Chapter 24 - Uninvited guests

64.2K 2.1K 12
                                    

Freya pulang dengan keadaan lesu, ntah kenapa setelah ia mengatakan hal itu kepada Calvin ia langsung merasa bersalah.

"Tak ada gunanya jika anak ini berada didalam rahimku!" kalimat itu yang terus berada didalam pikirannya.

"Kau darimana?" tanya Calvin tanpa mengalihkan perhatiannya kepada Freya.

"Kau tak perlu tahu" ucap Freya sambil berjalan tak menghiraukan pertanyaan Calvin.

Calvin hanya menghela nafasnya lalu bangkit dari duduknya dan menarik pergelangan tangan Freya dan membuat langkahnya terhenti.

"Aku minta maaf" ucap Calvin.

Kata kata itu membuat Freya membeku. Menurutnya ia sangatlah egois. Seharusnya dia yang meminta maaf saat ini, tapi apa? Calvin yang selalu meminta maaf kepadanya. Setetes air mata jatuh dipipi sebelah kanan Freya.

Freya berbalik melihat Calvin yang tertunduk sambil memegangi tangan kirinya. Freya melepaskan pegangan tangan Calvin dan memeluknya erat tak ingin pria didepannya ini pergi.

"Hiks.. Aku.. Harusnya aku yang minta maaf. Tapi kenapa?, kenapa kau selalu mengalah?" ucap Freya sambil sesunggukan menahan tangisnya.

"Karna kata maaf bukan untuk siapa yang bersalahkan?" ucap Calvin sambil mengusap punggung Freya.

"Tapi.."

"Sstt.. Sepertinya kau kecapekan kau butuh istirahat sekarang" ucap Calvin sambil melepaskan pelukan Freya.

Calvin menarik pergelangan tangan Freya dengan lembut dan menaiki anak tangga. Tetapi saat Calvin berada didepannya dan ia melihat kearah kerah baju Calvin terdapat bercak lipstik disana.

"Bercak lipstik Milik siapa itu? Kurasa aku tak pernah memakai warna lipstik semerah itu" batin Freya sambil terus melihat bekas itu.

"Apa jangan-jangan Calvin itu.. Ah! Tidak mungkin dia begitu, positive thingking aja Fre! Jangan membuat pertengkaran lagi, aku dan dia baru saja berbaikan camkan itu!"batin Freya kepada dirinya sendiri.

"Kenapa kau melamun? Apa ada hal yang kau pikirkan?" tanya Calvin sambil melambaikan tangannya dihadapan Freya.

"Ah-h ya? Kau barusan berbicara apa?" tanya Freya yang baru saja terbuyar dari lamunannya.

"Apa ada sesuatu yang kau pikirkan?" tanya Calvin sambil menaikkan kedua alisnya.

"T-tidak, aku sedang tak memikirkan apapun" ucap Freya sambil tersenyim simpul agar Calvin yakin dengan jawabannya barusan.

"Baiklah" ucap Calvin sambil menganggukkan kepalanya.

"Ting...tong..." bunyi bel mansion.

"Apa kau merasa memiliki tamu?" tanya Calvin lalu dijawab dengan gelengan kepala oleh Freya.

"Aku juga merasa begitu" ucap Calvin.

"Permisi Tuan, Nyonya" ucap kepala pelayan mansion mereka berdua yang membuat kedua orang itu menoleh kearahnya.

"Ada apa?" tanya Calvin.

"Ada tamu yang ingin bertemu anda Tuan" ucap kepala pelayan.

"Tamu?" ucap Calvin sambil menaikkan kedua alisnya.

"Ya, Tuan" ucap pelayan itu sambil membungkukkan badannya.

Calvin berjalan menuruni anak tangga dan melihat siapa tamu itu. Saat dia sudah sampai didekat ambang pintu, ia langsung memberhentikan langkahnya.

"Hai sayang" ucap seorang wanita diambang pintu lalu berjalan masuk dan mengahampiri Calvin.

"Kenapa kau membiarkan jal*ng ini masuk kemansionku?" ucap Calvin sambil memandang dingin kearah pelayan itu.

"M-maaf Tuan, saya kira dia adalah orang yang penting" ucap pelayan itu lalu membungkukkan badannya.

"Terserah kau mau mengataiku apa, saat kau telah mendengar ucapanku nanti pasti kau akan sangat terkejut" ucap Lexa, ya dia Lexa.

"Apa rencana busuk yang akan kau bilang kepadaku lagi huh?" ucap Calvin sambil memandanginya dingin.

"Ini bukanlah rencana busuk, tapi ini memanglah takdir yang sebenarnya" ucap Lexa sambil tersenyum smirk.

"Aku hamil anakmu" ucap Lexa sambil memegangi perutnya.

"Apa?" pekik Freya dari arah belakang Calvin. Ia sangat terkejut dengan kalimat yang dilontarkan oleh Lexa tadi.

Freya pov

Siapa yang bertamu kemansion ini? Tak seperti biasanya. Aku sangat penasaran, siapa tamu itu. Kulihat dari lantai atas tetlihat punggung tegap Calvin dari belakang. Dan tamu itu... Aku tak begitu terlihat dengan mukanya.

Aku menuruni anak tangga untuk menyambut tamu itu. Hinga aku mendengar kata-kta yabg seketika itu menyayat hatiku.

"Aku hamil anakmu" ucap wanita itu, aku langsung terpekik kaget mendengar ucapan wanita itu.

"Apa?" ucapku lalu berjalan kearah sana. Kulihat mereka berdua melihat kearahku. Dan aku melihatnya, melihat wanita itu dia Lexa.

Perkataan yang krmarin itu... Benar-benar terjadi. Begitu pikirku saat ini. Bagaimana ini? Apa mereka berdua akan menikah? Atau aku akan diceraikannya nanti?. Apa yang harus kulakukan dalam situasi seperti ini?. Aku benar-benar sangat bingung.

Author pov

"Kau jangan mencoba-coba untuk menipuku" ucap Calvin sambil mengepalakan tangannya.

"Aku tidak menipumu! Aku ini benar-benar hamil" ucap Lexa sambil memegang pergelangan Calvin tapi langsung ditepis kasar oleh Calvin.

"Itu bukan anakku! Tidak mungkin anakku ada dirahimmu" ucap Calvin dingin.

"Aku punya buktinya jika kau tak percaya" ucap Lexa lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini" ucapnya lalu menunjukkan barang seperti testpact, disana terlihat terdapat dua garis biru yang menandakan jika ia positive hamil.

"Aku tak percaya! Bisa saja jika ini hanyalah akal-akalanmu. Dan kau memanipulasi ini semua" ucap Calvin.

"Tak apa jika kau tak percaya. Tapi yang terpenting.." ucapnya lalu melirik kearah Freya.

"Ceraikan dia" ucap Lexa sambil memandang tajam kearahnya. Air mata yang dibendungi sedari tadi oleh Freya yang pada akhirnya jatuh juga.

"Jangan bercanda! Aku tak akan menceraikannya" ucap Calvin dengan suaranya yang lantang.

"Sam" panggil Calvin, lalu dengan segera Sam datang kesana lalu membungkuk kearah Tuannya.

"Ya Tuan" ucap Sam.

"Seret dia keluar dari sini dan jangan biarkan dia memperlihatkan wajahnya didepan wajahku lagi" ucap Calvin.

"Baik Tuan" lalu Lexa langsung diseret oleh Sam.

"Hey, apa apaan kau ini? Lepas! Aku ini akan menjadi Nyonya sebentar lagi disini! Jadi lepaskan atau kau akan kupecat" ucap Lexa asambil meronta-ronta untuk melepasakn cengkeraman dari Sam.

Setelah Sam dan Lexa tak terlihat lagi dari balik pintu, Calvin langsung membalikkan badannya dan melihat Freya yang menundukkan kepalanya.

"Kenapa kau begitu kepadanya? Dia akan menjadibistrimu sevebtar lagi" ucap Freya dengan suaranya yang lemah.

"Tidak akan, dia tak akan bisa menggantikan posisimu" ucap Calvin sambil berjalan melangkah mendekati Freya lalu memeluknya.

"Wanita yang kucintai satu-satunya didunia ini hanyalah kau, kau tak akan pernah tergantikan oleh siapapun" ucap Calvin sambil menambah memeluk erat Freya.

"Tapi bagaimana dengannya?" tanya Freya sambil sedikit sesunggukan.

"Dia hanyah memanipulasi ini semua, dia ingin rumah tangga kita ini hancur. Jadi kau tak perlu menghiraukannya" ucap Calvin sambil mengusap pucuk kepala Freya

"Baik, aku tak akan menghiraukannya" ucap Freya.

Disisi lain, tapi masih ditempat yang sama terlihat seorang pria bertopi yang mendengar itu semua. Ia langsaung menyunggingkan smirknya.

"Rencana selanjutnya" ucap pria itu lalu tersenyum devil.

To be Countinued!

The Cold Husband✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat