Bagian Dua puluh Dua

2.3K 98 2
                                    

"Waktu adalah jawaban dari setiap rahasia yang disembunyikan

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Waktu adalah jawaban dari setiap rahasia yang disembunyikan."

🍁

 
Dua Minggu setelah penangkapan Pak Andreas, suasana di Purnama's high school tampak berbeda. Terutama untuk anak-anak dari kelas buangan. Jika dulunya kelas mereka dipenuhi dengan kursi rusak atau meja tak layak pakai, kini sudah terganti dengan yang baru. Kipas angin juga diganti dengan AC. Begitu juga dengan fasilitas sekolah lainnya seperti buku dan guru-guru yang mengajar.

Dalam dua minggu itu juga, semua siswa-siswi Purnama's high school mengikutinya ujian semester genap, kecuali kelas tiga. Mereka sudah melaksanakannya beberapa waktu sebelum itu.

Hari ini, tepat di mana pembagian rapor setelah seminggu penuh menghadapi ujian. Para orang tua tampak berjalan bersama anaknya masing-masing. Mereka menunggu hasil rapor dan juga berbicara dengan wali kelas jika ada masalah.

Shila menatap pemandangan itu dengan sendu. Bolehkah dia berandai jika orang tuanya akan hadir di sini? Menemaninya mengambil rapor dan melihat hasil kerjanya selama setahun belakangan ini.

Ah, Shila terjauh jauh berpikir. Dia lupa, bahkan dirinya tidak tahu siapa orang tua kandungnya. Seharusnya dia bersyukur, diberikan keluarga angkat sebaik Bu Minah, Pak Ahmad dan juga Richa.  Gadis itu menghela napas panjang, lalu berbaur bersama teman-temannya yang lain. Berdiri di lapangan menunggu orang tua mereka di dalam kelas. Rapor Shila akan diambil oleh Bu Minah, sementara rapor Richa diambil oleh pak Ahmad. Kini mereka menunggu dengan perasaan campur aduk.

"Duh, mampus nih, gue."

Shila menoleh ke samping, tempat dimana Eonni sedang berdiri dengan mulut komat-kamit. Seperti biasa, gadis itu akan gelisah setiap pembagian rapor.

"Santai aja kali," cetus Shila untuk menenangkan Eonni, padahal dirinya juga diliputi perasaan waswas.

"Gimana gue bisa santai? Lo tau, kan? Gimana cerewetnya Eomma saat tau nilai gue jelek?" cerocos gadis itu.

"Itu gunanya gue suruh belajar. Jangan sibuk main Instagram doang."

"Shil, Lo tau, kan, kalo gue ini enggak bisa lepas dari sosmed? Hell! bisa kudet gue," pungkas gadis itu.

"Terserah lo."

"Eonni!"

"Mampus," gumam Eonni. Dengan perasaan takut, dia berjalan menuju sang ibu yang kini menatapnya garang.

Di belakang ibunya Eonni, sudah ada Bu Minah yang tersenyum cerah pada Shila. Gadis itu pun langsung berlari, menghampirinya.

"Gimana Buk?" tanya Shila saat penasaran.

"Anak ibu ini emang luar biasa, kamu dapat nilai bagus. Kalo kamu bisa mempertahan nilai ini, pihak sekolah akan merekomendasikan kamu untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri." Bu Minah terharu, dia mengusap rambut Shila dengan bangga.

Kisah Shila [TAMAT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें