Part 16

21.3K 646 2
                                    

**

Gerald dan Keyla berpamitan dengan Mbok Nah setelah semalam mereka menginap di sini. Pagi ini mereka akan kembali ke Jakarta.

"Makasih ya mbok udah bantuin kami selama kami menginap" ucap Gerald kepada ART nya itu.

"Iya den sama-sama"

"Ya sudah kami pamit ya mbok" Gerlad menyalami Mbok Nah yang sudah di anggapnya seperti ibunya sendiri. Keyla pun juga ikut menyalami Mbok Nah.

"Hati-hati Den, Non"

"Iya mbok" ucap Gerald dan Keyla bersamaan. Mereka masuk ke dalam mobil lalu pergi meninggalkan Villa.

**

Setengah jam perjalanan mereka tempuh hanya di isi oleh keheningan, Gerald yang fokus dengan mengemudinya sedangkan Keyla asik memandangi pepohonan lewat jendela di sampingnya.

Gerald mengarahkan pandangannya ke arah kaca spion, ia melihat sebuah mobil jeep yang sedari tadi mengikutinya. Gerald pun menginjak pedal gasnya lebih cepat, dan jeep itu pun juga melaju lebih cepat.

"Kita di ikutin ya" ucap Keyla saat melihat mobil jeep di belakang mobil mereka.

"Loe tenang aja, nggak bakalan terjadi apa-apa" ujar Gerald menenangkan.

Gerald menambah kecepatan mobilnya lagi untuk menghindari kejaran jeep yang mengikuti mereka. Namun tiba-tiba sebuah mobil jeep lain menghadang mobil mereka dari arah depan.

Citttttttttttt

Gerald mengerem mobilnya mendadak.

"Awwww" ringis Keyla.

"Loe nggak papa kan?" tanya Gerald seraya menyentuh punggung istrinya.

"Gue nggak papa" jawab Keyla.

Tokkk Tokkk Tokkk

"Keluar loe!!!"

Tokkk Tokkk

"Woiii keluar Loe!!!" Ujar para kelompok gangster yang mengikuti mereka tadi seraya menggedor kaca mobil Gerald.

"Loe tunggu di dalam biar gue yang urus mereka. Dan jangan keluar!" perintah Gerald pada Keyla. Keyla memutar bola matanya malas menanggapi perintah Gerald.

"Mau apa kalian ganggu gue? Gue nggak pernah punya urusan sama kalian" tanya Gerald setelah keluar dari mobilnya.

"Kita emang nggak punya urusan sama loe, tapi seseorang pingin nyawa loe kita habisin"

"Ohh jadi dia hanya berani di bawah ketiak kalian. Pengecut" ejek Gerald kepada orang yang menyuruh mereka.

"Nggak usah banyak bacot loe. Habisin dia!!" perintah Ketua gangster itu kepada anak buahnya. Lalu terjadilah perkelahian di antara mereka.

Gerald menangkis pukulan dari beberapa anak buah ketua gangster tersebut. Kemampuan bela dirinya tak perlu diragukan lagi, ia sudah memegang sabuk hitam saat junior high school. Namun dirinya saat ini masih waras untuk berkelahi dengan sepuluh orang lebih sedangkan dirinya cuma seorang diri. Jujur, ia sedikit kewalahan menghadapi mereka.

Bugh

Ketua gangster itu memukul tekuk Gerald dari belakang saat ia sedang melawan salah satu anak buahnya, hal itu menyebabkan dirinya limbung. Orang itu mengambil belati di saku celananya dan mengarahkannya pada Gerald. Namun sebelum belati itu mengenai Gerald, seseorang menendangnya dari belakang.

Bugh

"Banci loe!! Beraninya main keroyokan" cemooh orang itu pada ketua gangster yang mencoba membunuh Gerald.

"Heh cewek, nggak usah jadi pahlawan kesiangan loe"

Orang itu menyunggingkan senyum sinisnya. "Pahlawan kesiangan? Lihat dulu keadaan anak buah loe sekarang"

Ketua gangster tersebut mengalihkan pandangannya pada anak buahnya, ia terkejut, mereka semua terkapar dengan beberapa lebam di wajah dan ada juga yang mengerang kesakitan karena patah tulang. Bukan hanya ketua gangster saja yang terkejut, melainkan Gerald juga ikut terkejut. Bagaimana bisa istrinya itu menghabisi para gangster tersebut sendirian.

"Gimana masih nyebut gue pahlawan kesiangan?" tanya Keyla menantang dengan senyum meremehkannya. "Loe nekat, gue jamin nyawa kalian hilang. Loe cabut, nyawa kalian selamat. Pilih mana?"

Si ketua gangster memandang Keyla nyalang, namun tak bisa di pungkiri bahwa ia merasa sedikit gentar dengan gadis itu. Akhirnya, ia pun memilih cabut beserta anak buahnya.

Keyla mengulurkan tangannya kepada Gerald untuk membantu pria itu berdiri. Gerald menerima uluran tangan itu seraya berdiri perlahan.

"Gue nggak yakin kalau gue nggak keluar nyawa loe masih ada" ujar Keyla dengan senyum sinisnya.

"Thanks. Loe nggak papa kan?" tanya Gerald seraya mengamati Keyla dari atas sampai bawah.

"Gue nggak semudah itu dikalahin" jawab Keyla pongah lalu melangkah menuju mobil dan masuk ke dalam.

Setelah Gerald masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengamannya, Keyla memberikan sebuah gelang kepada pria itu.

"Gue nemu ini saat berantem sama gangster tadi. Sepertinya simbol dari gangster itu. Loe kenal sama mereka?" tanya Keyla pada Gerald. Gerald termenung menatap gelang tersebut.

"Nggak, gue nggak kenal sama mereka. Biar gue suruh orang-orang gue buat nyelidikin mereka" jawab Gerald lalu mengambil gelang simbol gangster itu dari Keyla.

"Yakin?" Keyla memandang Gerald ragu.

"Loe khawatir sama gue?" alih-alih menjawab Gerald malah bertanya pada Keyla.

"Ck gue cuma nggak mau jadi janda saat ini. Umur gue masih muda" jawab Keyla senewen lalu membuang muka ke arah depan.

Gerald tersenyum mendengar jawaban istrinya. Ia mulai menghidupkan mobilnya dan pergi melanjutkan kembali perjalanan mereka.

Itukan simbolnya Petir Utara, mereka nggak mungkin nyerang seseorang jika mereka nggak punya urusan sama orang yang mereka serang. Sebenernya apa hubungan Aldo dengan mereka. Tanya Keyla dalam hati.

"By the way loe belajar dari mana bisa berantem kayak tadi?" tanya Gerald penasaran dengan kemampuan bela diri istrinya itu.

"Gue pernah ikut taekwondo dari SD sampai SMA" jawab Keyla acuh. Gerald hanya mengangguk menanggapi Keyla. Setelah itu tidak ada obrolan lagi di antara mereka. Mereka menghabiskan perjalanan dengan keheningan.

**

"Apa!!! Bagaimana kalian bisa gagal. Menghabisi satu orang saja tidak bisa!!" murka seseorang pada orang suruhannya.

"Kami hampir bisa menghabisinya bos, tapi ada seorang wanita yang membantunya. Wanita itu juga yang telah menghabisi anak buahku" adu orang suruhannya.

"Menggelikan!! Bagaimana bisa kalian semua kalah hanya dengan seorang wanita?!"

"Wanita itu bukan orang biasa bos"

"Cari tahu siapa wanita itu. Dan apa hubungannya dengan bocah ingusan itu"

"Baik bos. Saya permisi dulu" pamit orang suruhannya lalu pergi meninggalkan bosnya tersebut.

"Kalian akan habis di tanganku. Dasar bocah ingusan" dengus orang itu seraya mengepalkan tangannya erat.

**

My Lover's Secret (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang