ANTARIKSA 38 || KEPEMILIKKAN

96.8K 3.6K 117
                                    

"Kamu bukan barang tapi setengah hidupku yang memang seharusnya menjadi milikku"

#AntariksaSabhara

©©©

Antariksa Sabhara, lelaki yang dulunya adalah seorang Kapten geng bernama Jupiter telah menjelma menjadi seorang pria dewasa. Berusia 25 tahun dan saat ini tengah magang di perusahaan Ayahnya sebelum benar-benar diangkat sebagai pemimpin. Antariksa dengan Yudhistira berbeda, kalau Atar lebih condong pada perusahaan properti dan tambang emas yang berada di Papua. Dia dan Yudhis juga diharuskan mengelola hotel yang sudah turun-temurun milik keluarga Sabhara yang sudah berdiri sejak kakeknya masih hidup secara bersama.

Sedangkan Yudhistira jarang menuntut apapun. Dia mengatakan kalau ingin membangun usahanya sendiri yaitu cafe atau restoran saja selain mengelola Hotel Sabhara. Tetapi sekali lagi, walaupun dia tidak ingin menerima posisi tinggi di perusahaan Ayahnya karena merasa tidak pantas, namun Rivaldi dan Riana bersikeras menyuruhnya mengelola salah satu bisnis Sabhara. Pada akhirnya dia lebih memilih perusahaan berlian yang tidak dipilih Antariksa. Katanya lelaki itu tidak suka jika harus berkutat pada kegiatan yang mengharuskan dirinya memutar otak lebih banyak.

"Reuni Jupiter kapan, Yud?" tanya Antariksa yang saat ini tengah duduk santai di ruang keluarga.

"Tanggal dua puluh kayaknya." jawab Yudhis sekenanya tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Hah? Bukannya sekarang tanggal dua puluh?"

Mata Yudhis membulat, dia menoleh ke arah Antariksa sejenak lalu menyalakan ponselnya mengecek tanggal disana. Dan hasilnya, memang benar kalau hari ini seharusnya reuni Jupiter diadakan.

"Shit! Kenapa lo gak tanya dari tadi?!" umpat Yudhis bergegas menuju kamarnya.

"Gue juga baru inget mau tanya sekarang." ujar Antariksa pelan menyusul Yudhis memasuki kamarnya sendiri.

A few moments later

Antariksa keluar dari dalam kamarnya saat Yudhistira sudah menggedor keras pintunya. Lelaki itu memang tidak mengeluarkan suara sama sekali namun gedorannya membuat tembok kamarnya bergetar seperti ada gempa. Beruntung kedua orang tua mereka sedang ada acara, kalau tidak mungkin mereka sudah keluar berlari karena mengira gempa.

"Sabar!" ujar Antariksa.

"Lama! Cuma pake celana sama kemeja aja ribet banget."

"Biar keliatan ganteng gak kayak lo! Reunian kok pake jeans sama hodie doang kegitu. Umur lo udah 25 Yud, jangan lupa! Masih aja ngerasa kayak anak muda pake begituan?" gerutu Antariksa mengikuti langkah Yudhis keluar.

"Terserah gue lah."

Antariksa berhenti sejenak lalu mengepalkan tangannya ke udara seperti ingin meninju lelaki yang selalu bicara se-enak udelnya itu.

"Entah apa yang merasukimu, brother?!" gumam Antariksa gemas.

Setelah melampiaskan emosinya pada angin lalu, Antariksa mendekati mobil merah kesayangannya dan menutup pintu kasar saat melihat mobil putih di depannya sudah pergi meninggalkan dirinya.

©©©

"Woii Kapten fenomenal kita!! Apa kabar lo, Tar?"

Itu adalah sambutan pertama kali yang Antariksa dapatkan dari Samudera yang berdiri bersama Petinggi Jupiter angkatan 52 termasuk Yudhistira yang tadi meninggalkan dirinya.

"Baik, lo sendiri gimana? Kapten Samudera?" ujar Antariksa.

Samudera Ranggalawan, dia adalah mantan Kapten Jupiter angkatan 53 setelah Antariksa. Lelaki itu jugalah yang mendirikan kembali Jupiter dan meyakinkan pihak sekolah serta mengubah keseluruhan tentang Jupiter. Tidak ada lagi tawuran, tidak ada perkelahian, tidak ada peraturan yang mengharuskan anggota keluar dari Jupiter harus dipukuli, dan lebih menerapkan kegiatan yang bersifat positif seperti memperbanyak kegiatan sosial.

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Where stories live. Discover now