41 • Sebentar Lagi

1.7K 398 38
                                    

Halo!💓

Happy reading!✨

---

Di jam pelajaran Bahasa Indonesia ini, Key dan teman-teman sekelasnya tidak belajar di dalam kelas, melainkan berada di perpustakaan karena mereka diberikan tugas untuk meresensi salah satu buku yang ada di perpustakaan.

Sebenarnya tidak ada kesulitan yang Key alami dalam mengerjakan tugas ini mengingat ia memiliki kemampuan yang lumayan di dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kalau saja guru Bahasa Indonesianya tidak berkata, "Tugasnya dikerjakan dengan teman sebangku kalian masing-masing."

Mau tidak mau, Key harus mengerjakan tugas itu bersama Kavin yang kebetulan terlihat di kelas sejak pagi. Setelah mendengar cerita Saga kemarin, Key sama sekali tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapan Kavin.

Dia jauh, jauh lebih buruk daripada yang lo bisa bayangkan.

Key sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Freya yang sudah memercayakan semuanya kepada seseorang, lalu ditinggalkan begitu saja tanpa diberikan alasan.

Key tersentak kaget begitu Kavin meletakkan sebuah novel klasik di dekat lengannya yang berada di atas meja, kemudian menarik kursi yang berada di sebelahnya dan duduk disana dengan santai.

Beberapa teman-teman sekelas mereka diam-diam melirik ke arah Kavin dan Key, jelas sangat heran mengapa seorang Kavindra Bagaskara yang sama sekali tidak pernah memedulikan tugasnya bisa berada disini. Cowok itu biasanya akan lebih memilih tidur di kelas atau membolos kemana pun ia suka jika ada tugas-tugas seperti ini.

Kavin mengangkat alisnya melihat Key yang tidak bergerak di tempatnya. "Bukan hanya bodoh dalam pelajaran menghitung, lo juga ternyata nggak bisa di pelajaran paling mudah ini?"

Key masih tidak berkutik, membuat Kavin mengerutkan keningnya, namun memilih untuk mengambil buku dan pulpen milik Key dan mengerjakan tugas mereka berdua. Ia sengaja memilih buku-buku yang sudah ia baca berulang kali baca agar tidak perlu lagi membuang-buang waktu untuk membaca seperti yang kebanyakan murid-murid lain lakukan disini.

Kavin tahu sejak pagi Key menjauhinya. Gadis itu memang terkadang masih takut untuk bicara dengannya, namun seharian ini, gadis itu bahkan enggan menatapnya sedikitpun.

Diam-diam Kavin merasa dirinya begitu menyedihkan. Padahal baru saja kemarin mereka bisa mengobrol untuk pertama kalinya. Untuk pertama kalinya Kavin merasa jarak antara ia dan Key tidak sejauh itu, namun hari ini, Key kembali membentang jarak, bahkan lebih jauh daripada yang sebelumnya.

Dan sesaat kemudian, Key akhirnya bersuara. "Freya."

Hanya sebuah nama, namun berhasil membuat tangan Kavin yang sedang menulis berhenti bergerak. Detak jantung Kavin seakan berhenti untuk sesaat. Ada dingin yang terasa menjalari sekujur tubuhnya ketika ia mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Key.

Keduanya sama-sama terdiam, sebelum Key kembali bersuara. Katanya, "Freya. Kamu kenal dia, kan?"

Kavin membeku. Kepalanya penuh dengan memori yang meluap begitu saja tanpa ia minta. "Lo tau apa soal dia?" Sekuat apapun Kavin berusaha untuk terdengar biasa saja, Key tetap bisa menemukan sebentuk kegetiran di dalam suara pemuda itu.

"Semuanya. Semua yang seharusnya aku tau sejak awal."

Saga. Kavin yakin Saga sudah menceritakan semuanya kepada gadis itu. Rahang Kavin mengeras sesaat. "Karena lo udah tau, lo mau apa sekarang? Mau nampar gue karena gue ternyata seorang bajingan? Lo mau maki gue karena semua kebusukan gue di masa lalu? Mau—"

"Aku hanya nggak nyangka kamu ternyata sejahat ini." Key menyela dengan tatapan tidak percaya. Ada kekecewaan yang terlihat di wajahnya, membuat hati Kavin terasa sakit. "Selama ini aku udah percaya kamu nggak seburuk yang orang-orang bilang. Tapi ternyata aku udah salah besar. Kamu jauh, jauh lebih buruk dari yang aku kira."

Lacuna [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя