ANTARIKSA 16 || Keputusasaan

129K 6.5K 370
                                    

Kegilaanku hanya satu, ingin memilikimu sampai seumur hidupku.

#AntariksaSabhara

©©©

Antariksa baru pulang ke rumah pukul delapan malam, ia memasuki rumah megah yang di tinggali berdua bersama Ibunya. Saat ingin menuju ke tangga, ia harus melewati ruang makan dan matanya kemudian melihat pada satu sosok yang tengah duduk di samping Ibunya. Kening Antariksa berkerut tidak suka melihat lelaki itu. Ia tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres dari lelaki itu, dan Ibunya cukup mudah dibodohi oleh lelaki bernama Surya Adiwinanggar. Lelaki yang sudah selama satu tahun ini menjadi kekasih ibunya.

"Antariksa pulang!" ujarnya menyadarkan kedua insan yang tengah menyantap makanan mereka.

"Kamu habis dari mana baru pulang jam segini? Kumpul lagi sama anak-anak berandalan itu?!" bentak Riana dengan wajah datar menahan emosi.

"Harusnya Mama senang kan Atar baru pulang? Jadi Mama bisa berduaan sama pria tua itu!" jawab Antariksa santai.

"Anak kurang ajar!! Semakin Mama biarkan kamu menjadi semakin keterlaluan, Antariksa!!" bentak Riana berdiri dari duduknya.

"Riana sudahlah, putramu baru saja pulang. Biarkan dia istirahat." Surya ikut berdiri menenangkan Riana.

"Dia tidak bisa lagi didiamkan Mas! Kata-katanya sudah sangat kasar dan itu pasti karena teman-temannya itu."

"Jangan cari kambing hitam lagi, Ma! Mama tau apa yang sebenarnya buat Antariksa kayak gini."

"Oh, jadi kamu masih mikirin Papa berengsek kamu itu?! Buat apa, Antariksa? Dia bahkan nggak pernah memikirkan anaknya sendiri! Kalau kamu memang mau sama Papa kamu, silakan! Kamu bisa pergi dari sini dan cari Papa tersayang kamu itu! Tapi setelahnya, jangan pernah memanggilku Mama lagi!!" suara bentakan Riana menggelegar sampai di setiap sudut rumah.

Antariksa membulatkan matanya tidak percaya dengan kalimat pengusiran dari sang Mama. Dia tidak menyangka kalau Riana bisa sampai mengusirnya seperti ini. Seorang Riana Daniarti Wiratno, yang selama ini mengandung serta merawatnya sampai sekarang telah mengusir dirinya.

Ia merasakan sesak di dadanya, mendengar Ibu kandungnya sendiri berkata seperti itu membuat dadanya berdenyut nyeri. Antariksa berusaha menyembunyikan matanya yang sudah berkaca-kaca. Dia mengepalkan kedua tangannya menahan air mata itu keluar.

"Mama emang nggak pernah suka Atar tinggal disini kan? Sejak awal Mama emang udah benci sama Antariksa kan? Kalau itu mau Mama, Atar akan pergi dari sini. Terima kasih udah ngerawat dan jadi Ibu bagi Atar selama ini. Saya gak akan melupakan jasa anda." Antariksa membalikkan tubuhnya kembali menuju pintu yang tadi baru saja dia lewati.


Hancur.

Itulah yang saat ini dirasakan oleh hatinya. Tidak ada anak yang tidak sakit hati saat mendengar perkataan seorang Ibu seperti Riana. Sudah berkali-kali Antariksa mencoba menahan semuanya karena dia sangat menyayangi Riana, tetapi kali ini, saat kalimat pengusiran itu keluar, tidak ada lagi yang bisa menahannya kali ini.

Antariksa memasuki garasi di sayap kanan rumahnya. Ia kemudian masuk ke dalam salah satu mobil berwarna merah yang terparkir di sana. Bukan Riana yang membelikan mobil itu, bodyguard sang Papa yang mengirimkannya.

Waktu Mamanya tahu itu adalah kiriman dari Papanya, sudah dipastikan wanita paruh baya itu marah. Setiap kali melihat mobilnya, Riana selalu ingin merusaknya. Sebab itulah, Antariksa tidak pernah memakai mobilnya dan menyimpannya di garasi yang terpisah dari mobil Mamanya.

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Where stories live. Discover now