ANTARIKSA 31 || AIR MATA YUDHISTIRA

81.7K 3.4K 99
                                    

"Kasih sayang seorang Ibu tidak akan mati walaupun raganya telah tiada."

#YudhistiraSabhara

©©©

Antariksa beserta Riana, Rivaldi, Senjana dan Yudhis keluar dari kantor polisi beriringan. Antariksa merangkul pundak Ibunya selama perjalanan menuju parkiran. Sebenarnya dia ingin bertanya tentang bagaimana perasaan Ibunya yang bertemu dengan Ayahnya itu, tapi dia mengurungkan niatnya dan mungkin diam akan lebih baik.

Jujur perasaan kesal dan kecewa yang dia rasakan pada Rivaldi maupun Yudhistira sudah sedikit berkurang. Setelah mengetahui kenyataan mengenai Ibu dari Yudhia yang memiliki gangguan mental, dia merasa sedikit menyesal mengingat perkataan yang dulu dia lontarkan pada lelaki itu.

"Kamu mau pulang ke rumah atau Rumah Sakit, Yudhis?" tanya Rivaldi saat mereka sampai di parkiran.

"Yudhis ke Rumah Sakit, Pa. Yudhis bilang ke uncle Erros cuma sebentar tapi malah ternyata sampai malam."

"Ada apa lo ke Rumah Sakit? Ada yang sakit?" tanya Antariksa penasaran karena mendengar percakapan itu.

Yudhis terdiam sebentar lalu tersenyum kecil sebelum menjawabnya.

"Nyokap gue dirawat di Rumah Sakit." jawab Yudhis.

"Parah?" tanya Antariksa pelan.

Antariksa melihat gerak-gerik Yudhis yang seperti kesusahan menjawab pertanyaannya. Dia merasa Yudhis sangat tertutup soal Ibunya. Kalau dipikir lagi, Yudhis jarang sekali.. Ah tidak! Dia bahkan tidak pernah menceritakan apapun tentang Ibunya pada Antariksa. Dia hanya tau mengenai Ayah kandungnya yang sudah meninggal sewaktu lelaki itu masih kecil.

"Gak separah yang kalian pikirin. Dia... Baik-baik aja sekarang." jawab Yudhis lagi-lagi dengan senyum tipisnya.

"Sakit ap..."

Suara Riana yang akan bertanya terpotong saat ponsel Yudhis berdering. Lelaki itu merogoh saku celananya dan melihat layar ponsel sambil mengerutkan keningnya. Secepatnya dia menempelkan ponsel itu ditelinganya dengan wajah serius bercampur gelisah.

"Ada apa uncle? Ibu gak apa-apa kan?" ujar Yudhis langsung tanpa mengatakan halo membuat Antariksa berdecak atas kebiasaan bangsawan nyeleneh itu.

"Apa susahnya bilang halo?" gumam Antariksa.

"Yudhis kesana sekarang!" akhir Yudhis dengan wajah pucat lali tergesa membuka mobilnya.

"Ada apa?" Rivaldi bertanya sambil menahan lengan Yudhis.

"Ibu... Dia membuat kekacauan lagi. Yudhis harus ke Rumah Sakit sekarang." jawab Yudhis sangat pelan.

"Kita berangkat kesana bersama!"

"Atar ikut!"

Rivaldi dan Yudhis menoleh saat Antariksa ikut bersuara, membuat kedua lelaki itu menatapnya tidak percaya.

"Buat apa?" tanya Yudhis.

"Lo udah sering ada bareng sama gue disaat gue terpuruk. Apa salahnya kalau gue nemenin lo sekarang?"

"Oke! Lebih baik kita berangkat sekarang." ujar Rivaldi langsung masuk ke kursi penumpang sebelah kursi pengemudi.

Antariksa merebut kunci mobil ditangan Yudhis membuat lelaki itu mengernyit.

"Lo sekarang lagi gak stabil. Gue gak mau ambil resiko kita bakal sampai ke Rumah Sakit buat perawatan bukan menjenguk." ujar Antariksa.

"Iya, Atar benar. Kalian hati-hati ya. Semoga Ibu kamu baik-baik saja, Yudhis." ujar Riana.

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang