Part 12: Life Before Me

7.6K 1.1K 80
                                    

Namjoon benar-benar sudah terbiasa dengan rutinitas hariannya yang cenderung sama dan monoton. Dia terbiasa bangun pagi, bersiap untuk pergi bekerja, dan kembali ke rumah untuk tidur atau melanjutkan pekerjaannya, lalu kembali ke rutinitas hariannya di keesokkan harinya.

Pernikahan Namjoon tentunya memberikan sedikit sentuhan baru dalam kehidupan Namjoon. Kali ini, ketika Namjoon bangun, dia tidak sendirian di kamarnya.

Seokjin berbaring di sebelahnya, tidur dengan tenang.

Namjoon melirik Seokjin yang berbaring di sebelahnya, setelah pembicaraan mereka semalam, Namjoon tidak lagi mengatakan apapun setelah dia mengizinkan Seokjin bersembunyi saat dia menangis. Namjoon tahu Seokjin tidak suka orang lain melihatnya menangis, Namjoon selalu tahu.

Seokjin juga tidak mengatakan apapun, dia hanya diam di sana hingga Namjoon mengatakan bahwa mereka harus tidur. Namjoon sudah terlalu mengenal Seokjin dan dia tahu bahwa yang dilakukan Seokjin saat diam dalam waktu lama adalah berpikir.

Awalnya Namjoon merasa seperti membuka taruhan lamanya yang dilakukan saat dia masih kecil dulu. Akan tetapi, dulu, Seokjin masih belum mengerti apa yang terjadi, Seokjin hanya tahu dia menang atas Namjoon.

Lalu sekarang, Namjoon tidak yakin. Seokjin mungkin masih memiliki karakternya yang dulu, tapi tentunya hidup dengan cara berbeda selama bertahun-tahun pastinya memberikan Seokjin pengetahuan baru.

Seokjin nampak lebih.. emosional.

Namjoon hampir yakin Seokjin akan memukulnya semalam. Namjoon menekan titik emosional Seokjin dengan baik karena dia memang mengenal Seokjin, akan tetapi Seokjin bergeming, dia tidak melakukan apapun, jika itu Seokjin yang dulu, Namjoon pastinya akan merasakan pukulan Seokjin.

Seokjin memang Omega, dan Omega cenderung tidak bisa menyembunyikan perasaan mereka, namun Seokjin berbeda. Dia berhasil menguasai dirinya walaupun seorang Alpha menekannya.

Namjoon penasaran sejauh apa Seokjin berubah setelah hidup tanpa dirinya selama bertahun-tahun.

Seokjin bergerak pelan di sebelah Namjoon dan Namjoon segera bangun untuk duduk dan menyibak selimut yang menutupi dirinya.

Namjoon berdiri bersamaan dengan Seokjin yang membuka matanya, Seokjin mengerjap saat melihat Namjoon sudah berdiri di sisi tempat tidur. "Kau bangun sepagi ini?"

"Pekerjaanku tidak bisa mengerjakan tugas mereka sendiri. Bangun dan bekerja lebih awal akan membuatku menghemat waktu bekerja dan menyelesaikan lebih banyak hal." Namjoon berjalan melintasi kamar untuk mencuci wajahnya dan mandi.

Seokjin hanya diam dengan wajah mengantuk saat Namjoon menghilang di balik pintu. Dia mengerang pelan dan menenggelamkan kepalanya ke bantal, Seokjin juga terbiasa bangun pagi karena dia harus bekerja di shift pagi.

Lantas sekarang, apa yang harus dia lakukan?

Seokjin berguling ke arah sisi tempat tidur yang sebelumnya diisi oleh Namjoon. Seokjin mengulurkan tangannya dan merasakan kehangatan tubuh Namjoon yang tersisa di sana.

Mereka memang tidur di tempat tidur yang sama, namun Namjoon berbaring dengan sangat tenang. Dia sama sekali tidak bergerak ke arah Seokjin, jika Namjoon akan tetap seperti itu, rasanya Seokjin akan kesulitan mendapatkan Namjoon yang dulu kembali.

Atau mungkin Seokjin tidak akan mendapatkan Namjoon yang itu kembali sampai kapanpun.

Seokjin menggigit bibir bawahnya, terlalu banyak yang harus dia pertaruhkan atau lakukan jika memang Seokjin ingin Namjoon yang dulu kembali. Seokjin terbiasa dengan Namjoon yang 'itu', bukan yang sekarang.

LiéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang