20 • Makan Siang

2.4K 456 66
                                    

Halo!🌸

Happy reading!✨

---

Saga meletakkan pulpennya di atas bukunya yang masih terbuka begitu guru Sejarahnya beranjak keluar dari kelas. Bel istirahat baru saja berbunyi. Anak-anak di kelas mulai berhamburan keluar dari kelas menuju ke kantin untuk mengambil jatah makan siang mereka.

"Eh, hari ini gue nggak ke kantin, ya." Lano yang baru saja membereskan barang-barangnya berkata demikian pada Saga. Cowok itu cengengesan dengan wajah yang terlihat lebih berseri daripada biasanya, membuat Saga bisa dengan mudah menebak apa yang terjadi. "Kila ngajak makan siang di kelasnya."

Kila yang dimaksud Lano adalah seorang gadis dari kelas sebelah yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Gadis itu cantik, dengan tubuh cukup tinggi dan potongan rambut yang melewati bahunya. Senyumnya juga manis, terutama karena matanya juga ikut tersenyum ketika kedua sudut bibir gadis itu terangkat.

"Nah, kebetulan." Lano langsung menahan Key yang kebetulan lewat di sisi mejanya, hendak pergi ke kantin. "Biar lo nggak kesepian karena nggak ada gue, makan bareng Key aja, gih."

Key belum sempat berkata apa-apa ketika Lano bersuara lagi. "Ayo, dong. Hitung-hitung kalian udah bantuin gue dapetin Kila. Okay?"

Key merasa tidak punya pilihan lain selain mengangguk kaku. Lano kemudian mengalihkan pandangannya pada Saga yang sejak tadi tak mengatakan apa-apa. Salah satu sudut bibir Lano terangkat. Sorot matanya bisa Saga artikan dengan mudah, dan itu membuat Saga menahan dirinya untuk tidak memaki Lano atas apa yang sedang cowok itu lakukan sekarang. Ia jelas sengaja menjebak Saga dalam situasi seperti ini.

"Gue cabut duluan, ya." Lano langsung beranjak dari sana, menyisakan Key dan Saga sendirian di dalam kelas. Tidak lama, karena setelahnya, Saga yang bersuara duluan. "Ayo."

Key tidak menjawab apa-apa, hanya mengangguk sekali dan melangkah menuju ke kantin sekolah bersama Saga yang berada di sisinya. Ia berusaha mengabaikan berpasang-pasang mata yang sedang menghujam punggungnya sekarang. Tanda tanya yang sama jelas bersarang di kepala mereka semua sekarang. Siapa dia sebenarnya sampai-sampai cowok populer seperti Saga pergi ke kantin bersamanya?

Ini bukan pertama kalinya. Key tahu ia sudah mulai menjadi bahan pembicaraan di sekolah ketika ia pertama kali berangkat ke sekolah bersama Saga. Ada tatapan—beberapa diantaranya adalah tatapan sinis—yang mengiringi langkah kakinya sepanjang ia melewati koridor.

Sekuat apapun Key berusaha bersikap seperti tak ada sesuatu yang terjadi, ia tetap tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merindukan sekolah lamanya, juga orang-orang yang ada disana.

Karena bagi Key, Pelita bukanlah suatu tempat yang tepat untuknya.

Sekitar 10 menit setelahnya, Key dan Saga sudah duduk di meja yang biasanya ditempati oleh Saga dan Lano, terletak di tengah-tengah kantin sehingga lebih mudah untuk dijangkau oleh netra anak-anak Pelita yang berada di kantin.

Key hanya mampu menunduk ketika telinganya mulai mendengar bisik-bisik yang jelas ditujukan untuk dirinya. Suasana di kantin masih seperti biasanya, namun ada sesuatu yang membuat Key merasa terintimidasi.

"Just ignore them." Adalah apa yang di katakan Saga tiba-tiba, membuat Key mengangkat wajahnya dan menatap pemuda itu, mendapatinya sedang memasukkan suapan pertama makanannya lalu mengunyahnya dengan tenang—seperti Sagara Nawasena yang biasanya. Kemudian, Saga mengangkat wajahnya dan menatap gadis di hadapannya, untuk sesaat membiarkan hening menyelimuti mereka berdua, sebelum ia kembali bersuara. Katanya, "You will only end up hurting yourself."

Saga menggeser piring Key sedikit lebih dekat pada gadis itu. "Eat, Key."

Key menelan salivanya dengan susah payah, berharap mampu menghilangkan gumpalan yang mendadak mencekat tenggorokannya. Gadis itu tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "O-oke."

Lacuna [Completed]Where stories live. Discover now