. Segera dapatkan jangan sampai kehabisan. ", ucap pemilik toko.

" Paman, apa yang sedang kau lakukan ? ", tanya Tiffany.

" Ah, Tiffany-ssi, mari lihatlah cara kami membuat kue. ", jawab pemilik toko.

" Kau tidak biasanya seperti ini. ", ucap Tiffany.

" Ne. Ada seorang namja yang datang ke toko ku dan melihat keadaan toko yang sangat sepi. Akhirnya dia meminta ku untuk memberitahu apa saja bahan-bahan dasar untuk membuat kue, dan akhirnya dia mendemokan di depan toko. ",jawab pemilik toko dengan wajah yang sangat antusias.

" Seorang namja ? ", tanya Tiffany.

Pemilik toko itu menunjukan kepada Tiffany siapa namja yang dimaksudkan dan Tiffany langsung bertatapan dengan Taeyeon yang sedari tadi melihat ke arahnya. Tiffany benar-benar terkejut dengan penampilan Taeyeon sore itu, dengan kemeja yang digulung setengah lengan, Tiffany seolah dibuat tak bisa mengucapkan kata-kata apapun.

Jess, you must see this.

Peek A Boo : To Be HumanWhere stories live. Discover now