Part 13: Owned

8.2K 1.1K 100
                                    

Ketika dunia menawarkan pilihan, mungkin Namjoon telah melakukan sebuah kesalahan dengan menetapkan pilihannya pada Seokjin. Namjoon bahkan tidak yakin apakah dia berpikir atau tidak ketika dia memantapkan Seokjin sebagai pusat gravitasi dalam hidupnya. Namjoon tidak yakin, namun dia berhenti meragukan keputusannya saat dia telah memutuskan.

Namjoon memutuskan bahwa dia akan memilih Seokjin, hanya Seokjin, sampai kapanpun.

Apakah keputusannya saat itu tepat? Mungkin.

Lantas apakah tindakannya saat ini tepat? Jelas sekali.

Seokjin mungkin tidak tahu, atau mungkin Seokjin terlalu arogan untuk tahu, bahwa Namjoon tidak pernah berniat meninggalkan Seokjin. Bahwa Namjoon tidak pernah membiarkan Seokjin mengendalikan dirinya, bahwa Namjoon sesungguhnya adalah pemegang kontrol di sini.

Akan tetapi, lagi-lagi, Seokjin terlalu arogan untuk tahu, dan Namjoon tidak lagi peduli pada pendapat dan keinginan Seokjin. Namjoon akan mengedepankan keinginannya, dia tidak peduli Seokjin menyukai hal itu atau tidak.

Namjoon duduk berhadapan dengan Yoongi untuk sesi pemeriksaan rutinnya. Yoongi adalah dokter pribadi sekaligus sahabat baik Namjoon sejak lama sekali, Namjoon berhenti menghitung berapa lama mereka berteman setelah lebih dari tujuh tahun berlalu. Yoongi mengenal Namjoon, dia tahu seperti apa kehidupan Namjoon daripada siapapun yang saat ini berada di sekitar Namjoon, termasuk Seokjin, karena kepergian Seokjin selama lima belas tahun terakhir.

Yoongi memeriksa rekam medis Namjoon dan membolak-balik kertasnya, "Semuanya baik dan normal, kau akan baik-baik saja." Yoongi menutup berkas rekam medis Namjoon, "Tadinya kukira kau akan melewatkan kunjungan rutinmu ini karena kau sedang berada dalam masa bulan madu."

Namjoon tersenyum miring, "Kau mengenalku, Yoongi. Aku lebih mementingkan kesehatanku daripada apapun."

Yoongi tertawa, "Ya, kau dan tubuh ala Spartanmu. Berita baiknya adalah, kau cukup kuat untuk membunuh orang dengan tangan kosong, kekuatan fisikmu dan kesehatanmu tidak diragukan lagi. Berita buruknya.." Yoongi menatap Namjoon, "..kau akan melanggar hukum kalau kau membunuh orang lain tanpa alasan yang jelas."

Namjoon tersenyum, "Aku tidak akan membunuh siapapun." Dia terdiam sesaat kemudian mengangkat bahunya, "Oke, aku tidak yakin apa yang akan terjadi di masa depan, tapi jelas aku tidak memiliki target pembunuhan untuk hari ini."

Yoongi mendengus, "Lucu sekali, Namjoon." Dia menjalin jemarinya di atas meja, "Bagaimana kehidupan pernikahanmu sejauh ini?"

Namjoon menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa kau tertarik?"

"Karena kau mengejutkan semua orang dengan mengatakan kau akan menikah." Yoongi berdiri dari kursinya dan mengambil segelas air menggunakan paper cup lalu meletakkannya di depan Namjoon. "Aku ingat betapa paniknya Hoseok ketika dia meneleponku dan mengatakan bahwa kau ingin mengurus berkas perjanjian pranikahmu."

Namjoon menatap gelas kertas yang baru saja diletakkan Yoongi, "Kau tahu aku menunggu dia selama ini."

Yoongi terhenti, ekspresinya membeku untuk sesaat kemudian dia kembali santai. Yoongi kembali duduk di kursinya dan menatap Namjoon, "Itu terdengar seolah kau tahu dia akan datang padamu."

Namjoon mengangkat bahunya, ujung jarinya bergerak mengitari mulut gelas kertas dengan gerakan lamban. "Tidak, aku tidak tahu dia akan kembali padaku."

"Lalu?" tanya Yoongi kemudian dia terdiam saat melihat Namjoon yang sepertinya tidak tertarik untuk berbicara lebih jauh. "Namjoon, kau tahu kau bisa menceritakan apapun padaku. Aku teman baikmu, dan juga dokter pribadimu, rahasiamu aman bersamaku."

LiéWo Geschichten leben. Entdecke jetzt