Bagian Enam Belas

2.5K 103 0
                                    

"Ternyata, dibalik keputus-asaan

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Ternyata, dibalik keputus-asaan. Masih ada setitik harapan baru."

🍁


Dua pasang kaki melangkah di koridor gedung D. Satu diantara mereka tampak meremas almamaternya dengan keringat dingin yang bercucuran. Mereka adalah Kasih dan Shila, yang kini berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Setelah Dava melaporkan hal ini pada pak Kevin, wali kelas Shila itu langsung mengecek CCTV di tempat kejadian. Untungnya di sana sudah ada CCTV dan operator belum melaporkan masalah ini pada kepala sekolah.

Shila bahkan Kasih yang sudah ketakutan sejak keluar dari kelas.

Bahkan, sedari tadi tubuhnya tampak gemetaran dengan wajah yang memucat.

"Lo enggak usah takut. Gue selalu ada di samping lo," ujar Shila yang menggenggam tangan gadis itu.

"Gimana gue enggak takut, Shil? Yang kita lawan itu bukan orang biasa," sanggahnya.

Shila berhenti melangkah, kedua tangannya terangkat memegang pundak temannya itu. "Kasih, apa pun hasilnya nanti. Satu hal yang harus Lo ingat, kebenaran enggak akan pernah kalah. Meskipun hari ini kita enggak berhasil, tapi suatu saat semuanya akan terbukti. Cuma satu hal yang harus Lo lakuin, Lo harus berani untuk mengungkapkan semuanya, mengerti?"

Seperti terhipnotis dengan ucapan dari Shila, Kasih langsung mengangguk. Gadis itu menarik napas dalam-dalam, lalu menegakkan wajahnya. Melihat betapa percaya dirinya Kasih, Shila menyunggingkan senyuman tipis. Mereka sudah siap untuk apapun yang terjadi nanti.

Tok Tok Tok

"Silakan masuk."

Setelah mendapat izin dari dalam, baru mereka berdua masuk ke ruang kepala sekolah. Di sana, sudah ada Syerlien, seorang wanita yang Shila duga ibunya Syerlien. Pak Kevin, pak Andreas, Bu Atikah dan juga Dava yang hanya berdiri.

"Silakan duduk Kasih," ujar Bu Atikah. Beliau mempersilakan Kasih untuk duduk berhadapan dengan Syerlien dan ibunya. Sementara Shila bergabung dengan Dava, ikut berdiri juga.

"Jadi, karena semuanya telah hadir. Kita bisa mulai membahas masalah ini." Bu Atikah menghidupkan laptopnya, lalu memutar video CCTV yang memperlihatkan Kasih di sana.

"Kasih, benar yang di dalam video ini kamu?" tanya Bu Atikah dengan sorot mata menyelidik.

Kasih terlihat gugup, meskipun begitu dia tetap mengangguk membenarkan. Sementara Shila dan Dava masih setia menonton sidang ini.

"Kenapa kamu melakukannya?"

Sebelum menjawab, Kasih perlahan menoleh ke arah Shila dan Dava seperti meminta dukungan. Keduanya kompak tersenyum dan mengangguk tanda mendukung dirinya.

Kasih pun menceritakan semuanya, tidak ada yang dia tutupi sama sekali. Ceritanya persis seperti yang Shila dan Dava dengar kemarin.

"Bohong!" sentak Syerlien. Semua mata menoleh ke arahnya.

Kisah Shila [TAMAT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat