Mau berapa kali pun aku datang ke tempat ini sambil memeluk sebuket bunga, rasanya tetesan kecil yang membelah pipi secara beruntun tidak pernah enggan urung hadir kendati kerap kujejali ketenangan. Entah lewat memoar manis dan penyemangat.
Namun, hasilnya selalu sama; tersedu di bawah ketidakberdayaan.[]
YOU ARE READING
Meine Luft
Fanfiction[COMPLETED] Teruntuk udaraku yang pernah menghilang, Jung Hoseok. ©suyominie, 17-29 Agustus 2019.
