19 • Keberadaan Key

2.4K 457 36
                                    

Halo!🌸

Kavin-Keynya nanti lagi ya, wkwkwk

Happy reading!✨

---

Selesai memarkirkan motornya di halaman rumah Saga, Lano langsung menyusul Saga yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam rumah. Seperti yang biasa ia lakukan, Lano menyempatkan dirinya terlebih dahulu untuk menghabiskan waktu di rumah Saga hingga larut malam sebelum pulang ke rumahnya sendiri.

Berada di rumah hanya membuatnya semakin frustasi dengan semua tuntutan dari kedua orang tuanya. Pada akhirnya, yang mampu Lano lakukan hanyalah bersikap tidak peduli, walaupun itu hanya membuat hubungan antara ia dan orang tuanya semakin merenggang.

Lano kemudian mendelik saat melihat Saga yang sudah menyisihkan seragam putih dari tubuhnya sedang mengambil beberapa bukunya dari rak yang ada di sisi ruangan. Saga memang selalu menyimpan semua barang-barangnya dengan rapi, berbeda jauh dengan Lano yang selalu kehilangan barangnya minimal sekali dalam seminggu, atau lebih parahnya lagi merusak barang-barang miliknya akibat diletakkan secara sembarangan begitu saja.

Lano berdecak. "Jadi lo benar-benar nggak bercanda waktu lo bilang mau belajar?"

"Minggu depan ujian tengah semester." Saga menjawab, meletakkan buku-bukunya di atas karpet, kemudian duduk di sana, sedangkan Lano masih berdiri di sisi ruangan. Dan sebelum Lano sempat membalas ucapannya, Saga sudah kembali bersuara, "Gue nggak masalah lo mau belajar atau enggak, tapi jangan coba-coba berantakin kamar gue atau membuat suara yang mengganggu, karena gue nggak akan berpikir dua kali untuk menendang lo keluar dari sini."

Lano menyentakkan kepala. "Fine, gue mending ikut belajar juga. Berdebat sama lo soal ginian nggak bakal ada habisnya."

Saga tidak pernah termasuk ke dalam murid-murid ambisius seperti kebanyakan murid yang berada di dalam kelasnya, namun ia juga tidak sejenius Lano yang bisa dengan mudahnya mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran tanpa harus belajar keras. Ia melakukan ini semua semata-mata hanya untuk sebuah alasan; ia tidak ingin mengecewakan Bunda.

Menit-menit selanjutnya, kamar Saga diliputi keheningan. Saga sibuk dalam bacaannya, sedangkan Lano berbaring dalam posisi tengkurap sembari membaca catatan Biologi milik Saga, yang entah benar-benar ia baca atau tidak. Sejenak kemudian, Lano berdecak seraya mengubah posisinya menjadi duduk. "Nyerah gue, beneran."

Lano merogoh kotak rokok dari saku celananya—yang ia bawa ke sekolah secara sembunyi-sembunyi tentu saja—lalu meraih sebatang dan menyulut ujungnya dengan api sebelum menyelipkannya ke celah bibir.

"Eh, Key!" Lano yang tak sengaja menangkap siluet Key dari celah pintu yang sengaja dibiarkan sedikit terbuka langsung menyerukan nama gadis itu, berhasil membuat Key yang baru akan masuk ke dalam kamarnya menghentikan langkah lalu menoleh.

Melihat sebentuk rasa ragu yang menghasi di wajah Key, Lano kembali berseru. "Sini dulu!"

Dengan perlahan, Key mendorong pintu kamar Saga, mengambil beberapa langkah untuk masuk ke dalam. "Iya?"

"Gimana keadaan lo? Udah baikan?"

Key mengangguk. "Udah, kok. Maaf ya, semalam nggak jadi ke pesta kamu."

Lano mengibaskan tangannya. "Nggak pa-pa, kok. Nggak usah dipikirin." Lano kemudian menepuk ruang kosong di sebelahnya, mengajak Key untuk ikut duduk di atas karpet kamar Saga seperti yang sedang ia dan Saga lakukan. "Gabung, yuk. Belajar bareng untuk ujian minggu depan."

Key mengerjapkan matanya sekali. "Hng, Nggak pa-pa?'

"Santai aja. We're friends, right?"

Lacuna [Completed]Where stories live. Discover now