Part 36

16.6K 468 0
                                    

**

Keyla saat ini sedang memilih bermacam-macam bahan masakan dan beberapa jenis daging dan sayur. Rencananya ia akan membuat makanan favorit Gerald untuk dinner malam ini. Setelah selesai memilihnya ia berjalan menuju kasir.

"Siang Nona Keyla. Senang dapat bertemu anda kembali" sapa seseorang yang ada di antrian kasir sebelahnya.

"Siang Tuan Brian" jawab Keyla dengan sopan.

"Apakah saya bisa meminta waktunya sebentar Nona? Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan dengan anda" tanya Brian dengan senyum manisnya.

Keyla tampak berpikir dengan ajakan teman suaminya itu, sedikit ragu untuk mengiyakan ajakannya.

"Hanya sebentar saja. Saya berjanji" bujuk Brian lagi.

"Ya sudah tapi saya hanya bisa sebentar saja"

"Baiklah. Mari kita mengobrol di café depan sana" ujar Brian setelah membayar belanjaannya lalu berjalan menuju café di depan supermarket.

**

"Jadi apa yang ingin anda bicarakan Tuan Brian?" tanya Keyla setelah mereka duduk di salah satu meja di café tersebut.

Brian terkekeh sebentar "Anda terlalu to the point nona. Bagaimana jika kita memesan makanan atau minuman dulu?" tawar Brian.

Keyla menghembuskan napasnya pelan, ia mulai jengah dengan basa-basi pria di depannya. "Anda saja Tuan, saya habis makan siang tadi bersama rekan saya" Tolak Keyla.

"Baiklah" sahut Brian lalu pria itu memanggil pelayan untuk memesan.

"Oke pertama-tama aku ingin kita tidak usah terlalu formal. Kau bisa memanggilku Brian saja tanpa embel-embel tuan. Karena aku tidak setua itu" ujar Brian.

"Oke Brian, apa yang ingin loe bicarakan?" tanya Keyla sekali lagi.

"Gue hanya ingin menceritakan kisah antara gue dan pacar loe saat berada di SHS dulu" Brian menjeda sebentar ucapannya. "Dulu bisa di bilang kami sangat dekat. Hingga suatu kejadian membuat hubungan kami merenggang. Gerald, dia sosok yang mandiri, tangguh, dan pemberani. Dia selalu menjadi juara di sekolah maupun di luar sekolah. Kami juga pernah tergabung dalam klub yang sama dulu"

"Klub?" tanya Keyla heran.

"Iya klub. Dulu kami termasuk sekelompok anak berandalan. Dan klub kami itu di ketuai oleh Gerald. Hingga saat kejadian itu terjadi, kelompok kami terpecah. Gerlad dan gue terpisah di kubu yang berbeda" jelas Brian dengan pandangan misteriusnya.

"Kejadian apa yang membuat kelompok kalian pecah?" tanya Keyla penasaran. Gadis itu merasa masa lalu suaminya begitu banyak yang belum ia tahu. Entah firasatnya saja atau bagaimana, ia merasa masa lalunya berhubungan dengan masa lalu suaminya.

"Untuk itu lebih baik loe tanya langsung aja sama Gerald. Dia jelas lebih mengetahui segalanya" ujar Brian yang tak mau menjawab pertanyaan Keyla.

Keyla sedikit kesal karena tak mendapat jawaban dari pria itu. Namun mengingat sekarang mendekati jam pulang kantor, mau tak mau membuat gadis itu pasrah dengan rasa penasarannya.

"Oke kalau nggak ada hal lain lagi yang dibahas. Gue pamit dulu" pamit Keyla sedikit kesal.

"Oke terima kasih banyak atas waktunya" jawab Brian dengan senyum memikatnya.

Keyla tak membalas ucapan pria itu, ia langsung pergi dari café menghampiri supirnya.

Brian memandang kepergian Keyla dalam diam.

"Umpan termakan" gumamnya. "Tinggal menunggu waktunya dan... BOOM!! Bom waktu akan meledak" Brian tersenyum licik.

**

"Wihh ini kamu yang masak?" tanya Gerald pada Keyla saat pria itu baru saja datang ke meja makan.

"Iya. Sini aku ambilin" sahut Keyla seraya mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Gerald.

"Gimana rasanya?" Tanya Keyla.

"Enak, nggak kalah sama restoran favorit aku. Malah lebih enakan ini" jawab Gerald membuat Keyla tersenyum senang.

"Mumpung gue lagi baik hari ini. Nih gue ambilin juga buat loe" ujar Keyla seraya mengambilkan makanan untuk adiknya.

"Giliran baru dipuji suami aja loe inget gue. Hey kemarin- kemarin ke mana loe" cibir Evan.

"Berisik. Nih ambil" sahut Keyla seraya memberikan piring yang sudah terisi pada Evan.

"Thank's"

Keyla tersenyum melihat suami dan adiknya sangat lahap memakan masakannya.

**

Pagi ini Gerald berangkat ke kantor seperti biasanya. Saat berada di depan pintu ruangannya ia di cegat oleh sekretarisnya.

"Pagi Pak Gerald. Pak ada tamu yang menunggu di ruangan Bapak" ujar sekretarisnya.

"Siapa?" tanya Gerald.

"Katanya beliau rekannya Bapak"

"Oke terima kasih"

Gerald masuk ke dalam ruangannya dan melihat seorang pria sedang duduk di sofa membelakangi dirinya. Sadar akan kedatangan Gerald pria itu berbalik dan berhadapan dengan Gerald.

"Loe!!" ujar Gerald terkejut.

"Ngapain loe kesini Brian?" tanya Gerald pada orang itu.

"Hanya mengunjungi kawan lama ku" sahut Brian tenang.

Gerald menatap Brian awas. Ia merasa ada sesuatu yang akan pria itu lakukan.

**

Keyla menggeledah kamarnya untuk mencari figura foto Mama dan kakaknya. Ia lupa di mana terakhir meletakannya dulu. Di laci nakasnya tidak ada, di lemarinya pun juga tidak ada.

"Hufftt di mana sih gue terakhir kali nyimpennya" gumamnya frustasi.

"Ah coba lacinya Aldo deh. Hanya tempat itu yang belum gue geledah" ia pun menuju laci nakas Gerald dan membukanya.

Keyla mulai mencari barang yang dicarinya. Namun saat ia sedang mencari ia menemukan sebuah benda yang familiar untuknya.

"Ini kan" gumamnya seraya memandang terkejut benda itu.

**

My Lover's Secret (Completed)Where stories live. Discover now