Part 10: Control

9.5K 1.3K 144
                                    

Hari pernikahan Namjoon dan Seokjin berlalu begitu saja tanpa diingat oleh Seokjin. Seokjin tidak ingat banyak selain ketika dia sudah dinyatakan resmi sebagai Omega dari Namjoon secara hukum, lalu ucapan selamat yang terus berdatangan, dan juga Namjoon yang membawanya berkeliling menemui para tamu dan memperkenalkan Seokjin pada semua teman dan rekan kerja serta koleganya.

Seokjin tidak ingat banyak, dia bahkan tidak yakin apakah rekan-rekan kerjanya yang bekerja di perpustakaan datang dan mengucapkan selamat untuknya, semuanya menjadi blur untuk Seokjin. Pernikahan itu berlalu bagaikan kabut namun Seokjin merasa dia masih terjebak dalam kabut itu, dan entah bagaimana caranya dia akan keluar, Seokjin tidak yakin.

Malam tiba dan akhirnya Seokjin bisa kembali ke kamarnya di hotel. Seokjin tidak yakin apakah dia harus pergi ke kamar Namjoon atau menetap di kamarnya sendiri.

Namjoon tidak mengatakan apapun padanya. Oleh karenanya Seokjin memutuskan untuk diam di kamarnya malam ini, Seokjin tidak terlalu memikirkan tanggapan orang lain terkait keputusannya ini, Seokjin yakin nama Namjoon jelas akan membuat semua mulut tertutup dan tidak menyebarkan rumor-rumor tidak perlu.

Seokjin terdiam sebentar saat dia sudah berada dalam kamarnya, dia ragu dirinya dan Namjoon berbicara diluar konteks formalitas setelah mengucapkan sumpah pernikahan itu karena jika Seokjin mencoba mengingat, Namjoon hanya mengajaknya bicara saat memperkenalkan Seokjin pada teman-temannya dan tamu lainnya. Seokjin sendiri hanya berbicara saat memperkenalkan Namjoon pada orang-orang yang dia kenal.

Mereka benar-benar tidak berbicara kepada satu sama lain selain itu.

Seokjin meringis, sepertinya dia sudah bisa menebak akan seperti apa kehidupan pernikahannya dan Namjoon nanti. Seokjin yakin sikap Namjoon padanya tidak akan jauh berbeda seperti sikap pria itu padanya sekarang.

Memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan tentunya tidak akan membantu dalam kehidupan Seokjin saat ini. Seokjin menghela napas pelan, mengangkat bahunya tidak peduli kemudian memutuskan untuk melepaskan pakaiannya dan mandi. Seokjin jelas butuh mandi dan menghapus semua produk riasan itu dari tubuhnya.

Air hangat yang mengisi bathub membuat Seokjin merasa jauh lebih santai, dia mengganti pakaiannya dengan piyama dan berjalan keluar dari kamar mandi. Seokjin sedang sibuk menyisir rambutnya yang berantakan dengan jari ketika pintu kamarnya diketuk dari luar. Seokjin terdiam, dia hampir yakin bahwa orang yang mengetuk pintu kamarnya adalah Namjoon, namun Seokjin lebih memilih berpegang pada harapan rapuhnya yang mengharapkan itu bukan Namjoon.

Seokjin sedang tidak ingin bertemu Namjoon.

Tidak setelah pernikahan mereka yang terlalu cepat ini.

Seokjin tahu jika dia melangkah mundur lebih dulu maka dia yang akan kalah, namun Seokjin juga merasa bahwa dia butuh waktu sebentar untuk dirinya sendiri sebelum memutuskan untuk kembali bertemu Namjoon, dan mulai memainkan perannya sebagai pasangan dari pria itu, menjadi Omega untuk Alpha itu.

Ketukan itu terdengar lagi karena Seokjin tidak juga membuka pintunya. Seokjin menghela napas pelan sebelum kemudian berjalan membuka pintu dan hampir mengumpat saat melihat Namjoon.

"Ya, Namjoon?" ujar Seokjin tenang, bahkan cenderung lembut, pada Namjoon.

Namjoon memperhatikannya dengan tatapan datar, pria itu belum mengganti pakaiannya, masih mengenakan tuksedo pernikahannya namun tanpa jas, dasi, dan lengan kemeja yang sudah digulung hingga siku. Namjoon jelas belum kembali ke kamarnya sendiri.

"Kita akan pulang besok pagi, setelah sarapan, aku harus pergi bekerja di siang hari."

Seokjin mengerjap, sedikit tidak menduga Namjoon akan mengatakan itu, tadinya Seokjin kira Namjoon mungkin akan segera mencengkramnya atau lainnya, namun diluar dugaan, pria itu justru terlihat tenang saat melihat Seokjin.

LiéWhere stories live. Discover now