"Heyyy!!! Kau kemari!" Jisoo memerintahkan salah satu temannya yang sedang membaca buku.
Ia bernama Lisa, murid pintar dikelasnya.
Ia hanya menatap Jisoo dengan tatapan bertanya, tanpa menghampiri Jisoo.
Jisoo kembali berteriak, "Ku bilang kemari! Apa kau tidak mendengar?!"
Semua murid dikelas hanya menatap, sembari menggelengkan kepala. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun mereka berani melawan. Karena percuma, Jisoo tidak bisa dihentikan oleh siapapun.
Keterpaksaan terlihat diwajah Lisa, ia menghampiri Jisoo yang sedang menyilangkan kedua tangannya didada. Dan kedua kakinya berada diatas meja.
"Ada apa?" tanya Lisa ramah.
"Kerjakan tugas-tugas ku!" Jisoo melemparkan buku tugasnya ke arah Lisa.
Untung saja, dengan sigap Lisa menangkapnya. Lisa hanya menghela nafas kasar, ia masih menatap Jisoo.
"Mengapa kau tidak mengerjakannya sendiri?" tanya Lisa, sembari menaruh buku Jisoo dimeja.
"Kau membantahku?!"
"Bukan begitu, kau bisa mencoba mengerjakannya sendiri. Jika memang tidak bisa, kau bisa memintaku untuk membantumu." ucap Lisa dengan hati-hati.
"Aku tidak bisa mengerjakannya! Kau puas?! Sekarang kerjakan tugasku!" Jisoo menggeser bukunya dengan kaki, hingga buku itu terjatuh ke lantai.
Lisa mendengus pasrah, ia memunguti buku yang dijatuhkan Jisoo. Ia kembali ke mejanya, dan mulai mengerjakan tugas Jisoo.
Sedangkan Jisoo, dengan santai nya ia bermain game yang ada di handphone-nya. Tanpa memperdulikan perbuatan yang baru saja ia lakukan.
"Sudah selesai." Lisa kembali menaruh buku Jisoo, saat ia selesai mengerjakannya.
Jisoo tersenyum simpul, ia menurunkan kakinya dari atas meja. Tangannya meraih buku yang tadi Lisa taruh, lalu membukanya untuk mengecek tugasnya.
"Bagus! Kuharap kau mengerjakannya dengan benar." Jisoo beranjak dari duduk nya.
Tanpa mengucapkan terimakasih pada Lisa, ia berjalan melewati Lisa begitu saja. Ia membawa buku tugas nya, berjalan ke arah meja Namjoon, yang notabe nya adalah ketua kelas.
Jisoo meletakan buku itu dengan kasar, tepat dihadapan Namjoon. Namjoon yang sedang menulis, tersentak karena kaget. Ia menatap Jisoo dengan ekspresi kesal.
"Itu tugas ku! Aku sudah mengerjakannya. Berikan itu pada Mrs. Park, jika ia meminta nya." Jisoo menatap Namjoon tanpa rasa takut sedikit pun.
"Kau bisa memberikannya sendiri, jika beliau sudah masuk ke kelas." Namjoon menyodorkan buku Jisoo.
"Aku ada urusan! Apa bedanya jika kau yang memberikannya? Itu sama saja! Aku tetap selesai mengerjakan tugasnya!" Jisoo menaikan nada bicaranya.
"Mrs. Park selalu bertanya ketika kau tidak ada dikelas, dan hanya menitipkan buku tugas mu!" ucap Namjoon
"Dia hanya basa-basi! Semua guru sudah tahu tentang kemana perginya diriku!"
"Lalu, mengapa kau selalu tidak masuk kelas? Kau masuk kelas hanya untuk meminta salah satu teman kelas untuk mengerjakan tugasmu!" Namjoon sedikit membentak.
"Apa kau berani padaku?!" Jisoo menggebrak meja dengan sangat keras, sehingga semua perhatian murid tertuju pada mereka.
Namjoon hanya diam, sampai akhirnya seseorang datang.
Rose dan Jennie. Mereka yang selalu berusaha menenangkan suasana, disaat Jisoo berbuat hal seperti saat ini.
Jisoo menyadari kehadiran mereka, ia kembali menegak kan tubuhnya. Tangannya ia silangkan didepan dada, eksresinya kembali menantang menatap Rose dan Jennie.
"Kalian ingin ikut campur lagi?" Jisoo bertanya dengan sinis.
"Kami hanya ingin tahu, kali ini apa yang membuatmu marah," jawab Rose, sembari tersenyum.
"Tanpa kuberitahu, pun, kalian sudah tahu!" ketus Jisoo.
"Baiklah. Kau boleh pergi, sesuai dengan persyaratan nya." Jennie tersenyum ramah pada Jisoo.
"Aku sudah mengerjakan tugas! Dan sudah kuberikan pada ketua kelas yang menyebalkan ini!" ucap Jisoo sembari melirik Namjoon, yang sedang menatap kesal kearahnya.
"Kalau begitu aku tidak bisa melarang mu," ucap Rose.
Mereka membiarkan Jisoo pergi.
Jennie dan Rose sempat membuat perjanjian dengan Jisoo, jika ia telah menyelesaikan tugas nya. Ia boleh pergi, ketika Jisoo malas berada dikelas.
Tentu hal ini mereka lakukan untuk ketentraman kelas. Guru yang mengajar dikelasnya pun setuju dengan hal yang dilakukan Jennie dam Rose. Dan berharap Jisoo akan merasa tidak enak karena perbuatannya.
Tapi apa daya? Keajaiban itu belum muncul sampai sekarang.
....
Jisoo pergi ketempat yang biasa ia datangi untuk membolos. Taman belakang sekolah, dimana tidak ada seorang pun yang kesana.
Disana, Jisoo hanya diam dan melamun. Ia tidak melakukan apapun, ketika merasa bosan, ia akan bermain game. Selain itu, ia hanya melamun.
Jisoo memang punya sifat keras, tapi itu untuk menutupi rasa sakitnya. Ketika ia merasa mengingat kenangan bersama kedua orangtuanya, ia akan membolos, lalu diam disana.
Terkadang, ia menangis. Dengan harapan rasa sakitnya menghilang sedikit demi sedikit, bersamaan dengan air matanya yang jatuh.
Seperti saat ini, ia kembali meneteskan air matanya. Karena sepintas kenangan indah terlihat dibenaknya.
Jisoo tidak menangis meraung, ia hanya meneteskan air mata. Dan berusaha untuk kuat.
oO—Oo
Bantu voment nya ya(●'∀`●)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Jisoo [END]
Teen FictionKisah seorang gadis yang bernama Jisoo, yang mempunyai sifat urak-urakan, brandalan, tidak sopan, dan ditakuti banyak orang. Sampai akhirnya ada seseorang yang berusaha merubah sifat buruk nya itu menjadi lebih baik. Dan karena orang itu juga, Jisoo...