Part 4

3K 287 7
                                    

Ini kesekian kalinya aku membuat masalah disekolah. Ya aku membuat ulah lagi, dan berakhir diruangan kepala sekolah.

Aku memukul kakak kelasku sendiri, entah siapa namanya. Yang kutahu, ia adalah kekasih dari Nayeon.

Aku tahu, aku salah. Tapi ia juga salah, ia ikut campur dengan urusanku. Sifatnya yang sok pahlawan membuatku ingin memukulinya. Aku tidak akan membuat ulah kepada orang yang tidak bersalah padaku.

Memang... Kejadian tadi tidak sepenuhnya kesalahan Nayeon. Dan hanya masalah yang sangat sepele. Tapi aku sangat tidak menyukai wanita itu. Diriku memang kejam, tapi menurutku kelakuannya lah yang lebih kejam.

Sifatnya melebihi diriku yang sekarang. Dengan posisinya sebagai Primadona Sekolah, ia bisa melakukan apapun sesukanya. Reputasi perempuan populer disekolah sudah tidak asing. Siapapun tahu bagaimana sifat yang dihasilkan dari kepopuleran itu.

Ya, simpelnya. Kepopuleran bisa merubah sifatmu yang baik, menjadi tidak baik. Mengerti, bukan?

Terlalu kejam ketika aku mengatakan hal ini, ketika diriku pun menjadi orang yang tidak baik. Tapi percaya lah, aku hanya membuat perhitungan dengan orang yang tidak baik.

Jika tidak percaya, ya sudah. Toh tidak ada untungnya untukku. Aku tetap Jisoo, si perempuan brandalan yang selalu membuat kekacauan di sekolah.

Gelar itu tidak mampuku hilangkan dari mata orang-orang.

Jadi biarkan saja, sampai mereka puas memandangku seperti itu.

Dan disinilah aku sekarang, diruangan kepala sekolah. Aku kembali dipanggilnya.

Sangat membosankan! Ini sudah menjadi yang ketiga kalinya dalam minggu ini.

Mereka sudah tahu sifatku, tapi mereka tidak mengeluarkanku dari sekolah.

Sekolah ini sangat menyebalkan. Dikeluarkan dari sekolah lebih baik untukku, daripada terus-terusan dipanggil ke ruangan yang membuatku muak.

Tapi mau bagaimana lagi? Pak Tua ini tidak membiarkan aku terbebas dari penjara yang berkedok sekolah ini.

"Jisoo, ini pelanggaran yang ke-56 sejak kau pindah kemari. Apa kau tidak bosan selaluku panggil kemari?"

Ck! Pertanyaan itu lagi! Jika ia bosan, ia bisa mengeluarkanku sekarang juga. Bukannya mempertahankanku dan membuatku muak!

"Apa Bapak tidak bosan sering memanggilku kemari?!" Aku membalikan pertanyaannya.

"Jisoo, mengapa kau tidak berubah saja?" tanyanya.

Aku tersenyum kecut, berubah heh? Ia pikir aku Power Ranger yang bisa berubah begitu saja?

"Jika Bapak memanggilku kemari hanya untuk menceramahiku seperti dua hari yang lalu, aku akan pergi sekarang." Aku beranjak dari dudukku, lalu ke luar ruangan.

Pak Tua itu tidak menghentikanku, dan itu hal yang bagus untukku. Kupingku pegal setiap mendengar ceramahnya.

Untung saja bel pulang sekolah sudah berbunyi. Aku tidak perlu bertemu dengan orang-orang yang menatapku dengan takut ataupun sinis lebih lama.

Setelah aku membawa tasku dikelas, aku langsung pulang. Aku selalu jalan kaki dari sekolah ke rumah, karena itu lebih menyenangkan. Yang lebih penting, aku tidak sampai dirumah dengan cepat.

Ketika aku sedang menikmati perjalan pulang, seseorang berjalan disebelahku.

Aku menoleh ke arah nya, ia tersenyum kepadaku.

Sial! laki-laki ini lagi! Seok Jin, murid populer disekolah.

Ya harus ku akui bahwa wajahnya tampan, dan ia.... mempunyai senyuman yang manis.

Tunggu! Apa yang aku katakan tadi? Apa aku telah memujinya? Sialan!

Dia sangat menyebalkan!

"Aku akan mengantarmu," ucapnya.

"Tidak perlu! Pergilah!" tolakku. Tapi aku yakin, ia tidak akan pergi begitu saja.

"Aku akan mengantarmu, agar kau sampai dengan selamat. Aku kan pelayan mu."

Sudah kuduga! Ia memakai alasan itu. Dasar menyebalkan! Aku akan mencekiknya jika kami sedang berada ditempat sepi.

"Kau pelayanku! Bukan bodyguard ku! Pergilah!" Aku kembali mengusirnya.

"Bagaimana jika aku membelikan mu minuman atau makanan, kau mau?" tawar nya.

Aku menghentikan langkah ku, lalu menatapnya dengan kesal.

"Mengapa kau keras kepala?!" gerutuku.

"Aku hanya ingin menjalankan tugasku."

Ia menjawab dengan begitu santai. Sedangkan aku menggerutu karenanya.

Aku menggeram kesal, aku akan mengerjainya. Ia ingin tugas, kan? Akan aku berikan sekarang juga.

"Kau manusia yang paling menyebalkan!"

"Ya itu memang diriku." Dia terkekeh.

"Baiklah! Carikan aku 3 ekor katak yang sama besar, dan memiliki 7 bintik berwarna hitam dipunggung nya. Jangan menemuiku sampai kau menemukannya, kecuali aku yang memintamu, mengerti?"

Kali ini ia tidak akan bisa mengerjakannya! Hahahaaha rasakan itu!

"Apakah ada katak yang seperti itu?" tanyanya dengan tatapan ragu.

"Mana ku tahu. Kau meminta tugas bukan? Aku sudah memberikannya," jawab ku acuh.

Ia tampak kebingungan. Dan aku merasa sangat senang. Carilah katak itu sampai kau lulus nanti!

"Baiklah kalau begitu." Dia menjawab dengan pasrah.

"Sekarang pergilah dan cari katak itu untukku!"

Ia mengangguk, lalu pergi dari hadapanku. Entah kemana ia akan mencarinya, biar kan saja. Lagi pula ia yang memintanya sendiri.

Ya walaupun aku sedikit kasihan setelah melihat wajahnya yang kebingungan.

Oh astaga! Lagi-lagi aku memikirkan nasibnya. Biarkan saja Jisoo, ia yang meminta sendiri, bukan kau.

∆¶∆

Thanks for voment+read😘

Kim Jisoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang