Part 2

4.6K 371 8
                                    

Seseorang datang menghampiri Jisoo yang sedang menangis.

Ia berdiri disebelah Jisoo yang sedang duduk, tangannya menyodorkan sebuah sapu tangan. Hal itu membuat Jisoo terlonjak kaget, ia langsung berdiri.

Jisoo menghapus air matanya dengan kasar, lalu ia menatap orang itu dengan tajam.

Ia adalah Kim Seok Jin. Pria tampan yang dikagumi banyak murid, bisa dikatakan ia adalah murid terkenal. Karena semua murid disekolah itu mengenalnya, tentu saja Jisoo juga mengenal orang itu.

Seok Jin berbeda kelas dengan Jisoo, kelas mereka hanya terpisah oleh satu kelas saja. Yang Jisoo tahu, Seok Jin adalah sepupu dari Jennie.

Ia tahu, karena banyak yang membicarakan nya. Tidak aneh, karena Seok Jin adalah murid famous disekolah.

"Ambilah." Seok Jin kembali menyodorkan sapu tangan itu.

Dengan cepat, Jisoo menepis nya.

Sapu tangan itu terjatuh.

"Mau apa kau kemari?" tanya Jisoo dengan sinis.

"Aku hanya berkeliling, kebetulan aku melihatmu sedang menangis. Jadi kuputuskan untuk menghampiri mu." Seok Jin menjawab dengan ramah.

Jisoo merubah raut wajah nya seperti biasa, wajah menantang. "Tidak usah sok baik padaku!"

"Dari lahir, aku memang mempunyai sifat baik."

"Percaya diri sekali," sinis Jisoo.

Terdengar suara kekehan Seok Jin, dan itu membuat Jisoo muak dengannya.

"Jika tidak percaya, kau bisa tanyakan pada teman-teman mu."

"Aku tidak memiliki teman!" tegas Jisoo.

"Benarkah?" tanya Seok Jin.

Jisoo tidak menjawab.

Ia hendak melangkah pergi, tapi tangannya dicekal oleh Seok Jin.

Jisoo tidak menyukai ada orang asing yang menyentuh nya, ia menghentak kan tangannya dengan keras agar cekalan Seok Jin lepas.

"Aku tidak suka dipegang oleh orang asing!"

"Maafkan aku, aku hanya ingin menjadi temanmu." Seokjin mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Aku tidak memerlukan teman." Jisoo hendak melangkah kembali. Tapi perkataan Seok Jin membuatnya terhenti.

"Kau memerlukannya, sangat memerlukannya. Ketika kau bersedih seperti tadi, kau bisa menceritakannya pada temanmu. Dan aku bersedia."

"Tapi aku tidak memerlukannya," ucap Jisoo dengan datar, tanpa menoleh.

"Tapi kau sudah kuanggap teman ku." Seok Jin tersenyum, walaupun ia tahu jika Jisoo tidak akan bisa melihatnya.

Jisoo tidak memperdulikannya, ia kembali melangkah pergi. Tapi, lagi-lagi perkataan Seok Jin menghentikan langkah Jisoo.

"Apa kau yakin tidak ingin menjadi temanku?"

"Apa aku harus mengumumkannya keseluruh penjuru sekolah?"

"Aku benar-benar tulus ingin berteman denganmu. Apa kau tidak bisa memberiku kesempatan?"

"Sudah kubilang, aku tidak memerlukan mu!!" bentak Jisoo tanpa menoleh.

"Aku akan melakukan apapun, asal kau mau menerimaku sebagai temanmu." Seok Jin bersungguh-sungguh.

Jisoo menghentikan langkahnya, ia tampak sedang berfikir. Perlahan, ia membalikan tubuh.

Hal itu membuat Seok Jin tersenyum, ada rasa senang saat Jisoo membalikan tubuhnya.

Jisoo tersenyum simpul, tawaran yang diberikan Seok Jin tidak begitu buruk untuknya.

Jangan pikir, jika Jisoo tidak akan melakukan hal yang aneh. Ia selalu memanfaatkan situasi, tentu yang menurutnya menguntungkan. Mungkin, tawaran Seok Jin membuat Jisoo tertarik.

"Melakukan apapun yang kusuruh, heh?" Jisoo tersenyum evil.

Seok Jin mengangguk mantap, "Apapun yang kau minta, asal kau menerimaku menjadi temanmu."

"Baiklah kalau begitu! Kau harus menjadi pelayanku yang selalu menuruti apa yang aku minta selama satu tahun, bagaimana?"

"Apa?!" Seok Jin sontak membulatkan matanya.

"Tidak mau? Tidak masalah." Jisoo kembali membalikkan badan nya, dan bersiap melangkah pergi.

"Tunggu!" Seok Jin tampak ragu untuk menerima hal itu. "Bagaimana jika hanya tiga hari?"

Jisoo membalikkan badannya lagi.

"6 bulan!"

"Seminggu, bagaimana?"

"Tidak! 2 bulan."

"Ayolah! Apakah harus selama itu?" bujuk Seok Jin.

"Kau pikir aku sedang berdagang? Aku sudah menguranginya! Jika tidak mau ya sudah! Tidak usah membuang waktuku lebih lama!"

"Baiklah! 1 bulan, bagaimana?" Seok Jin kembali menawar.

"Ok! 1 bulan penuh, kau harus menuruti apapun yang kuminta. Entah dijam berapa, sedang dalam keadaan apa, atau bersama siapa. Kau setuju?" Jisoo mengulurkan tangannya untuk berjabat.

Seok Jin meraih tangan Jisoo, lalu menjabatnya. "Aku setuju!"

"Aku akan kembali ke kelas! Jangan mengikutiku!" Jisoo berlalu pergi, tanpa menoleh kebelakang.

Jika ia menoleh, ia bisa melihat Seok Jin yang tersenyum kemenangan. Walaupun ia tahu, penderitaannya akan segera dimulai.

'Aku berjanji akan merubah mu seperti sifat mu yang dulu.'

Setelah Jisoo benar-benar sudah tidak terlihat, Seok Jin pergi dari sana. Ia kembali ke kelasnya.

Kim Jisoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang