Chapter Special: Family

68 8 0
                                    

ERZANIO

Hehehe.

Sebenernya gue capek senyum terus, tetapi bibir gue rasanya nggak mau berhenti tersenyum. Mungkin karena setelah ini gue bisa menyombongkan diri dihadapan dua sepupu laknat yang hobi menistakan gue sebagai cucu lelaki tertua di antara mereka?

Jadi ya... begitulah.

Bukan hanya tersenyum. Saking senangnya, rasanya gue mau teriak, "Sekarang gue udah punya pacar nih!" dengan dagu yang terangkat tinggi-tinggi.

Sombong ya gue?

Hehehe, masa bodoh. Walaupun selama ini gue hanya diam, dalam hati gue menyimpan dendam kesumat kepada dua manusia tengul yang sekarang sedang haha-hihi di taman belakang rumah Eyang.

"Za, kamu kenapa?"

Suara lembut Lentera membuyarkan lamunan gue.

"Aku kenapa?" tanya gue dengan dahi berkerut.

"Itu, senyum-senyum terus daritadi," Lentera berhenti melangkah dan menangkup wajah gue. "Kamu nggak lagi kesurupan, kan?"

Gue mengambil tangan Lentera dan membawanya ke dalam genggaman gue tanpa menghilangkan senyuman. "Aku lagi senang aja."

"Kenapa?"

Alih-alih menjawab, gue justru mengajak Lentera menghampiri sepupu-sepupu gue tanpa melepas genggaman kita.

Eh monyet-monyet piyik, lo lihat nih. Abang lo datang bawa gandengan.

Suara deheman gue selanjutnya membuat mereka berhenti cekikikan.

"Bang Erza?"

Yang pertama menoleh Meteor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang pertama menoleh Meteor. Meteor Gumilang namanya, tapi biasa dipanggil Gugu karena kelakuannya 11:12 sama guguk.

"Masih hidup lo? Kirain udah mampus seminggu yang lalu gara-gara overdosis miras oplosan."

Beneran kayak guguk kan mulutnya? Kalau nggak tahu guguk, anjing deh.

"Hehe, belum pernah kena amplas ya mulut lo?"

Gugu hanya menjawab pertanyaan gue dengan cengiran tengil. Anjing dan monyet, perpaduan lengkap si Gugu ini. Untung gue ganteng, jadi harus sabar.

Eh, emang ada hubungannya?

"Eh iya, kenalin nih cewek gue. Namanya Lentera." Kata gue sembari menarik Lentera supaya berdiri sejajar di sebelah gue. Gue baru sadar kalau sejak tadi Lentera bersembunyi di belakang gue. Mungkin dia malu.

"Halah, ngaku-ngaku kan lo? Paling ini teman kampus yang lo bayar buat jadi pacar pura-pura."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RWhere stories live. Discover now