Part 39

1.4K 128 11
                                    

Kalo ada typo kasih tau ya hehehehe...


Happy reading🌹
.
.
.
.

Jisoo, Rose, Jennie dan Lisa sudah berada di caffe yang selalu mereka bicarakan dikelas. Mereka juga sudah memesan makanan dan minuman.

Seperti biasanya, mereka selalu bercanda ria. Suara tawa tidak pernah hilang dari mereka.

"Oh iya, kalian sudah punya pacar bukan?" tanya Jisoo.

"Ya... bisa dibilang begitu," jawab Rose.

"Siapa pacarmu, Rose?" tanya Jisoo.

"Kau tidak tahu? Padahal setiap ada waktu luang disekolah, mereka selalu bersama," timpal Lisa sembari terkekeh.

"Ya mana aku tahu, kalian tidak pernah menceritakannya padaku. Jahat sekali!" ucap Jisoo.

"Pacar Rose itu June-sunbae, ia kelas 12." Lisa menatap Rose, yang tersipu malu.

"Wah, ternyata dengannya? Aku setuju jika kau bersamanya Rose," ucap Jisoo sembari tertawa.

"Diamlah! Jangan membuatku malu!" protes Rose, memegang kedua pipinya yang terasa panas.

"Kalau pacarmu siapa, Lisa?" tanya Jisoo.

"Aku..." Lisa menjawab dengan ragu.

"Ia tidak punya pacar," sahut Jennie. "Ia hanya berteman, mereka sangat dekat, bahkan seperti orang pacaran. Mungkin ia akan langsung menikah nanti." Jennie menyenggol lengan Lisa, berusaha menggodanya.

"Oh ya? Jadi begitu ya." Jisoo menatap Lisa sembari tersenyum menggoda.

"Ya begitulah, aku hanya dekat dengan nya. Aku terbilang gadis yang beruntung," ucap Lisa.

"Siapa orangnya?" tanya Jisoo.

"Ia populer disekolah, kau tahu laki-laki yang sering dikerumuni banyak perempuan?" sahut Rose.

Jisoo tampak berpikir sejenak. "Yang wajahnya seperti kelinci itu?"

"Ya! Benar!" sahut Rose dan Jennie bersamaan. Lalu mereka tertawa bersama.

"Aku akui dia tampan dan menggemaskan. Semoga tidak ada orang yang mengancammu untuk menjauh darinya," ucap Jisoo, mencubit pelan pipi Lisa dengan gemas.

"Sakit!" protes Lisa, menepis tangan Jisoo.

Jisoo hanya terkekeh pelan, begitu juga dengan Rose dan Jennie.

"Nah! Kalau pacar Jennie, yang sering dipanggil tiang listrik oleh banyak murid!" Rose terbahak.

"Berhentilah memanggilnya seperti itu!" protes Jennie.

"Pacarnya membela!" ucap Lisa sembari tertawa.

"Aku tahu, namanya Chanyeol. Ia satu kelas dengan Seok Jin, kan?" tanya Jisoo.

Mereka semua mengangguk.

"Lalu.... siapa yang kau suka Jisoo?" tanya Rose.

"Iya benar! Kami juga harus tahu! Cepat katakan!" setuju Lisa.

"Bukankah kalian sudah tahu aku menyukai siapa?" Jisoo menunduk malu.

Rose, Jennie dan Lisa saling menatap satu sama lain. Satu nama nya terlintas dipikiran mereka, Seok Jin.

"Sepupuku?" tanya Jennie.

Jisoo mengangguk pelan. Ternyata benar, bukan hanya dugaan mereka saja. Mereka kira Jisoo hanya bercanda.

"Apa ada yang salah?" tanya Jisoo, saat suasana menjadi hening seketika.

"Aa~ tidak! Ternyata dugaan kami benar!" Lisa mencolek hidung Jisoo.

Jisoo hanya terkekeh pelan. "Ya entah sejak kapan aku mulai menyukainya," ucapnya. "Aku berusaha menjadi diriku yang dulupun berkat dia. Kalian juga berpengaruh, tapi... ya begitulah. Seok Jin yang membuatku berniat untuk kembali menjadi diriku yang dulu."

Penyataan Jisoo saat ini, akan membuat Seok Jin sulit menceritakan yang sebenarnya.

"Aku mencintainya. Apa menurut kalian, Seok Jin juga mencintaiku?" tanya Jisoo, menatap Rose, Jennie dan Lisa bergantian. "Waktu itu, ia hanya bilang, jika ia menyukaiku sebatas teman."

"Entahlah, kami bukan peramal yang bisa menentukan perasaan seseorang." Rose berusaha tertawa.

"Siapa tahu ia pernah bercerita pada mu," ucap Jisoo.

"Tidak pernah." Rose mengangkat bahu nya.

"Padaku juga," timpal Jennie.

"Oh iya! Aku ingin bertanya, apa Sowon dan Seok Jin mempunyai hubungan khusus?" tanya Jisoo.

"Kau sudah pernah bertanya tentang itu. Lebih baik Seok Jin yang mengatakannya sendiri," jawab Lisa.

"Aku takut, jika mereka berpacaran. Aku takut, perasaanku tidak terbalas. Aku takut, ia menjauhiku, saat ia tahu jika aku mencintainya." Suara Jisoo memelan.

Jennie menggenggam tangan Jisoo. Jisoo langsung menatap Jennie yang sedang tersenyum, memberi kekuatan.

"Berusalah mengontrol rasa cinta itu, karena ketika kau patah hati, rasanya tidak akan terlalu sakit. Berusalah melupakannya, karena ketika kau tidak mendapat perasaan yang sama, kau tidak akan terlalu kecewa." Jennie menatap lekat Jisoo.

"Aku mengerti," ucap Jisoo, sembari tersenyum.

"Kita pulang? Sudah lama kita disini," timpal Rose, sembari menatap jam tangan nya.

Jisoo, Lisa dan Jennie mengangguk setuju.

∆¶∆

Gomawo yang udah baca+vote+komen+masukin cerita ini ke perpustakaan/reading list+yang udah follow😘

Semoga suka+baca terus sampe epilog ya😘😘😘😘😘😘😘😘

Kim Jisoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang