Chapter 11 - He why?

91.9K 3.1K 15
                                    


"Dan...Karna aku cemburu melihatmu bersama pria lain"

"Arghh! Itu hal yang paling memalukan! Kenapa aku tak sadar jika mengucapkan kalimat konyol itu" ucap Calvin sambil menjambak rambutnya frustasi.
Apa tadi dia bilang? Konyol? Sumpah itu pemikiran anak kecil banget ya nggak sih?.

Calvin saat ini sedang berada di kantornya ia sedari tadi memikirkan tentang kejadian kemarin siang. Hingga ia Sama halnya seperti orang yang sedang ngelantur.

"bagaimana sikapku nanti jika berpaspasan langsung dengan nya apakah harus dengan sikap cuek ku lagi?" tanyanya kepada diri sendiri.

"Kurasa...aku harus mencari seseorang yang mau mendengarkan ceritaku ini, aku tahu siapa yang harus kupanggil saat ini" gumamnya sambil mengambil benda pipih itu diatas meja kerjanya.

"Sam, hubungi Gavin dan suruhlah dia datang kemari" ucapnya lalu mematikan handponenya.

30 menit kemudian..

"Ceklek...." bunyi pintu yang dibuka.

Calvin langsung mendongak melihat siapa orang yang berani membuka pintu itu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Lalu saat ia lihat, ia langsung mengusap wajahnya kasar. Ya, dia Gavin memang itu kebiasaannya.

"Sudah berapa kali aku bilang kepadamu jika ingin masuk, ketuklah dahulu" ucap Calvin.

"Sorry, aku terlalu sibuk jika harus mengetuk pintumu terlebih dahulu" ucapnya tanpa bersalah sedikitpun.

"Ada apa kau memanggilku?" tanya Gavin to the point.

"Ya...aku ingin menceritakan sesuatu kepadamu" ucap Calvin lalu berjalan dan duduk di salah satu sofa diruang kerjanya.

"Katakan saja" ucap Gavin.

Lalu Calvin menceritakan semuanya kecuali bagian dimana ia mengatakan 'maaf' kepada Freya. Lalu setelah Calvin menceritakan semuanya, Gavin hanya menganggapinya dengan tawaannya. Hal itu membuat Calvin memukul perutnya Gavin.

"Aww.." ringis Gavin karna perutnya dipukuli oleh Calvin.

"Berhentilah tertawa" ucap Calvin sambil menatap Gavin datar.

"Baiklah.. aku tahu kau cemburu dengannya" ucap Gavin.

"Aku yakin jika kau sudah jatuh cinta dengannya" sambung Gavin lagi.

"Ck..jatuh cinta? Itu hal terbodoh Vin. Kau jangan konyol" ucap Calvin sambil menolehkan wajahnya kearah lain.

"Itu tidak konyol! Dan itu bukanlah hal terbodoh Vin.. Kau harus segera menemuinya sekarang" ucap Gavin.

"Untuk apa aku menemuinya sekarang?" tanya Calvin heran sambil mengernyitkan alisnya.

"Karna.. Saat aku menuju kesini, aku melihatnya bersama dengan seorang pria. Kau harus cepat! Jika tidak, kau akan kehilangan dia selama-lamanya " ucap Gavin serius sambil menatap Calvin.

"Apa!?" ucap Calvin dengan sangat terkejut. lalu ia langsung mengambil jas hitamnya dan langsung berlari tergesa-gesa, membuat semua karyawan kantor melihat gelagat atasannya yang sangat aneh.

"Cih..dasar kau Vin, aku tahu kalau kau sudah jatuh hati padanya. Hanya kau terlalu gengsi untuk mengatakannya" gumam Gavin sambil tersenyum mengembang.

Calvin langsung meniaki lift, ia terus mengumpat tak jelas. Untung disana tak ada orang satupun, jika ada pasti mereka menganggapnya sudah gila.

Saat bunyi 'ting' tanda lift sudah berhenti, ia melanjutkan larinya lagi menuju basement lalu cepat- cepat ia membuka pintu mobilnya, dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

The Cold Husband✅Where stories live. Discover now