ANTARIKSA 20 || TERBUKANYA PINTU HATI

114K 5.7K 210
                                    

Ketika mulut berkata tidak ada kata damai sebenarnya dalam hati mereka mengharapkannya.

#AntariksaSabhara

©©©

"Dimana Atar?"

Yudhis melihat Junior yang sekarang sudah berada di lantai bawah markas Jupiter. Revan dan anggota yang lain masih belum kembali. Namun Yudhis yang merasa aneh karena seharusnya Junior kembali bersama dengan Antariksa, karena lelaki itu yang menyelamatkan adik tingkatnya itu.

"Dia tadi terluka terus dibawa Panca ke---"

"Lo biarin Panca bawa Atar yang luka?! LO GILA?!"

"Tenang Yud! Panca gak bakal sakitin Atar."

"BERANI LO JAMIN KATA-KATA LO PAKE NYAWA LO HAH?!" bentak Yudhis mencengkram baju Junior.

Saat itu juga rombongan Revan memasuki area markas. Revan turun dari motornya dengan kening yang mengkerut melihat Yudhis tengah membentak Junior. Dia yakin kalau ini pasti berhubungan dengan Antariksa.

"Ada apa?" tanya Revan.

"Kapten dibawa sama Panca." jawab Bimo mewakili.

"APA?!"

"Panca bilang Nyokap-nya dokter dan dia bawa Atar kesana buat diobati! Dia tau kalo Atar gak suka Rumah Sakit. Gimanapun dulu dia juga deket sama Atar dan dia gak akan sakitin Atar didepan bokap Nyokap-nya sendiri."

"DAN LO PERCAYA?!"

"Yud! Udah. Nggak usah pake emosi. Biar gue yang urus." ujar Revan sembari mengeluarkan ponselnya menelepon seseorang.

Yudhis melepaskan Junior dan mundur beberapa langkah sembari mengatur emosinya. Dia mengusap wajahnya frustasi, jika terjadi sesuatu pada Atar maka dia akan merasa sangat bersalah karena tidak bisa menjaga lelaki yang sudah seperti adik kandungnya sendiri.

"Iya.. Makasih tan." ujar Revan setelah itu menutup panggilan di teleponnya. "Atar udah ditangani sama nyokapnya Panca. Katanya gak ada luka yang parah, cuma sobek sedikit dikepalanya."

"Lah ... Lo punya nomer nyokapnya Panca, Van?" tanya Ucup.

"Panca gak akan lakuin hal lebih ke Atar, Yud! Lo tau dia gak setega itu. Lagipula udah ada yang ngawasin Atar. Lo gak perlu khawatir lagi." Revan berujar tanpa ada niat menjawab pertanyaan Ucup.

"Gue masih harus liat Atar."

"Jangan sekarang, Yud. Biarin Atar istirahat di rumah Panca. Besok pagi kita jemput dia disana."

Yudhis menghela nafasnya lalu mengangguk kecil.

"Kita udah selesai. Kalian bisa balik ke rumah masing-masing sekarang. Gak usah mikirin tentang Ragavar dulu. Besok aja kita cari cara lagi buat selidiki mereka." ujar Revan pada anggota Jupiter yang lain.

"Pan? Kita juga balik?" tanya Ucup pada Revan.

"Kayak ada yang ngomong ...." ujar Revan sambil melihat ke sekelilingnya.

"Kampret!! Nih gue yang ngomong. Liat baik-baik muka ganteng gue nih nih ...," jawab Ucup sambil menekan kedua pipi Revan ke arah wajahnya.

"Anjir! Lo mau cipok gue hah?! Jauh-jauh sana dari gue! Dasar homo!" bentak Revan mendorong Ucup.

"Bukannya abang Repan suka yah dicipok sama Encup?" jawab Ucup sambil memasang muka genit yang naudzubillah.

"Amit-amit! Astagfirullah ...," teriak Revan bergidik.

Antariksa (JUPITER SERIES #1) [REPOST]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin