Ketua Baru

2.5K 391 26
                                    

"saya mau ketua pelaksana nya bukan Taeyong ya, bosen" ucap pak Yunho

Taeyong tertawa mendengar celetukan dosen nya itu, Mahasiswa lain yang hadir di kelas itu juga ketawa, tapi ketawa palsu. Masalahnya, salah satu dari mereka bisa saja namanya keluar jadi ketua pelaksana.

Setelah menjelaskan dan menceritakan evaluasi kegiatan tahun-tahun sebelumnya, pak Yunho keluar dari kelas, menyisakan mahasiswa satu angkatan melanjutkan rapat.

Hening. Literally hening.

Wendy mau ketawa rasanya, Taeyong yang selalu mengambil alih tanggung jawab angkatan mereka, kini akhirnya bisa istirahat. Aneh rasanya membayangkan kegiatan yang melibatkan teman satu angkatannya kali ini tidak mengandalkan komando dari Taeyong.

"okeee teman-teman, mari kita mengulang kejadian tiga tahun yang lalu saat pertama dan terakhir kalinya angkatan kita memilih ketua untuk bertanggung jawab atas nama angkatan" ujar Taeyong sambil berdiri di depan kelas memulai forum yang tanpanya, gak akan pernah mulai.

Pemilihan ketua kali ini berlangsung lumayan lama. Gaada yang mau jadi ketua karena projek ini adalah projek pertama angkatan mereka, apalagi hasilnya akan jadi nilai UAS mata kuliahnya pak Yunho. Yang artinya sangat dibutuhkan kerjasama tim yang baik, dan gaada satu pun dari mereka yang percaya diri bisa memandu 60 orang (yang setiap semester ada aja konflik internal yang terjadi) untuk menyelesaikan tugas bersama ini dengan tanpa masalah.

Udah lewat dari satu jam rapat, masih gak nemu titik terang, hampir gak nemu sih karena akhirnya Wendy menumbalkan dirinya setelah berkali-kali diajukan teman-temannya untuk jadi ketua

Hampir semua anak mengeluarkan puja puji untuk wendy demi menguatkan argumen pengajuan Wendy, padahal intinya satu, kalau dari kaum pria punya Taeyong yang jiwa kepemimpinannya udah mendarah daging, kaum wanita punya wendy yang sampai di tahun ketiga mereka kuliah bareng, gapernah punya konflik sekecil apapun dengan teman-teman angkatannya.

Walaupun Wendy bagian dari pertemanan Irene-Joy-Seulgi-Yeri yang sering mengajak atau diajak perang dengan wanita-wanita di satu prodi, di fakultas, ataupun dari luar fakultas, Wendy tetap bersih namanya dari hujatan. 

"oke teman-teman terimakasih sudah mempercayai saya atau bisa dibilang menumbalkan saya untuk menjadi ketua pelaksana projek angkatan kita, mohon kerjasama nya ya"

Tepuk tangan riuh menyambut kemenangan mereka tidak menjadi ketua pelaksana.

"oke pembahasan selanjutnya, kita akan menentukan tema kasar terlebih dahulu untuk menentukan lokasi projek kita, baru susun kepanitaian. oke yang per-" Wendy menghentikan bicaranya ketika melihat Nayeon mengangkat tangan

"maaf Wen menyela, tapi kayaknya bakalan kesorean deh kalau nentuin tema sekarang"

Anak-anak lain menggumam setuju

"mending nentuin berapa hari kita mau praktik ke lapangannya" lanjut Nayeon

"hah? Bukannya setiap tahun kating kita yang udah-udah cuma satu hari dilapangan?" Wendy mengerutkan keningnya

"iya anjir ngapain berhari-hari praktik lapangannya, yang penting kan ngolah hasilnya" ujar Doyoung

"tapi kalian dengar kan cerita pak Yunho tadi? Semua angkatan atas kita tuh hasilnya belum ada yang memuaskan, itu karena gak maksimal di lapangannya" terang Sana

"ya kita maksimalin lah di lapangannya, sehari juga bisa kalau kita fokus dan bener kerjanya" bela Joy yang masuk barisan anak malas praktik berhari-hari

"itu gabisa maksimal karena terbatas durasi, gak denger tadi pak Yunho bilang apa? Informasi paling banyak didapat itu justru saat malam hari, jadi mau gak mau kita harus bermalam di tempat" timpal Jeongyeon.

Lalu kubu 'gausah ribet lah ikut kaya yang udah-udah aja, kalau mau bagus buat lebih kreatif aja'

adu mulut dengan kubu
'kita harus dapet nilai yang lebih bagus, kita harus lebih extra dari angkatan-angkatan sebelumnya'

Baru beberapa menit jadi ketua pelaksana, Wendy mau nangis rasanya.



🕊



"kesel gak sih lo sama kubu nya Nayeon?" Joy memulai kajian perjulidan malam ini

Setelah rapat, Irene dkk beserta Johnny dkk makan malem bareng di kedai ayam penyet yang terlihat sepi. Karena mereka dateng bawa rombongan, mereka harus mencari tempat makan yang muat menampung mereka.

"iya anjir maunya nilai bagus, tapi mimpin project gamau" timpal Doyoung yang kali ini mendukung argument Joy, biasanya berantem mulu mereka.

"awas aja kalau nanti Wendy dijadiin boneka mereka buat ngatur project" ujar Seulgi

"yaudah yang penting kita bantu Wendy aja untuk projek ini" ujar Taeyong

"pasti lah" kata Joy

"gila yong, begini rasanya ngetuain anak anak angkatan? Belom apa-apa udah pusing gua" kata Wendy melas

"ini mah belom mulai kerja wen" kata Taeyong sambil ketawa


Wendy beneran sekaget itu. Wendy emang terbiasa disisi Taeyong jika memimpin rapat himpunan karena memang jabatan Wendy adalah sekretaris dan Taeyong adalah ketua. Tetapi, Wendy gak pernah mendapingi Taeyong ketika mengendalikan diskusi teman satu angkatan mereka. Lagipula, terakhir satu angkatan mereka bekerjasama itu satu tahun yang lalu, saat angkatan mereka di tahun ke dua, menjadi panitia ospek jurusan mahasiswa baru.

Disaat itu, Wendy hanya di kursi penonton bagian belakang, tidak pernah bergabung dengan debat panas. Gak seperti Irene, Joy, atau Seulgi yang walaupun tidak sering. Tapi kali ini, Wendy berada dihadapan meraka semua, yang saling bertatapan emosi jika argumen nya di sanggah.


"tapi kayaknya kali ini bakal lebih berat sih soalnya menyangkut nilai UAS" lanjut taeyong

"iya, kadang orang bisa jadi egois Cuma buat dapet nilai bagus" kata Jaehyun

"itu tuh Doyoung di masa lalu" celetuk Joy

"udah tobat gua jir" Doyoung mulai menaikan tensi nya

"tapi sifat lo yang itutuh gak seratus persen ilang doy, buktinya ...."

Joy dan Doyoung memulai pertengkaran mereka yang jadi hiburan bagi yang lain

🕊




Setelah mengobrol satu setengah jam, mereka memutuskan untuk pulang, Wendy dibonceng Taeyong seperti biasa, tapi kali ini Wendy ngerasa ada yang aneh dari Taeyong, dia lebih pendiem dari biasanya.

"udah selesai wen" ucap Taeyong tiba-tiba ditengah perjalanan mereka

"apanya selesai?" tanya Wendy sambil memajukan badannya agar bisa ngobrol sama Taeyong

Taeyong diem, dia tahu, tanpa menjelaskannya Wendy pasti bakal paham

Dan ya, seperkian detik selanjutnya wendy menghembuskan nafas berat

Ikutan galau

Itulah Wendy, definisi teman yang akan bahagia saat kita sedang bersuka cita, dan sedih saat kita berduka

"gue bego banget ya wen"

"lo cuma terlalu tulus sayang sama dia yong, jadinya bego"

"sama aja intinya wen"

Wendy ketawa, Taeyong juga

"Yong kalau lo butuh temen buat nge galau, gue besok kelas siang"

"masuk pagi juga lu bangun kesiangan Wen"

"I'm not kind of morning person"

"anak malem lo ya"

"sialan" Wendy mukul pelan helm Taeyong

Dan Taeyong tidak membelokan setir motornya ke rute seharusnya ia memulangkan Wendy, tapi ke entah rute mana ke tempat mereka nongki sambil minum wedang jahe hangat, sambil curhat.




To be continue

Pretty's on the Inside [ Wendy Son ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang