Part 3: Old Agreement

9.1K 1.7K 305
                                    

Namjoon sudah sangat menanti saat-saat ini. Seokjin selalu ada dalam pikirannya, Namjoon sudah mengejar bayangan kosong selama lima belas tahun dan sekarang akhirnya dia bisa melihat Seokjin secara nyata, secara utuh.

Seokjin adalah hidupnya, Namjoon kira Seokjin tahu itu. Namjoon selalu mengedepankan keinginan Seokjin daripada keinginannya, Namjoon akan melakukan apapun untuk Seokjin. Namjoon rela menjadi apapun untuk Seokjin.

Mereka bertemu saat Namjoon berusia sembilan tahun, dia menemukan Seokjin yang sedang meringkuk sendirian di bawah sebuah seluncuran dan Seokjin terlihat begitu mungil dan lucu. Namjoon ingat Seokjin mengatakan bahwa dia takut mengenai hasil secondary sexnya dan dia akan mengecewakan orangtuanya.

Namjoon sudah bisa menduga apa secondary sexnya, nampaknya sudah terlihat jelas di tubuhnya. Maka dari itu dia tidak takut lagi, namun Seokjin kecil berbeda. Namjoon menenangkan Seokjin dan mengatakan apapun hasil secondary sex Seokjin, Namjoon tidak akan keberatan, dia akan selalu bersamanya.

Waktu berlalu, ketakutan Seokjin akan secondary sexnya semakin nyata dan Namjoon tetap berada di sisinya untuk meyakinkannya. Namjoon tidak tahu apakah karena ketegasan dan keseriusan dalam suaranya yang mengatakan bahwa dia akan terus bersama Seokjin apapun yang terjadi atau karena faktor lainnya, Seokjin kecil mengatakan bahwa jika salah satu dari mereka adalah Alpha dan Omega, maka mereka akan menikah.

Seokjin meminta Namjoon berjanji untuk menikah dengannya dan Namjoon setuju. Namjoon tidak tahu apakah Seokjin saat itu serius dengan janji yang dia ucapkan atau tidak, tapi Namjoon serius. Hari ketika dia mengatakan bahwa dia akan menikah dengan Seokjin adalah sebuah janji yang akan dia tepati seumur hidupnya.

Awalnya kehidupan mereka berlalu dengan baik, dengan Seokjin yang terlihat agak iri karena Namjoon adalah Alpha, namun Seokjin tetap mengatakan soal janji mereka dan Namjoon percaya janji mereka akan terus berlaku. Ketika Seokjin mendapatkan hasil tes yang mengatakan dia adalah Omega, Namjoon sudah bersumpah bahwa dia akan menjaga Seokjin dengan baik dan hati-hati hingga waktunya dia memberikan klaim pada Seokjin tiba. 

Namun sesuatu yang tidak Namjoon duga adalah datangnya musibah yang menimpa keluarga Seokjin.

Namjoon tidak tahu apa yang terjadi, dia masih terlalu muda untuk paham urusan rumit seperti hutang. Namun satu hal yang dia tahu, Seokjin sangat menderita karena itu. Namjoon jelas tidak bisa melihat Seokjin hancur di depan matanya, Namjoon mencoba menghibur Seokjin dengan segala cara yang dia tahu dan berusaha meyakinkan Seokjin bahwa dia siap membantunya.

Apapun itu, Namjoon akan membantu Seokjin. Seokjin hanya perlu mengatakannya dan Namjoon akan melakukannya. Seokjin selalu berada di daftar atas prioritas kehidupan Namjoon dan Namjoon yakin tidak ada yang bisa mengubah itu.

Namun Seokjin tidak meminta bantuan Namjoon. Seokjin tidak pernah sekalipun meminta uluran tangan Namjoon, sebaliknya, dia justru melepaskan genggaman tangan Namjoon padanya dengan mengatakan bahwa dia tidak lagi pantas untuk berada di dekat Namjoon.

Itu adalah sebuah gagasan paling gila yang pernah Seokjin ucapkan pada Namjoon. Namjoon mencoba meyakinkan Seokjin bahwa dia adalah yang utama untuk hidup Namjoon namun Seokjin tidak mau mendengarnya. Seokjin bersikukuh pada pendapatnya bahwa dia tidak lagi bisa bersama Namjoon, dia pergi meninggalkan Namjoon tanpa menoleh ke belakang.

Di hari itu, untuk pertama kalinya, Namjoon menangis.

Namjoon mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia akan mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang Alpha yang kuat, namun untuk pertama kalinya Namjoon benar-benar merasa rapuh.

Namjoon tahu dia selalu menjadikan Seokjin sebagai pusat dunianya yang nyata. Seokjin seolah menjadi gravitasi dalam hidup Namjoon dan ketika Seokjin memutuskan untuk pergi, Namjoon kehilangan pijakan utamanya dalam hidup.

LiéWhere stories live. Discover now