Part 10

2.1K 213 4
                                    

"Hai!" Seok Jin berdiri, setelah melihat Jisoo yang berjalan ke arahnya.

Jisoo menatap malas Seok Jin, lalu duduk ditempat yang berhadapan dengan Seok Jin. Setelah Jisoo duduk, Seok Jin ikut duduk.

"Kau sakit apa? Apa kau sudah pergi ke dokter?" tanya Seok Jin.

"Jisoo sudah tidak apa, ia baik-baik saja." Ayah Jisoo tiba-tiba datang, lalu duduk disamping Seok Jin.

Jisoo merasa dirinya semakin tidak nyaman. Mengapa ayah nya harus disini? Jisoo tidak bisa mengusir Seok Jin jika ayahnya ada disini.

"Benarkan, sayang?" tanya ayah Jisoo, sembari menatap putrinya.

Jisoo mengangguk pelan, sebagai jawaban.

"Paman, aku membawakan sedikit buah-buahan untuk Jisoo." Seok Jin menaruh kantung plastik yang berisi buah-buahan di atas meja.

"Seharusnya kau tidak perlu membawa ini, Nak. Lagi pula, Jisoo tidak suka makan buah."

"Benarkah?" tanya Seok Jin, sembari melirik Jisoo.

Jisoo terlihat memutar bola matanya kesal. Ia mendengus kesal karena Seok Jin menatapnya, dengan tatapan yang... Begitulah.

Ayah Jisoo mengangguk pelan, "Sejak kecil Jisoo tidak suka makan buah, padahal ia tidak punya alergi atau semacamnya."

"Kalau begitu, aku akan membuatnya menjadi menyukai buah." Seok Jin tersenyum yakin.

"Paman sangat setuju padamu, Nak." Ayah Jisoo menepuk pelan pundak Seok Jin, sembari terkekeh pelan.

"Aku tidak akan pernah makan buah! Jangan sok bisa merubahku," ketus Jisoo.

"Sayang, kau tidak boleh seperti itu pada temanmu." Ayah Jisoo memperingatinya.

"Ia bukan temanku, Pah!" protes Jisoo dengan kesal.

"Jisoo!"

"Tidak apa, Paman. Jisoo memang selalu seperti itu padaku, aku tidak masalah dengan sikapnya. Aku menyukai Jisoo yang seperti ini." Seok Jin tersenyum pelan.

Dasar tukang cari muka!! gerutu Jisoo dalam hatinya.

"Tolong maafkan dia. Jisoo menjadi seperti itu, setelah Paman dan ibunya bercerai."

"Papah!!" rengek Jisoo.

"Aku sudah tahu ceritanya dari Jisoo, Paman. Aku turut sedih," ujar Seok Jin.

Tampak keterkejutan yang tercetak di wajah ayah Jisoo. Lalu ia tersenyum pelan, sembari menatap Jisoo.

"Benarkah?" tanya ayah Jisoo. Seok Jin mengangguk pelan, tanpa menjawab. "Kalau begitu, aku percayakan Jisoo padamu."

"Pah!" Jisoo kembali merengek.

"Jisoo, kau sudah mendapatkan teman yang baik. Jangan sia-sia kan itu, kau harus bersikap baik padanya." ayah Jisoo menatap Jisoo dengan serius.

Jisoo menghela nafas pelan, lalu membuang muka.

"Oh ya! Kau ingin minum apa Seok Jin? Paman lupa untuk menawari mu."

"Tidak perlu, Paman." Seok Jin menolak dengan halus.

"Jisoo buatkan Seok Jin minum, dan ambilkan beberapa camilan untuknya." Ayah Jisoo mengalihkan pandangannya pada Jisoo.

"Aku tidak mau!" tolak Jisoo.

"Sayang, jangan bersikap seperti itu. Ambilkan minum untuk Seok Jin demi Papah," bujuk nya.

Jisoo menghela nafas pelan, ia mengangguk. "Aku akan mengambilkannya. Kau ingin minum apa?" tanya Jisoo sembari menatap sinis Seok Jin.

"Apa saja," jawab Seok Jin.

Kim Jisoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang