18 • Resah

2.4K 456 44
                                    

Halo!🌸

Sejauh ini, bagaimana ceritanya?

Happy reading!✨

---

Matahari sudah tinggi di angkasa ketika Key mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menerangi kamarnya.

Gadis itu menatap pada langit yang sudah terang dibalik tirai tipis yang melapisi jendela di sisi ruangan. Tangannya meraih ponsel yang ada di sisi bantal, melihat jam pada lockscreen yang menunjukkan pukul sembilan, jelas sudah tidak mungkin bagi Key untuk pergi ke sekolah.

Jemarinya terangkat untuk menyentuh keningnya, mendapati plester pengompres demam yang menempel disana. Key tidak tahu bagaimana benda itu bisa terpasang disana, namun rasanya tidak ada kemungkinan lain selain Saga, mengingat tidak ada siapapun di rumah ini selain mereka berdua.

Dan begitu saja, semua kejadian semalam langsung muncul memenuhi kepalanya yang masih terasa sedikit pening, menciptakan rona yang menyebar di pipi Key yang masih pucat, kemudian berakhir dengan sebersit senyum yang hadir tanpa ia sadari.

Key mengubah posisi tidurnya menjadi setengah duduk dengan bersandar pada kepala tempat tidurnya. Perhatiannya jatuh pada mangkuk berisi bubur yang ada di atas nakas, segelas air putih dan satu strip obat penurun demam yang ada di sebelahnya.

Seketika itu juga, kedua sudut bibir Key kian terangkat.

Ketika Key meraih mangkuk bubur dan memasukkan suapan pertama ke dalam mulutnya, entah kenapa ia justru merasa seperti ingin menangis. Rasanya seperti... Pulang. Pulang ke rumah yang sudah begitu lama ia rindukan. Ia teringat pada bubur buatan Mama yang selalu tersaji setiap kali ia jatuh sakit, kehangatan yang selalu ia rasakan dari sentuhan Mama yang seringkali menjadi pengantarnya ke alam mimpi di setiap malam. Senyum Mama terbayang di benaknya. Tak peduli apapun yang terjadi pada hari itu, senyum Mama akan selalu ada di penghujung hari, menciptakan sebentuk rasa tenang yang mengaliri dadanya.

Key kangen Mama. Key kangen banget sama Mama.

Namun kali ini, meskipun matanya sudah berair, Key bertekad untuk tidak membiarkan setetes air mata pun jatuh dari pelupuk matanya. Tidak sekarang, tidak besok, tidak juga nanti. Karena seperti kata Mama, semuanya akan baik-baik saja.

Key masih memercayainya, walau terkadang, setelah semua yang terjadi di dalam hidupnya, sedikit dari dirinya mulai merasa ragu akan sepenggal kalimat itu.

Key menghabiskan bubur yang tersisa di mangkuk. Satu hal yang tak ingin Key akui adalah, diam-diam ia sebenarnya tengah berusaha sekuat tenaga untuk mengelak dari apa yang sedang menganggu pikirannya sekarang;

Bahwa selain kehadiran Mama, ia juga mengingkan kehadiran Saga sekarang.

Ketika Kavin masuk ke dalam kelas, seluruh perhatiannya langsung tertumpu pada kursi di sebelah kursinya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Ketika Kavin masuk ke dalam kelas, seluruh perhatiannya langsung tertumpu pada kursi di sebelah kursinya.

Tempat milik Key.

Lacuna [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora