Part 15: Sparks

5.5K 896 122
                                    

Sejak mengetahui bahwa Namjoon menyimpan piano lama Seokjin dan menyimpannya di rumah lama Seokjin, Seokjin memutuskan untuk mengasah lagi kemampuan pianonya dengan menggunakan piano yang dibelikan Namjoon dan ada di rumah mereka. Seokjin tidak ingin mengakui, tapi dia merasa bahwa tindakan Namjoon memastikan Seokjin memiliki piano lamanya membuat Seokjin merasa 'sedikit' tersentuh.

Akan tetapi jelas saja Seokjin tidak akan membiarkan dirinya dikuasai perasaan 'hangat' untuk Namjoon. Ada banyak hal yang harus Seokjin lakukan dan pastikan dalam kehidupannya, dan dengan merasa tidak terlalu terikat dengan Namjoon akan membuat semuanya menjadi lebih mudah untuk Seokjin.

Seokjin duduk di sebelah Namjoon seperti biasa, menemaninya sarapan, jadwal makan bersama mungkin adalah satu-satunya rutinitas yang dipatuhi oleh mereka berdua tanpa banyak berbicara. Tiap pagi Seokjin akan duduk di sebelah Namjoon, melahap sarapannya sementara Namjoon duduk di sebelahnya, sibuk membaca koran pagi atau email yang dikirimkan padanya.

Terkadang Namjoon akan bertanya mengenai rencana Seokjin hari itu, dan Seokjin akan bertanya mengenai perkembangan pekerjaan Namjoon. Percakapan mereka memang terlalu biasa untuk pasangan yang sudah menikah, tapi Seokjin tidak keberatan sama sekali, dia tidak akan membiarkan dirinya terikat dengan Namjoon disaat tujuan utamanya setuju dengan pernikahan ini adalah untuk memanfaatkan Namjoon seperti yang selalu dilakukannya sejak dulu.

Namjoon adalah Alpha, tapi dia Alpha Seokjin, dan Seokjin akan memastikan Namjoon menurut padanya. Itu harus, dan Seokjin akan melakukan apa saja agar Namjoon kembali menjadi Alphanya yang dulu.

"Apa rencanamu hari ini, Seokjin?" tanya Namjoon, dia melirik Seokjin, sedikit menggeser surat kabar yang terbuka di tangannya agar dia bisa melihat ekspresi Seokjin.

Seokjin mengangkat bahunya, "Aku akan ke toko buku untuk membeli beberapa buku yang berisi partitur. Aku sedang berusaha memperbaiki kemampuan bermain pianoku yang menurun karena sudah lama tidak memainkannya."

Namjoon mengangguk, "Kau harus mengajak Jungkook untuk menemanimu."

Seokjin memutar bola matanya, "Aku tahu."

Namjoon tersenyum tipis, dia kembali memfokuskan perhatiannya pada korannya kemudian dia terhenti. Namjoon menoleh ke arah Seokjin dan dahinya berkerut, "Is your heat close?"

Seokjin mengerjap, "Apa? Tidak. Kurasa masih ada sepuluh hari lagi sampai heatku selanjutnya." Seokjin meraih ponselnya dan memeriksa kalender di ponselnya, "Yap, benar, masih ada sepuluh hari lagi sampai jadwal heatku selanjutnya."

Namjoon masih mengerutkan dahinya, "Kau yakin? Feromonmu tercium dengan begitu kuat, Seokjin."

Seokjin terdiam, dia menunduk menatap dirinya sendiri kemudian meraba lehernya yang masih memakai choker. Dia menggerakkan lehernya dengan pelan, dan Seokjin baru menyadari bahwa kulit lehernya lebih sensitif daripada biasanya, dia merinding ketika ujung jarinya menyentuh tengkuknya sendiri. "Uh.. ini tidak pernah terjadi sebelumnya."

"Kudengar Omega akan terpengaruh jika dia tinggal bersama Alpha, dan karena aku suamimu, aku sering menyentuh dan memelukmu, aromaku ada padamu, jika ada Alpha lain yang bertemu denganmu, mereka akan segera tahu bahwa kau sudah memiliki Alpha karena aromaku ada di tubuhmu." Namjoon mengambil cangkir kopinya dan menyesapnya pelan, "Tapi kalau kau khawatir, mungkin kau bisa menemui Jimin?"

Seokjin menggigit bibir bawahnya, dia tahu aroma Namjoon pasti ada padanya karena Namjoon adalah cuddler sejati, tiap malam dia akan memeluk Seokjin dan Seokjin rasa tidak peduli seberapa banyak dia pergi mandi dan menuangkan sabun ke tubuhnya, aroma Namjoon di tubuhnya tidak akan pernah hilang. Seokjin menatap Namjoon, sama sekali tidak sadar bahwa dia terlihat ragu-ragu, memperlihatkan sisi rapuh dalam dirinya. "Apakah Jimin bisa ditemui dengan mendadak?" bisik Seokjin.

LiéWhere stories live. Discover now