ANTARIKSA 32 || PEMBUBARAN JUPITER

82.6K 3.8K 85
                                    

"Sejauh apapun kita melangkah tidak ada yang bisa menghancurkan tali persaudaraan karena sebuah keluarga tidak pernah meninggalkan walau terbentang jarak."

#Jupiter

©©©

Pemakaman dari Raden Ajeng Sekarjati yang tidak lain adalah Ibu kandung Yudhis baru saja selesai dilaksanakan beberapa jam yang lalu. Kini Antariksa beserta Ibunya, Riana masih berada di rumah keluarga Sabhara. Rumah itu tadi sangat ramai anggota keluarga dari Rivaldi namun sekarang hanya ada Antariksa dan Riana yang tengah duduk di ruang tengah. Sedangkan Rivaldi pergi mengurus beberapa hal mengenai kematian Ajeng.

Antariksa masih belum melihat Yudhis di rumah. Terakhir dia melihat lelaki itu di pemakaman tanpa air mata sedikitpun. Antariksa pikir lelaki itu akan menangis meraung melihat prosesi pemakaman Ibunya.

"Kamu ini kenapa?" tanya Riana mengusap lengan putranya.

"Enggak, Ma. Atar cuma kepikiran dari tadi belum lihat Yudhis di rumah. Dia dimana, Ma?"

"Yudhis ada di taman belakang tadi Mama lihat. Mungkin dia masih bersedih tentang kepergian Ibunya."

"Atar tau itu. Yudhis sayang banget sama Ibunya, Ma. Dia bahkan rela jadi orang jahat demi Ibunya. Dia seorang anak yang baik."

"Kamu juga anak yang baik buat Mama."

"Tapi gak sebaik Yudhis. Atar menyesal pernah bersikap buruk sama Yudhis. Atar bahkan melontarkan kata-kata yang gak pantes diterima dia. Atar bahkan sampai memukuli Yudhis. Seharusnya Atar gak ngelakuin semua itu, Ma." ujar Antariksa mengusap wajahnya.

"Wajar kamu marah, Atar. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan bahkan saat sedang sadar sekalipun apalagi saat mereka emosi. Kamu gak perlu melihat ke belakang lagi. Sekarang, Yudhis sedang butuh kamu. Dia sedang butuh seseorang untuk menjadi tumpuan. Apa kamu akan terus diam disini dan hanya menyesali masa lalu?"

Antariksa memandang Ibunya yang saat ini tengah tersenyum. Riana benar, Yudhis saat ini tengah membutuhkan seseorang disampingnya. Menguatkan lelaki itu.

"Atar ke tempat Yudhis dulu. Makasih, Ma."

Antariksa mencium pipi Riana lalu beranjak dari duduknya. Dia melangkah menuju taman belakang yang luas dan banyak tanaman berada disana. Antariksa melihat Yudhis tengah duduk di atas rumput dekat dengan teras membelakangi dirinya.

Antariksa mendekati lelaki itu lalu mengambil duduk disamping Yudhis. Atar tidak menoleh ke arah Yudhis dan hanya memandang jauh sama seperti lelaki itu. Mereka terdiam selama beberapa menit, tidak ada yang mau mengeluarkan suaranya. Hanya menikmati keheningan yang tercipta.

"Gue akan pergi dari sini. Ini bukan tempat gue." ujar Yudhis memecah keheningan.

"Lo gak akan kemana-mana. Ini rumah lo! Ini keluarga lo! Emang mau kemana lagi lo pergi? Lo udah ada di rumah, Yud." jawab Antariksa.

"Ini bukan rumah gue, Tar! Gue bukan bagian dari kalian."

"Kata siapa?! Lo itu udah jadi bagian dari keluarga Sabhara. Lo adalah anak seorang Rivaldi Sabhara. Dan lo adalah anak pertama di keluarga ini. Kakak gue. Gak akan ada yang bisa merubah hal itu sampai kapanpun." tegas Antariksa menatap Yudhis.

"Tar, gue cuma anak tiri disini. Nyokap gue udah gak ada jadi..."

"Terus kenapa kalau Nyokap lo udah gak ada? Apa akan ada yang berubah? Disini gak ada yang namanya anak tiri atau apapun yang lo pikirin. Kenyataannya lo adalah anak sulung keluarga Sabhara sekarang. Jangan pernah berpikir pendek kaya gitu, Yud! Gak akan ada yang berubah. Lo akan jadi Yudhistira Sabhara untuk selamanya."

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ